Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Asosiasi Unggas Ungkap Penyebab Harga Telur Tinggi

Harga telur di Jawa Tengah mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Di Kota Semarang, di antaranya.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
idayatul rohmah
Pedagang di Pasar Peterongan Semarang tampak sedang merapikan telur dagangannya, Senin (15/5/2023). Tribun Jateng/Idayatul Rohmah  

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Harga telur di Jawa Tengah mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Di Kota Semarang, di antaranya. Berdasarkan pantauan tribunjateng.com, harga telur bahkan menembus angka Rp 32.000/Kg.

Harga tersebut terpantau lebih tinggi dibandingkan saat momen ramadan dan lebaran 2023 lalu yang rata-rata di kisaran Rp 28.000/Kg.

Terkait dengan kenaikan harga telur ayam belakangan ini, Asosiasi Koperasi Unggas Sejahtera Kendal yang memasok telur di berbagai daerah di Jawa Tengah menyebutkan kenaikan yang tejadi sekarang ini sudah menjadi hal biasa.

Ketua Asosiasi Koperasi Unggas Sejahtera Kendal Suwardi menyebutkan kenaikan itu di antaranya seiring dengan meningkatnya permintaan di tengah mulai ramainya berbagai kegiatan masyarakat.

"Kenaikan harga telur ini sudah biasa karena ayam tua banyak yang di-afkir. Kemudian juga hajatan masyarakat dimulai semua," kata Suwardi dihubungi tribunjateng.com, Senin (15/5/2023).

Disebutkan Suwardi lebih lanjut, yang menjadikan harga telur naik belakangan ini juga berkaitan dengan biaya ongkos produksi yang meningkat.

Sehingga, kata dia, harga telur bisa menyentuh angka Rp 32.000/Kg.

Suwardi menyebutkan, kenaikan tertinggi ini terjadi pada Minggu (14/5) kemarin. Sedangkan hari ini, disebutkan, harga menunjukkan adanya penurunan.

"Di sini kita juga berhitung berkaitan dengan biaya ongkos produksinya, sudah naik semuanya.

Kemudian harga telur sampai Rp 32.000/Kg itu paling cuma sehari kemarin, sekarang sudah mulai melandai. Trennya turun lagi di kandang," sebutnya.

Di sisi itu, Suwardi menyebutkan, harga telur di kandang atau di tingkat peternak sendiri saat ini di kisaran Rp 27.000/Kg.

Dia menyebutkan, dengan harga ini, harga telur tertinggi di tingkat konsumen yakni di kisaran Rp 30.000/Kg.

Menurut Suwardi, harga telur sendiri dimungkinkan masih bisa mengalami penurunan. Namun jelasnya, tak sampai di bawah Rp 25.000/Kg.

"Harga harusnya mulai turun, tapi tidak drastis karena kalau kebablasan susah juga.

Ini memang bukan peternak menaikkan, tapi permintaannya yang kebetulan bersamaan. Tetapi sekarang stok sudah mulai ada makanya harga mulai melandai," terangnya.

Sementara itu Suwardi menambahkan, untuk menstabilkan harga telur, para peternak sendiri mengharapkan pemerintah mendorong stabilisasi pasokan dan harga komoditas pangan.

Utamanya yakni pada jagung yang menjadi pakan ternak.

"Kedepan kami harap peraturan Badan Pangan (Nasional RI) nomor 5 tahun 2022 perlu dievaluasi berkaitan biaya ongkos produksinya, bukan harga telurnya.

Karena semua itu bermuara dari biaya ongkos produksi, bukan hasil akhirnya.

Peternak mengharap ada SPHP jagung agar dikembalikan ke harga Rp 5.000 sehingga nanti di SPHP telurnya Rp 25.000/Kg dan sampai konsumen Rp 28.000/Kg. 

Harga jagung sudah tembus Rp 6.000, pakan pabrik juga naik," imbuhnya.

Adapun di sisi itu, terkait dengan kenaikan harga ayam potong saat ini Suwardi juga menyebutkan masih wajar.

Hal itu mengingat ongkos produksi yang cukup tinggi.

"Harga ayam sebetulnya dengan harga Rp 38.000 - Rp 40.000/Kg wajar, karena memang disitu kembali pada biaya ongkos produksinya, bukan hasil akhirnya," imbuhnya. (idy)

Baca juga: KPU Jateng Terima Kunjungan Audiensi Perhimpunan Mahasiswa Katholik Sanctus Gregorius

Baca juga: UMP Berasama RJI Gelar Workshop Jurnal Ilmiah

Baca juga: 281 Polisi RW Dilantik Kapolres Kudus, Ini Tugas Mereka

Baca juga: Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing: Konsep dan Implementasi

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved