Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Mayat Dicor di Semarang

Husen Peragakan 60 Adegan Pembunuhan Bos Galon hingga Mayatnya Dicor di Semarang

Dalam Pra-rekontruksi kasus mayat dicor di Semarang yaitu pembunuhan bos galon dilakukan sebanyak 60 adegan.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: m nur huda
TribunJateng.com/Iwan Arifianto
Pelaku pembunuhan mayat dicor Semarang, Muhammad Husen (28) tampak tersenyum saat hadir di konferensi pers di kantor Polrestabes Semarang, Rabu (10/5/2023). 

Namun, ia menyebut, setalah merenung di penjara barulah tersadar.

"Setelah mendekam di penjara saya renungi saya salah makanya minta maaf," bebernya. 

Pintu Maaf untuk Husen Sudah Tertutup, Keluarga Irwan Jengkel

Keluarga korban pembunuhan mayat dicor Semarang Irwan Hutagalung (53) sempat membuka pintu maaf ke Husen tersangka pembunuhan.

Namun, pintu maaf itu sudah tertutup selepas Husen memberikan pernyataan heboh lantaran mengaku puas membunuh korban ketika diwawancarai wartawan di kantor Polrestabes Semarang, Rabu (10/5).

Perwakilan keluarga Irwan Hutagalung, Tulus Hutagalung mengatakan, dari awal sudah memaafkan Husen tapi saat diwawancarai media tidak tampak ada penyesalan.Hal itu yang membuat pihaknya jengkel.

Terlebih, Husen sempat memberikan pernyataan merasa puas membunuh korban.

"Itu Kami sesalkan, padahal kami manusia biasa bisa saja memaafkan. Namun, semoga dia dihukum seberat-beratnya," katanya kepada Tribunjateng.com di lokasi pembunuhan, Jumat (12/5).

Ia mengungkapkan, semasa hidup korban aktif di kegiatan keluarga Batak.Korban aktif mengikuti arisan bulanan di komunitasnya. Terakhir, korban ikut arisan pada 30 April 2023di Brotosari, Semarang.

"Kami terpukul sekali keadaan ini. Istri beliau lagi sakit. Makanya kasus ini tidak limpahkan ke istirnya takut stroke," bebernya.

Tulus menyebut, korban juga meninggalkan dua anakmasing-masing anak pertama kuliah di Depok, Jawa Barat ambil Keimigrasian Poltekim.Sedangkan anak bungsunya masih kelas tiga SMP.

"Meski sangat terpukul, kami apresiasi kerja polisi.Selajutnya kasus hukum serahkan ke polisi didampingi Pemuda Batak Bersatu (PBB)," jelasnya.

Ketua DPC Pemuda Batak Bersatu (PBB) Kota Semarang, M. Manurung membantah keterangan tersangka dalam konferensi pers di kantor Polrestabes Semarang beberapa hari lalu.

Ia mengaku, sudah mengenal korban sejak kuliah sehingga dapat menyimpulkan korban adalah orang yang baik.

"Kami kenal korban memiliki kepribadian baik. Kami kenal lama, tidak satu dua bulan tapi bertahun-tahun," jelasnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved