Rakernas Nasyid Nusantara Wujudkan Makna Hidup Seorang Muslim

Dalam seminar tersebut Balqis Dinda menyebutkan bahwa lisensi adalah hak yang tak boleh lepas dari diri seniman. Sejalan dengan hal tersebut, Suwito Januar dan Eggie Gustaman meyakinkan bahwasannya kini insan nasyid tak perlu lagi khawatir karya kreatifnya dijegal
ataupun dibegal pihak tak bertanggungjawab. 

Pasalnya pihak publisher, Wahana Musik
Indonesia (Wami), dan Adregator saling bersinergi dalam menjamin lisensi sebuah karya. 

Untuk diketahui, Wahana Musik Indonesia sendiri adalah sebuah organisasi nirlaba yang membantu mengelola lisensi dan royalti seniman.

Kabar baik tersebut-pun disambut apresiasi meriah dari seluruh peserta yang hadir offline maupun online melalui video conference Zoom Meeting.

Tak berhenti disitu, selepas berkenalan dengan dunia lisensi musik, seluruh peserta diajak untuk belajar mengenai serba-serbi manajemen professional nasyid oleh Aris Kurnianto dan Yedo Sigma.

Menurut Aris dan Yedo, nasyid sangat memungkinkan bahkan potensial jika dibawa maju ke
arah professional sebagaimana Nasyid Production Indonesia (ENPI) dan Sigma. 

"Terselenggaranya Rakernas kali ini memang menjadi gaung optimisme baru bagi seluruh insan nasyid di Indonesia untuk terus menggali dan mengembangkan potensi diri tanpa perlu takut akan dirugikan oleh pihak tak bertanggungjawab," pungkas Koh Aris.(*)