Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

BMKG Minta Warga Waspadai Dampak El Nino di Jateng

Sesuai prediksi BMKG di Bulan Februari lalu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jateng Sukasno.

AP/NASA/JPL-CALTECH
Hasil foto pindai satelit yang didapat oleh NASA, menampilkan temperatur air Samudera Pasifik pada 1997 (kiri) dan 2015 (kanan). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sesuai prediksi BMKG di Bulan Februari lalu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jateng Sukasno mengatakan masyarakat perlu lebih mewaspadai potensi terjadinya El Nino.

El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur. 

Adanya pemanasan SML mengakibatkan bergesernya potensi pertumbuhan awan dari wilayah Indonesia ke wilayah Samudera Pasifik Tengah.

Baca juga: Septian David Sebut Regulasi Pemain Asing, 5+1 jadi Cambuk Motivasi bagi Pemain Lokal

Baca juga: Puluhan Perawat di RSUD Kajen Ikuti Pelatihan BTCLS

Baca juga: Perkiraan Skor 2-1 Timnas Indonesia Vs Palestina, Garuda Punya Keunggulan Meski Kalah Peringkat FIFA

Akibatnya, potensi curah hujan mengalami penurunan.

Selain kekeringan dan minimnya curah hujan, potensi titik api juga meningkat.

Keadaan ini bisa menimbulkan kebakaran hutan dan lahan.

Sukasno mengatakan, perlu adanya langkah strategis untuk mengantisipasi dampak El Nino

"Utamanya sektor-sektor yang sangat terdampak seperti sektor pertanian, terutama tanaman pangan semusim yang sangat mengandalkan air,"

"Situasi saat ini perlu diantisipasi agar tidak berdampak pada gagal panen yang dapat berujung pada krisis pangan," kata Sukasno dalam keterangan tertulisnya, Selasa (13/6/2023).

Berdasarkan pengamatan BMKG terhadap suhu muka laut di Samudra Pasifik, La Nina berakhir pada Februari 2023. 

Sementara itu, sepanjang periode Maret-April 2023, ENSO berada pada fase Netral.

"Mengindikasikan tidak adanya gangguan iklim dari Samudra Pasifik pada periode tersebut," ujarnya.

Dengan peluang lebih dari 80 persen, ENSO Netral diprediksi mulai beralih menuju fase El Nino pada periode Juni 2023 

Bahkan, diprediksi akan berlangsung dengan intensitas lemah hingga sedang.

Di sisi lain, iklim di Samudera Hindia bakal mengalami gangguan IOD (Indian Ocean Dipole) di bulan Maret - April.

IOD tersebut berada pada fase Netral dan diprediksi berpeluang akan beralih menuju fase IOD Positif mulai Juni 2023.

"Kombinasi dari fenomena El Niño dan IOD Positif yang diprediksi akan terjadi pada semester II 2023 tersebut dapat berdampak pada berkurangnya curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia selama periode Musim Kemarau 2023,"

"Bahkan sebagian wilayah diprediksi akan mengalami curah hujan dengan kategori Bawah Normal (lebih kering dari kondisi normalnya) hingga mencapai hanya 20 mm per bulan dan beberapa wilayah mengalami kondisi tidak ada hujan sama sekali (0 mm/bulan)," paparnya.

Ia juga memprediksi musim kemarau di Jateng 2023 mencapai puncaknya pada bulan Agustus.

"Sifat hujan musim kemarau tahun 2023 umumnya diprakirakan di bawah normal - normal," jelas Sukasno.

Sukasno mengimbau kepada masyarakat di Jateng agar efisien dalam penggunaan air. 

"Antisipasi terhadap kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan air. Karena adanya potensi kekeringan dalam periode musim kemarau," sambungnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved