Tingkatkan Hasil belajar Materi Unggah Ungguh Melalui Metode Praktik

Widiyati, S.Pd

Guru  SMAN 1 Godean - Kulon Progo

Tingkatkan Hasil belajar Materi Unggah Ungguh Melalui Metode Praktik

Berdasarkan PP Gubernur  DIY Nomor. 64 tahun 2013, Mata pelajaran Bahasa Jawa sebagai muatan lokal wajib di sekolah atau madrasah jenjang SD, SMP, sampai SMA/MA/SMK.  Berdasrkan PP Gubernur ini tujuan dari pembelajaran bahasa Jawa antara  lain adalah berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika dan tata bahasa yang baikdan benar; menghargai dan menggunakan Bahasa Jawa sebagai sarana berkomunikasi,

Dengan adanya pembejalaran Bahasa Jawa para peserta didik diharapkan bisa memfaatkan ilmu yang yang berkaitan dengan sikap atau tata krama, unggah ungguh, dan babagan bahasa, sastra serta budaya Jawa. Di kegiatan pembelajaran bahasa Jawa kelas X terdapat kompetensi dasar yang materi pokoknya adalah unggah –ungguh.

Pada KD ini peserta didik diharapakan bisa menstimulasikan berbahasa Jawa dalam keluarga, sekolah, dan  masyarakat dengan unggah ungguh. Unggah- ungguh ini salah satu dari penerapan pendidikan karakter pada peserta didik. Pendidikan karakter sangat penting sekali ditanamkan pada peserta didik sejak dini.   Pendidikan karakter bisa dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Dengan penanaman  pendidikan karakter sejak dini, peserta didik akan mempunyai jati diri yang unggul.  Peserta didik juga memiliki sikap yang mencerminkan akhlaq mulia. Salah satu bentuk pendidikan karakter yang sangat penting adalah membiasakan peserta didik untuk selalu menggunakan unggah- ungguh atau tata krama.  Salah satunya  unggah ungguh adalah menggunakan bahasa Jawa.  Diharapkan ketika peserta didik berkomunikasi dengan orang lain bisa mengunakan bahasa Jawa dengan baik dan benar.

SMAN 1 Godean merupakan salah satu SMA favorit di Godean, Sleman. Sejak 2006 sampai dengan saat ini Bahasa Jawa menjadi mata pelajaran muatan lokal. Dengan pembelajaran bahasa Jawa bisa membentuk karakter peserta didik, terutama kaitannya dengan unggah ungguh. Pada saat ini  unggah-ungguh para peserta didik khususnya di SMAN 1 Godean sudah baik, sebagaian  para peserta didik  sudah bisa menggunakan bahasa Jawa untuk komunikasi sehari hari dengan baik. Proses untuk menanamkan cinta dan mau menggunakan bahasa Jawa sangat tidak mudah, pendidik atau guru bahasa Jawa harus bisa menerapakan medel belajar yang tepat.

Dan pendidik menerapakan model pembelajaran langsung, di mana pendidik selalu memberikan contoh untuk selalu berkomunikasi dengan peserta didik menggunakan unggah-ungguh bahasa Jawa yang benar. Baik itu saat kegiatan pembelajaran di kelas maupun kamuniksi di luar kelas. Dan bentuk lain juga secara tertulis, peserta didik dibiasakan mengirim pesan melalui whatshapp juga menggunakan bahasa Jawa yang benar.

Di sini juga peran pendidik membenarkan pesan yang kurang tepat penggunaanya, belum sesuai kaedah bahasa yang benar. Dengan begitu apeserta didik akan terbias menggunakan bahasa Jawa karena langsung praktik berkomunikasi langsung. Begitu juga antar peserta didik, ketika pembelajaran bahasa Jawa peserta didik harus selalu berkomunikasi dengan bahasa Jawa, missal sesama peserta didik bisa menggunakan bahasa Jawa krama atau bahasa Jawa ngoko alus, tetapi pada guru siswa harus menggunakan bahasa jawa krama alus.

Dan pada saat pembelajaran langsung  materi unggah ungguh peerta didk juga diwajibkan menstimulasi penggunaan bahasa Jawa di depan kelas secara berkelompok dan kelompok lain atau peserta didik lainnya mengamati dan bisa memberi tanggapan positif. Dengan demikian peserta didik akan berusaha semaksimal mungkin menggunakan baha Jawa dengan baik dan benar. Dari model pembelajaan langsung dan praktik langsung ini ternyata ada peningkatan yang signifikan terhadap nilai kognitif dan nilai keterampilan. (*)