Berita Semarang
Pemkot Semarang Bentuk Sekolah Jujur Sekolah Saya untuk Edukasi Antikorupsi
Pemerintah Kota Semarang membentuk Sekolah Jujur Sekolah Saya dalam rangka edukasi antikorupsi. Kali ini, Pemkot baru membentuk enam Sekolah Jujur
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang membentuk Sekolah Jujur Sekolah Saya dalam rangka edukasi antikorupsi. Kali ini, Pemkot baru membentuk enam Sekolah Jujur Sekolah Saya. Rencananya, program ini akan menyeluruh di setiap sekolah.
Inspektur Pemerintah Kota Semarang, Trijoto Sardjoko mengatakan, program Sekolah Jujur Sekolah Saya baru pilot project di enam sekolah, diantaranya tiga SD dan 3 SMP.
Program ini bukan dalam bentuk pelajaran melainkan lebih mengedepankan nilai-nilai integritas dan kejujuran dalam bentuk kegiatan keseharian.
"Misalnya, ada kantin kejujuran, pojok kejujuran. Itu perlu ada di sekolah," papar Trijoto usai pembukaan Sarasehan Pekan Antikorupsi, di Ruang Lokakrida Balai Kota Semarang, Rabu (3/5/2023).
Pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk implementasi Sekolah Jujur Sekolah Saya. Inspektorat juga akan melakukan kontrol bersama Disdik sejauh mana penanaman nilai integritas dan kejujuran di sekolah.
"Kalau perlu dites untuk menguji integritas mereka, dan kalau perlu juga diberi penghargaan," ujarnya.
Saat ini, Inspektorat akan melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah secara masif terlebihdahulu. Setelah itu, program Sekolah Jujur Sekolah Saya akan diterapkan secara masif di setiap sekolah.
Di sisi lain, Inspektorat Kota Semarang saat ini tengah menggelar pekan antikorupsi dengan berbagai rangkaian kegiatan, antara lain lomba puisi, poster, film pendek yang diperuntukan bagi siswa SMP.
Kali ini, pihaknya juga menggelar sarasehan antikorupsi dengan menghadirkan berberapa narasumber dan berbagai elemen masyarakat sebagai peserta.
Pekan antikorupsi juga akan disi dengan nonton bareng (nobar) sebuah film.
"Filmnya dari KPK. Diharapkan, ada nilai integritas bagi anak-anak. Kami tujukan untuk anak-anak agar melekar sampai kapanpun," jelasnya.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, adanya pekan antikorupsi bisa menjadi edukasi kepada masyarakat. Pasalnya, korupsi bisa terjadi dimanapun.
"Hadir tadi ada organisasi wanita, organisasi kemasyarakatan, gapensi, organisasi agama, profesi, dan penyelenggara negara. Diharapkan mereka jadi agen perubahan di masing-masing bidang," paparnya.
Adapun pengawasan korupsi di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, Ita mengatakan, inspektorat selalu melakukan pengawasan. (eyf)
Baca juga: Cara Baru Ketahui Arah Kiblat Sholat Tanpa Kompas dan Aplikasi Tambahan, Cukup Gunakan HP
Baca juga: Dukung Pejuang PTN, Telkomsel Gelar Try Out Ujian Tulis Berbasis Komputer UNBK di 8 Kota
Baca juga: Bapenda Kota Semarang Targetkan Realisasi PBB Tembus Rp 350 Miliar Pada Akhir Mei 2023
Baca juga: Puisi Kuhadang Matahari D. Zawawi Imron
Nuryanti Pilu Memandikan Jasad Tetangga Korban Kebakaran Maut di Semarang: Dia Tersenyum |
![]() |
---|
Program 'Keluarga Cemara' Kota Semarang Mulai Berjalan, Ini Respon Para Ibu |
![]() |
---|
Wacana 6 Hari Sekolah Kembali Muncul, DPRD Kota Semarang Dorong Kajian Mendalam |
![]() |
---|
Kronologi Tahanan Kasus Pelecehan Seksual Tewas Dikeroyok 2 Temannya di Dalam Sel Polsek Genuk |
![]() |
---|
Pudakpayung dan Penggaron Belum Terhubung ATCS, Ini Penjelasan Dishub Kota Semarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.