Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Dongeng Sebelum Tidur Kisah Raja Nusa dan Pangeran Taka

Dongeng sebelum tidur Putri Hening dan Pangeran Taka.Dahulu kala, Raja Nusa mempunyai seorang putra bernama Pangeran Taka. Sang pangeran suka sekali

Penulis: Ardianti WS | Editor: galih permadi
Majalah Bobo
Dongeng Sebelum Tidur Kisah Raja Nusa dan Pangeran Taka 

Pangeran Taka akhirnya yakin, kalau burung bulbul itu yang berbicara, dan bukan hantu. Ia menduga, mungkin dewa akan menolongnya melalui burung bulbul itu. Pangeran Taka lalu bercerita pada burung bulbul itu, bahwa ia kena kutuk seorang nenek. Tubuhnya lemah dan sakit-sakitan kecuali ia berhasil membuat Putri Hening bicara.

“Sampai saat ini, aku tidak mendapat ide. Aku tak tahu cara membuat Putri Hening berbicara,” kata Pangeran Taka.

Burung bulbul itu menjawab, “Tidak perlu khawatir, Pangeran. Pergilah sekarang ke kastil dan bawa aku bersamamu. Putri Hening memakai tujuh kerudung yang menutupi wajahnya. Tidak ada yang pernah melihat wajahnya, dan Putri Hening sendiripun tidak pernah melihat siapa pun. Letakkan aku di kandangku di bawah tiang lampu berdiri di sudut kamar.”

Lalu, bulbul itu berkata lagi, “Tanyakanlah kabar sang Putri. Tentu saja Putri tidak akan menjawab. Tapi Pangeran berbicaralah dengan kap lampu berdiri itu. Nanti, aku yang akan menjawabnya.”

Pangeran Taka mengikuti nasihat burung bulbul. Ia langsung menuju ke istana Raja Dompi, ayah dari Putri Hening. Ketika Raja Dompi bertemu Pangeran Taka, ia mencoba mencegah sang pangeran untuk bertemu putrinya.

“Ribuan pemuda telah mencoba membuat putriku bicara. Tapi semua sia-sia. Padahal aku sudah terlanjur berjanji. Siapapun yang bisa membuat putriku bicara, dia akan kuangkat menjadi penggantiku di kerajaan ini. Tetapi kalau gagal, ia harus dihukum kurungan dalam penjara bawah tanah,” kata Raja Dompi agak menyesal dengan janjinya itu.

Pangeran Taka telah bertekad untuk membuat Putri Hening bicara. Ucapan Raja Dompi tidak membuat ia mundur. Maka Raja Dompi lalu memanggil pengawalnya untuk membawa Pangeran Taka ke tempat Putri Hening.

Ketika malam tiba, pengawal Raja Dompi membawa Pangeran Taka ke ruangan milik Putri Hening. Pangeran Taka masuk ke dalam dan pengawal menunggu di luar.

Pangeran Taka meletakkan sangkar burung bulbul di bawah tiang lampu berdiri. Ia lalu melangkah mendekat ke kursi Putri Hening. Sang putri duduk diam dan tertutup kerudung tujuh lapis dari kepala sampai ke pinggangnya.

Pangeran Taka berlutut di depannya dan mulai berbicara. Pangeran Taka menanyakan keadaan sang putri. Ia juga bercerita tentang siapa dirinya dan berbagai hal lainnya. Seperti yang diduga, sang putri tidak menjawab sepatah katapun.

Pangeran Taka lalu berkata,

"Saya sudah bercerita banyak sekali, tapi Putri belum menjawab apapun. Baiklah, tidak apa-apa. Aku akan bicara pada lampu ini saja. Meskipun lampu tidak punya jiwa, mungkin dia lebih punya perasaan,” kata Pangeran Taka.

Sang pangeran lalu melangkah ke sudut ruangan dan menyapa lampu yang berdiri di sana.

"Hai, Lampu, bagaimana kabarmu?"

Tiba-tiba terdengar suara jawaban, “Cukup baik, Pangeran. Sudah bertahun-tahun tidak ada seorangpun yang bicara padaku. Aku sangat senang karena hari ini ada pangeran yang mengajakku bicara. Sebagai balas budi, maukah Pangeran mendengar ceritaku?”

“Apa yang ingin kau ceritakan, Lampu?” tanya Pangeran Taka.

Kembali terdengar jawaban, "Aku akan bercerita tentang seorang raja yang memiliki seorang putri...” kata suara itu. Si burung bulbul yang berada di bawah lampu, lalu mulai bercerita...

