Berita Jepara

Warga Karimunjawa Pro Tambak Udang Gelar Aksi di DPRD Jepara

Sejumlah masyarakat yang tergabung dalam Masyarakat Karimunjawa Bersatu menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Jepara, Selasa (2/5/2023).

Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: m nur huda
TRIBUNMURIA/YUNANSETIAWAN
Sejumlah warga Karimunjawa yang tergabung dalam Masyarakat Karimunjawa Bersatu berdemonstrasi di depan Gedung DPRD Jepara, Selasa (2/5/2023). Aksi ini menolak rencana penutupan tambak udang 

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Sejumlah masyarakat yang tergabung dalam Masyarakat Karimunjawa Bersatu menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Jepara, Selasa (2/5/2023).

Dalam aksi itu mereka menolak rencana Pemerintah Kabupaten Jepara menutup tambak udang yang berada di Karimunjawa

Beberapa orang yang mengikuti aksi membentangkan kertas bertuliskan ketidaksetujuannya atas rencana itu. 

Tak lama berorasi, perwakilan dari aksi itu diminta masuk ke Ruang Serbaguna DPRD Jepara untuk beraudiensi dengan anggota dewan.

Dalam kesempatan itu, Ketua Persatuan Tambak Udang Se Karimunjawa, Teguh Santoso mengatakan, keberadaan tambak udang di Karimunjawa sudah lama. Bahkan tambak udang itu sudah ada sebelum banyak destinasi wisata di Karimunjawa. Tambak udang, kata dia, sudah ada sejak tahun 1986.

Namun kini, dia keberatan dengan sejumlah pihak yang sangat bernafsu memutup tambak udang di Karimunjawa. Masyarakat yang kontra tambak udang menilai keberadaan tambak udang telah mencemarai lingkungan Karimunjawa

Atas penilaian itu, Teguh meragukan validitas tuduhan itu. Pasalnya, pihak yang tidak kontra tambak tidak membuktikan secara pasti hasil-hasil limbah tambak udang yang telah mencemari lingkungan.

“Yang ada hanya diduga. Kan itu tidak jelas. Kevalidannya dipertanyakan,” ujarnya.


Dia mengungkapkan tambak udang telah menjadi sandaran ekonomi warga setempat. Saat ini, lanjutnya, ada 33 titik tambak udang. Tidak semua tambak udang itu milik warga Karimunjawa. 18 di antaranya memang milik investor. Kendati demikian, tambak udang tersebut memperkerjakan warga setempat. Satu tambak udang setidaknya memperjakan 10 orang.

“Jadi ada 330 kepala keluarga yang bergantung ekonominya pada tambak udang,” ucapnya.


Menurutnya, jumlah itu bisa lebih anak jika dihitung tiap anggota mereka. Seandainya tiap kepala keluarga memiliki anak empat, 330 kepala keluarga tinggal dikalikan empat. Artinya ada banyak orang yang mengandalkan tambak udang sebagai sumber penghidupan.


Untuk itu, pihaknya sangat keberatan apabila tambak udang tersebut ditutup.

Adapun hal-hal negatif yang disebabkan dari tambak udang, ujarnya, pihaknya bersedia dikritik. Namun kritik itu juga harus dibarengi solusi. Bukan langsung dibinasakan.

Dia mencontohkan keberadaan pabrik tahu yang menyebabkan pencemaran udara karena limbah dari produksi tahu. Apakah pemerintah menutup pabrik tahu itu sebagai solusi?

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved