Mayat Dicor di Semarang
Husen Beri Sebungkus Rokok untuk Jessie Pujaan Hati Usai Bunuh Bos Galon Semarang, Sorot Wajah Beda
Muhammad Husen (28) pembunuh Irwan Hutagalung (53) bos isi ulang galon di Kota Semarang memiliki sosok pujaan hati
Penulis: iwan Arifianto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Muhammad Husen (28) pembunuh Irwan Hutagalung (53) bos isi ulang galon di Kota Semarang memiliki sosok pujaan hati.
Wanita tersebut bernama Jessie.
Mereka kenalan saat sama-sama bekerja di sebuah Warmindo, di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Kepada Jessie, Husen sempat memberikan sebungkus rokok sehari setelah ia membunuh bos galon.
Baca juga: Tetangga Ungkap Detik-detik Perilaku Husen Sebelum Mutilasi dan Cor Mayat Bosnya di Semarang
Baca juga: Husen Rencanakan Pembunuhan Irwan Bos Galon Semarang 4 Hari Sebelum Peristiwa, Klaim Ia Diancam

Berikut ini kala Jessie blak-blakan mengenai sosok Husen kepada Tribunjateng.com, Kamis (11/5/2023).
Husen sebenarnya dikenal sebagai sosok yang baik, setidaknya di mata rekan-rekan tempat kerja sebelumnya di sebuah warung mie Indonesia (Warmindo), Jalan Mulawarman Selatan, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Di tempat kerja tersebut, Husen memiliki panggilan akrab Mas Kuncir.
Panggilan tersebut melekat di diri Husen hingga cukup dikenal oleh para pelanggan Warmindo.
"Iya, sini kenalnya mas Kuncir."
"Dia baik dan ramah sama pelanggan, sehingga ketika ada berita dia bunuh bosnya semua pada kaget," beber bekas rekan kerja Husen, Jessie (22) kepada Tribunjateng.com, Kamis (11/5/2023).
Keramahan Husen atau Mas Kuncir kepada pelanggan terbukti saat kasus itu mencuat, banyak pesan atau direct message (DM) yang masuk ke akun media sosial Warmindo serta akun pribadi Jessie.

Mereka bertanya kebenaran berita tersebut.
Hampir seluruh pelanggan tidak percaya atas tindakan Husen yang membunuh bosnya.
"Secara fisik agak kurang karena Mas Kuncir tubuh sisi kirinya agak cacat, terutama tangan."
"Sehingga kami kaget dia bisa melakukan tindakan seperti itu," ujarnya.
Dia berucap, mengenal kedua orang yang menjadi pelaku dan korban pembunuhan.
Kuncir dikenalnya saat kerja bersama, sedangkan kenal Irwan lantaran memasok galon isi ulang serta gas elpiji.
"Kuncir selain lucu ya pendiam, kalau korban memang cuek," terangnya.
Kuncir bekerja di Warmindo tersebut selama 4 bulan.
Dia keluar pada Februari 2023, lalu pindah kerja di Salatiga.
Penyebab keluar dari tempat kerja itu lantaran Kuncir merasa menjadi sasaran amarah bosnya.
"Bukannya bela bos, Kuncir memang salah menangkap saja, bos marahi mungkin maksudnya menasihati," paparnya.
Kuncir lantas pindah kerja di Salatiga di bidang yang sama yakni menjadi penjaga warung.
Dia bekerja di sana tak lama karena setelah itu pindah ke usaha galon milik korban, AHS Arga Tirta di Mulawarman Raya, Tembalang, Kota Semarang.
"Karena tempat kerja di galon dekat dengan sini, Kuncir ya sering main ke sini," beber Jessie kepada Tribunjateng.com, Kamis (11/5/2023).
Sebelum peristiwa pembunuhan terjadi, Husen sempat berulang kali main ke bekas tempat kerjanya.
Di tempat itu, dia bertemu dengan Jessie dan tukang parkir tempat tersebut.
Dalam pertemuan itu, Husen sempat bercerita mendapatkan perlakuan kekerasan oleh bos galonnya.
"Dia cerita ke tukang parkir, bukan ke saya, tapi secara fisik saya lihat tangannya ada bekas sulutan rokok."
"Saya pribadi tidak tanya karena Kuncir lebih suka memendam masalah, ia cerita kepada orang tertentu saja," cetusnya.
Jessie mengatakan, terakhir berkomunikasi dengan Kuncir persis sehari selepas peristiwa pembunuhan yakni pada Jumat (5/5/2023) malam.

Husen datang ke tempatnya bekerja dengan membawakan satu bungkus rokok Surya.
Ia sempat menolak pemberian tersebut tetapi Kuncir tetap memberikannya.
Selepas itu, ia pergi entah ke mana.
Ia tak lama di tempat tersebut lantaran Jessie sedang sibuk melayani pelanggan di Warmindo yang ramai.
"Saya juga sempat WhatsApp ke korban mau order 4 galon, 2 gas, tapi sudah centang satu."
"Malamnya Kuncir ke sini bawa rokok," terangnya.
Kendati sebentar di Warmindo, Jessie sempat melihat sorot wajah Kuncir berbeda dengan biasanya.
Wajah Kuncir seperti alami beban berat.
"Aku orangnya tidak tegaan, ngelihat gitu sebenarnya tidak tega," tuturnya.
Jessie mengungkapkan, Kuncir memang memiliki rasa terhadapnya.
Hal itu ditunjukkan dengan perlakuan berbeda yang diberikan kepadanya.
"Dia baik sekali."
"Pintar gambar, makanya sering gambar wajah saya."
"Wallpaper komputer kantor juga dipasang wajah saya," ungkapnya.
Jessie sebagai teman tentu kaget atas peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh Kuncir.
Hanya saja, dia menilai kondisi Kuncir memang sudah sangat marah atau dendam.
Kuncir juga menganggap sudah tidak memiliki keluarga.
Meski, sebenarnya ada ayah dan saudara kandungnya di Banjarnegara.
Kondisi tersebut mungkin menjadi pendorong atas perbuatan nekatnya.
"Orangnya baik tidak begitu, mungkin dia dendam banget," imbuh Jessie.
Cerita Warga Sebelum Pembunuhan
Terpisah, warga sekitar tempat lokasi pembunuhan menceritakan aktivitas Husen di detik-detik sebelum pembunuhan.
Sebelum membunuh bosnya, Husen tampak sibuk membersihkan galon kosong depan toko, Jalan Mulawarman Raya, Tembalang.
"Saya ketika itu sedang makan di angkringan sebelah toko bareng suami, sekira pukul 20.00 sampai pukul 21.30, saat jam segitu dia (Husen) sedang sibuk bersihkan galon," ucap Dian Ayu Ningrum Sari (27).
Tersangka pembunuhan Husen sempat berkata, membunuh korban Irwan pada Kamis (4/5/2023) malam sekira pukul 20.30.
Di waktu tersebut, Dian yang berada di dekat lokasi tidak mendengar keributan atau suara yang mencurigakan.
"Memang pak Irwan tidak tampak, pintu toko cuma kebuka sedikit," paparnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (11/5/2023).
Dian menuturkan, rumahnya berada persis di depan lokasi kejadian.
Selama depo isi ulang air galon dan gas elpiji milik korban Irwan beroperasi, belum pernah sekalipun melihat korban memukul atau memarahi karyawannya.
"Apalagi ke Husen, saya tidak pernah lihat," jelasnya.
Dian dan keluarganya memang lumayan akrab dengan korban Irwan.
Kendati Irwan dikenal memiliki sifat keras, tetapi selalu diimbangi keluarganya dengan bersikap ramah.
"Kalau sama saya orangnya baik, tidak pernah ada masalah meskipun kelihatan kaku," terangnya.
Korban dikenal juga jarang tersenyum.
Bahkan, Dian baru pertama kali melihat senyum korban dua hari sebelum dibunuh.
Momentum langka itu diperoleh Dian saat mengantarkan bingkisan syukuran.
"Ada selamatan di rumah, lalu saya antarkan bingkisan."
"Saat itu pak Irwan tersenyum."
"Baru satu kali itu melihat senyum pak Irwan selama kenal dua tahun di sini," bebernya.
Sedangkan interaksinya dengan Husen juga terjadi hanya satu kali yakni saat membeli gas elpiji sekaligus memasangkannya di rumahnya.
"Habis itu saya bilang terima kasih, Husen jawab ya sekadarnya, orangnya memang pendiam," tuturnya.
Warga sekitar lokasi, Jehaniko mengatakan, tempat usaha isi ulang galon milik korban memang sering gonta-ganti karyawan.
"Sering ganti orang, alasannya tidak tahu," bebernya.
Tribunjateng.com mengkonfirmasi pula kepada Yuliati (43) warga Gondang Timur, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang.
Dia adalah saksi utama dalam kejadian tersebut.
Namun, dia enggan diwawancarai sebab masih trauma berat atas kejadian tersebut. (*)
Baca juga: Yuan Mulai Geser Dominasi Dolar, Berikut Daftar Negara yang Pakai Yuan, AS Ketar-Ketir
Baca juga: Usia 11 Tahun Sudah Lulus S2, Inilah Adhara yang IQ-nya Melebihi Enstein, Dulu Dibully Dinilai Aneh
Tak Puas Vonis 20 Tahun Terhadap Husen Pembunuh Bos Galon Semarang, JPU Ajukan Banding |
![]() |
---|
Terancam Hukuman Mati, Husen Pembunuh Bos Air Minum Isi Ulang Mulai Sidang Perdana di PN Semarang |
![]() |
---|
Momen Husen Tersangka Mayat Dicor Semarang Tak Berani Tatap Imam Pedagang Angkringan Tempat Curhat |
![]() |
---|
Psikologis Terlihat Normal, Husen Akan Tetap Mengikuti Tes Kejiwaan Usai Bunuh Bosnya Secara Keji |
![]() |
---|
Pembunuhan Mayat Dicor Semarang Memperagakan 102 Adegan, Husen Membunuh Korban Selepas BAB |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.