Suatu ketika, ada tiga pangeran yang melamar sang putri. Raja lalu berkata, siapa yang mendapatkan pengalaman terbaik, dialah yang bisa menjadi suami sang putri.

Ketiga pangeran itu lalu pergi bersama-sama mencari pengalaman. Enam bulan kemudian, mereka tiba di sebuah mata air. Mereka berpisah di mata air itu dan mengambil jalan sendiri-sendiri. Sebelum berpisah, mereka meletakkan cincin mereka di bawah batu. Mereka berjanji, akan kembali ke tempat itu enam bulan kemudian, dan mengambil cincin masing-masing. Dengan begitu, mereka akan tahu, siapa yang datang lebih dulu, dan siapa yang terakhir.

Pangeran pertama belajar berlari cepat, sehingga perjalanan enam bulan bisa dilakukan dalam satu jam. Pangeran kedua belajar cara melihat dari jarak jauh. Pangeran ketiga belajar membuat obat yang menghidupkan orang mati. Mereka bertiga kembali pada waktu yang sama di mata air itu.

Pangeran kedua menocba melihat ke istana raja yang sangat jauh. Dia terkejut karena ternyata sang putri sedang sakit parah. Sang putri akan meninggal dalam waktu dua jam. Pangeran ketiga berkata bahwa ia akan menyiapkan obat untuk menghidupkan sang putri lagi. Pangeran pertama berkata, dia akan mengantarkan obat itu secepat mungkin ke istana.

Setelah obat itu jadi, pangeran pertama lalu berlari melesat membawa obat itu. Ia lalu memberikan obat itu pada putri yang telah terbaring tak bergerak. Putri itu seketika hidup lagi. Pangeran kedua dan ketiga lalu tiba beberapa waktu kemudian di istana itu. Raja lalu menyuruh ketiga pangeran itu menceritakan pengalaman mereka.

Burung bulbul menghentikan ceritanya, lalu berkata,

“Pangeran Taka, menurutmu, yang mana dari ketiga pangeran itu yang pantas mendapatkan sang putri?”

Pangeran Taka menjawab, "Menurut aku, pangeran ketiga yang pantas mendapatkan sang putri. Dia yang menyiapkan obat.”

“Menurut aku, pangeran kedua yang pantas. Karena dia yang pertama tahu keadaan sang putri yang sakit,” jawab burung bulbul dari bawah lampu.

Mereka berdua lalu bertengkar karena merasa paling benar.

Putri Hening mulai jengkel dan berpikir, “Kenapa mereka melupakan pangeran pertama yang bisa berlari cepat. Perjalanan enam bulan hanya dilalui dalam waktu satu jam!”

Pangeran Taka dan suara burung bulbul terus bertengkar. Putri Hening tidak dapat menahan diri lagi. Ia mengangkat kerudungnya yang tujuh lapis dan berseru panjang lebar dengan cepat,

"Pangeran, kamu ini tidak cerdas! Kalau tidak ada pangeran yang bisa berlari cepat, obat itu akan percuma saja karena sudah terlalu terlambat. Putri itu pasti akan mati. Enam bulan lamanya mereka baru bisa tiba di istana! membawa obat, si putri pasti akan tetap mati, karena mereka masih enam bulan perjalanan lamanya untuk sampai ke istana!”

Pangeran Taka dan si burung bulbul sangat gembira karena berhasil membuat Putri Hening bicara. Pada saat itu juga, Pangeran Taka terbebas dari kutukan. Ia merasa tubuhnya sehat dan kuat kembali seperti dulu kala.

Putri Hening sendiri ikut terkejut, karena ia berhasil dibuat bicara. Diam-diam, Putri Hening mengakui kecerdasan Pangeran Taka. Ia menyalami Pangeran Taka dan berkenalan dengan si burung bulbul juga.

Raja Dompi ikut gembira mendengar kabar itu. Ia tidak melanggar janjinya. Setengah dari kerajaannya ia berikan pada Pangeran Taka. Raja Nusa sangat gembira saat mendengar kabar keberhasilan putranya.

Beberapa waktu kemudian, Pangeran Taka menikah dengan Putri Hening. Seluruh kerajaan Raja Dompi diwariskan pada mereka berdua, karena Raja Dompi telah tua.

Diam-diam, nenek pembawa kendi yang dipecahkan Pangeran Taka, juga gembira. Ia sebetulnya adalah nenek peramal dari kerajaan Raja Dompi. Sejak bertemu Pangeran Taka, ia sudah tahu, kalau Pangeran Taka akan menjadi pendamping Putri Hening.

Cerita oleh: Arsip dan dokumentasi Majalah Bobo

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved