Berita Semarang
Mbak Ita Tekan Angka Inflasi Turun Lewat Gerakan Pangan Murah
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu berupaya menekan angka inflasi agar semakin turun melalui gerakan pangan murah.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu berupaya menekan angka inflasi agar semakin turun melalui gerakan pangan murah.
Kali ini, gerakan pangan murah digelar di Balai Kota Semarang atas kerjasama Pemerintah Kota Semarang dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Provinsi Jawa Tengah, Jumat (19/5/2023).
"Ini upaya untuk tingkat inflasi dijaga agar semakin turun. Inflasi year on year nasional 4,33 persen. Diharapkan semakin turun," ucap Ita.
Jika inflasi turun, sambung dia, daya beli masyarakat semakin bagus. Di Kota Semarang, gerakan pangan murah terus menerus dilaksanakan. Bahkan, saat ini menyasar tempat ibadah seperti masjid, gereja, pura.
"Saat ini, dibantu Bapanas dan Dishanpan Provinsi mengadakan acara ini. Diharpakan akan terus menerus sehingga upaya ini bisa memberikan dampak positif kepasa masyarakat," paparnya.
Kepala Dishanpan Jawa Tengah, Dyah Lukisari mengatakan, provinsi mendapat alokasi anggaran dari Bapanas untuk menyelenggarakan gerakan pangan murah di 20 kabupaten/kota. Satu diantaranya di Kota Semarang. Dia pun menggandeng berbagai pihak untuk menggelar kegiatan ini.
Selain kegiatan pangan murah, Pemprov juga mempunyai cadangan pangan yang alokasinya digunakan untuk cadangan pangan masyarakat berupa gabah.
"Untuk Kota Semarang yang lolos verifikasi ada 27 kelompok. Terima 2,2 ton per kelompok. Sedang kami proses pengadaan gabahnya. Kami upayajan agar didropping Kota Semarang," papar Luki, sapaanya.
Selain itu, lanjut dia, ada bantuan oangan dari program Bapanas berupa beras, telur, dan daging untuk seluruh provinsi di Indonesia.
Penyaluran beras melalui Bulog. Sedangkan, penyaluran telur dan daging melalui PT Pos Indonesia.
"Penyaluran telur dan daging tiga tahap sampai Juni. Beras masuk tahap 2, telur dan daging baru selesai tahap 1," ucapnya.
Luki menguraikan, Kota Semarang mendapat alokasi bantuan untuk 4.400 penerima. Bantuan ini diperuntukan bagi keluarga stunting. Hanya saja, angka stunting di Kota Semarang hanya 1.200. Sehingga sisanya dibagikan kepada ibu hamil yang masih kekurangan gizi, gizi buruk, mapun kekurangan energi kronis (KEK).
"Untuk beras, alokasinya 58 ribu keluarga penerima manfaat (KPM). Per KPK terima 10 kilogram. Untuk telur teeima 10 butir, daging 1 kilogram per satu tahap," sebutnya. (eyf)
Baca juga: Momen Pemain Timnas U22 Indonesia Sholat Berjamaah di Pinggir Lapangan, Panas Terik Tak Menghalangi
Baca juga: Koordinasi FKDM Kabupaten Klaten untuk Menjaga Kondusifitas Pilkades 2023
Baca juga: Mantap! Pemkab Cilacap Berhasil Pertahankan WTP dari BPK RI Tujuh Kali Berturut-Turut
Baca juga: Buah Bibir : Ini Alasan Kenapa Natasha Rizky Ditalak Cerai Desta
Upacara PTDH Belum Digelar, Robig Zaenudin Pembunuh Pelajar Semarang Masih Digaji sebagai Polisi |
![]() |
---|
Politeknik Negeri Semarang dan FORHATI Jawa Tengah Kolaborasi Dukung UMKM Lewat Digital Marketing |
![]() |
---|
Anak Muda Bikin Hidup Pekojan Semarang di Malam Hari, Dari Jalan Sepi Jadi Street Coffee Skena |
![]() |
---|
Seminar Kepemimpinan dan Literasi 2025, Wali Kota Semarang Sampaikan Ini |
![]() |
---|
Workhsop Batik Motif Semarangan Warnai Perayaan Hari Batik Nasional di Harris Hotel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.