Tegal Raih Predikat Kabupaten Digital, Salah Satu yang Terbaik di Eks Karesidenan Pekalongan 

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Bank Indonesia mendukung upaya pemerintah daerah dalam mempercepat dan memperluas digitalisasi daerah, dengan bergabung dalam Satuan Tugas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (Satgas P2DD).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tegal M Taufik Amrozy, saat menghadiri launching penerapan E-retribusi di Pasar Banjaran mengungkapkan, Satgas P2DD mendorong implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) yang dapat meningkatkan transparansi transaksi keuangan daerah. 

Selain itu, mendukung tata kelola, dan mengintegrasikan sistem pengelolaan keuangan daerah dalam rangka mengoptimalkan pendapatan daerah.

Adapun pemerintah daerah yang sukses melakukan TP2DD, lanjut Taufik, tercermin dari penerimaan pendapatan yang semakin meningkat, pengeluaran anggaran semakin efisien, dan perekonomian tumbuh semakin baik.

"Kami juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada TP2DD Kabupaten Tegal yang telah membawa Kabupaten Tegal menjadi kabupaten berpredikat Digital dengan nilai sangat baik yaitu 95.8 persen, dan menjadi salah satu yang terbaik di Eks Karesidenan Pekalongan," ungkap M Taufik Amrozy, pada Tribunjateng.com, Rabu (7/6/2023).

Taufik menerangkan, saat ini di Kabupaten Tegal berhasil mengimplementasikan ETPD pada beberapa bidang di antaranya 11 elektronifikasi pajak, 20 elektronifikasi retribusi, 10 elektronifikasi belanja daerah dan tersedia 7 kanal sistem pembayaran.

Bertambahnya enam pasar yang mengimplementasikan e-retribusi yakni di Pasar Balamoa, Suradadi, Balapulang, Banjaranyar, Banjaran dan pasar Bumijawa, menambah capaian menjadi 26 elektronifikasi retribusi di Kabupaten Tegal, dan khusus untuk pasar menjadi 18 pasar yang telah mengimplementasi e-retribusi.

Dari sisi jumlah transaksi, lanjut Taufik, implementasi elektronifikasi transaksi daerah berhasil meningkatkan penerimaan pajak sejumlah 13 persen menjadi Rp 18.100.051.426, dan penerimaan retribusi meningkat 2 persen menjadi Rp 6.701.561.209. 

Seluruh penerimaan tersebut dibayarkan menggunakan kanal digital maupun semi digital seperti ATM, UE Reader, EDC, internet atau mobile banking, QRIS, e-commerce, teller atau loket bank maupun agen bank.

"Saya sangat berterimakasih kepada pemerintah daerah Kabupaten Tegal yang senantiasa melakukan berbagai upaya untuk memperluas elektronifikasi transaksi di daerah pada berbagai bidang seperti pariwisata, hotel, tempat parkir, penyedia kesehatan, hiburan, pelayanan kebersihan, tempat rekreasi, pajak bumi bangunan, pasar dan masih banyak lagi," terang Taufik.

Setelah melaunching elektronifikasi (E-retribusi) pada enam pasar, Taufik berharap hal itu dapat berkontribusi lebih bagi penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tegal yang lebih transparan. 

Selain itu, dapat mendorong Kabupaten Tegal berprestasi di tingkat nasional pada championship elektronifikasi daerah.

"Berbagai hal tersebut menunjukkan bahwa ekosistem digital di Kabupaten Tegal sudah terbentuk dan telah memiliki pencapaian yang baik. Saya mengajak semua untuk dapat berkolaborasi bersama, mendorong dan mempertahankan pencapaian yang baik ini," ujar Taufik. 

Sebelumnya, Bupati Tegal Umi Azizah menyampaikan ia sangat mendukung jika di Pasar Banjaran dan pasar-pasar tradisional lainnya di Kabupaten Tegal transaksi jual beli bisa dilakukan secara elektronik atau non tunai menggunakan scan QRIS, sebagai pola transaksi keuangan digital yang terus didorong pembiasaannya di masyarakat.

Meskipun Umi tidak menampik masih perlu pembinaan lebih ke warga pedagang karena pola pembayaran QRIS di sini masih ada kendala.