Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Waspada! Modus Kelompok Teroris Pesan Sajadah Miliaran Rupiah Ternyata Untuk Merakit Bom

Waspada kelompok teroris memakai teknologi digital pesan sajadah miliaran rupiah ternyata dipakai untuk merakit bom.

Editor: raka f pujangga
Shutterstock
Ilustrasi terorisme 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Waspada kelompok teroris memakai teknologi digital pesan sajadah miliar rupiah ternyata dipakai untuk merakit bom.

Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mahfud MD ketika memberikan sambutan dalam Pengarahan Gerakan Literasi Digital di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (13/6/2023).

Tteknologi digital tersebut kini menjadi media baru bagi kelompok teroris untuk melancarkan aksi kejahatannya.

Baca juga: Terduga Teroris Ditangkap Densus 88 di Banyuwangi, Dibidik sejak 2015

Tak hanya itu, teknologi digital juga dianggap menjadi ruang bagi kelompok teroris untuk merekrut anggota baru.

"Saudara, juga ada cyber terrorist di mana teknologi digital telah memberikan alat baru bagi kelompok teroris untuk melancarkan serangan dan merekrut anggota baru untuk merencanakan serangan," kata Mahfud, dikutip dari Kompas TV, Selasa (13/6/2023).

Mahfud mengatakan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebelumnya banyak menemukan transaksi keuangan yang mencurigakan.

Salah satunya terkait transaksi miliaran untuk merakit bom dengan modus pembelian sajadah.

"Jadi saya lihat berapa banyak yang mencurigakan bahwa ini untuk terorisme. Ngirim uang ke suatu daerah. Apa? Ini memesan produk sajadah di sebuah tempat di Jawa Timur. Uangnya miliaran. Tapi tidak ada feedback-nya dari perusahaan yang dikirimi itu, sajadah," ujar Mahfud.

"Yang kemudian setelah dilacak-dilacak itu digunakan untuk merakit bom, dan sebagainya-sebagainya. Begini ini," sambung dia.

Baca juga: Densus 88 Geledah Rumah di Surabaya dan Blitar Setelah Tangkap Terduga Teroris di Malang

Selain itu, Mahfud juga mengingatkan terkait serangan siber yang disponsori oleh suatu negara dengan tujuan melakukan pengintaian hingga pencurian data dan informasi.

Lantas, Mahfud pun menyinggung Bjorka, pelaku penyerangan sejumlah website milik pemerintah yang sempat membuat gempar masyarakat.

"Di sini ada data pribadi bocor, Bjorka, pembicaraan telepon antara presiden dengan menteri bocor dulu Wikileaks, dan bisa lebih dahsyat dari itu, hanya saja ini tidak kita ketahui," imbuh dia. (*)

 

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved