Pemilu 2024
INILAH Kata Mereka Warga Semarang, Kemiskinan Kerap Jadi Komoditas Parpol Saat Pemilu
Setelah pemilu rampung, satu pun orang dari partai politik tidak ada yang datang untuk menyuarakan nasib kami.
Penulis: budi susanto | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sejumlah partai politik terus melancarkan akselerasinya.
Tujuannya satu, untuk mendekati dan mendapatkan hati masyarakat.
Akselerasi politik tersebut juga digencarkan di Jawa Tengah.
Berbagai kalangan tak luput dari sasaran strategi partai politik peserta Pemilu 2024.
Dengan dasar memperjuangkan nasib kalangan bawah, partai politik acapkali menyerukan program-programnya.
Adapun data yang dihimpun Tribunjateng.com, jumlah penduduk tingkat bawah di Jawa Tengah mencapai sekira 3,8 juta jiwa.
Jumlah tersebut juga dicatat oleh BPS Jateng pada 2022.
Baca juga: KPU Jateng Hadiri Rakor dengan Stakeholder, Peserta Pemilu, dan Pemantau
Baca juga: KPU Jateng Hadiri Talkshow "Jateng Lumbung Suara Kontestasi Nasional"
Jika dipersentasekan, 10,9 persen masyarakat di Jawa Tengah merupakan masyarakat kelas bawah atau berada di garis kemiskinan.
Masyarakat tingkat bawah seolah menjadi komoditas bagi partai politik untuk mendulang suara.
Beberapa masyarakat pun menanggapi nyinyir kondisi tersebut.
Bahkan ada yang tak terima jika kemiskinan jadi hal untuk diperdagangkan dalam dunia politik.
“Ya memang kemiskinan harus diatasi, tapi tak seharusnya jadi komoditas,” terang Muhammad Rozi, pengayuh becak yang acapkali ngetem di kawaaan Pecinan Semarang itu kepada Tribunjateng.com, Jumat (2/6/2023).
Ia tak menampik, setiap Pemilu dirangkul oleh sejumlah partai politik.
Partai politik selalu membagikan kaos, sembako, hingga memberikan uang.
Baca juga: Harmoni KPU-BAWASLU Jateng Laksanakan Vermin Pencalonan
Baca juga: KPU Akan Surati OPD Terkait Vermin Bacaleg Blora, Rencana Akan Karantina Petugas Pelaksananya
“Cara tersebut selalu menyasar ke kami."
"Tapi setelah pemilu rampung, satu pun orang partai tidak ada yang datang untuk menyuarakan nasib kami,” ucapnya.
Dia meyakini, saat Pemilu 2024 hal serupa akan dilakukan oleh partai politik.
Janji-kami manis juga akan diucapkan oleh orang-orang dari partai politik.
“Sebenarnya kami bosan dan muak dengan janji mereka, tapi ya bagaimana lagi."
"Kami juga butuh uang dan sembako, mau tak mau ya kami terima,” imbuhnya.
Tak hanya Rozi, Kelik, pengemudi angkot di Kota Semarang juga menyikapi hal serupa.
Di angkot yang dia gunakan sebagai penyambung hidup tertempel stiker partai politik.
Sembari menunjuk ke arah stiker tersebut, Kelik mengatakan yang menjadikan nasib rakyat komoditas adalah politikus kotor.
“Apalagi janji mereka yang tak pernah ditepati."
"Masyarakat kecil hanya bisa berharap ada sosok uang benar-benar memperjuangkan nasib orang kecil bukan bualan semata,” tambahnya. (*)
Baca juga: Sempat Tertunda, 4 Calon Haji Asal Demak Bisa ke Tanah Suci Jumat Sore Ini, Diikutkan Kloter Kebumen
Baca juga: Inilah Strategi Bottom Up Parpol Peserta Pemilu 2024 di Jateng, Visinya Merangkul Masyarakat Bawah
Baca juga: Kronologi Lengkap 2 Peracik Narkoba Bikin Pabrik di Semarang , Polisi : Sudah Produksi 10 Ribu Butir
Baca juga: Pertina Jateng Gelar Pembekalan Mental untuk Atlet yang Disiapkan Jelang Kualifikasi PON
Membaca Ulang Partisipasi Pemilih pada Pemilu Tahun 2024: Antara Antusiasme Elektoral dan Kejenuhan |
![]() |
---|
Inilah Sosok Rizqi Iskandar Muda Anggota DPRD Jawa Tengah Termuda Asal Batang, Dilantik Bareng Ayah |
![]() |
---|
Kisah Happy Franz Haloho, Dilantik Jadi Anggota DPRD 2024-2029 Meski Hanya Modal 94 Suara |
![]() |
---|
2 Caleg PDIP Ancam Kepung Gedung DPRD Karanganyar, Jika Tak Dilantik Sebagai Wakil Rakyat |
![]() |
---|
Komeng Raih 5.399.699 Suara, Ternyata Tak Otomatis Jadi Ketua DPD, Justru Malah Nama Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.