Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ini Bahaya Ketuban Pecah Dini

Jika dibiarkan dapat menyebabkan sejumlah komplikasi sepertiGangguan perkembangan paru-paru janin. Perdarahan pada otak janin. Gangguan pernapasan

Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
IST
Ilustrasi konsultasi kesehatan pada Ibu Hamil 

Ini Bahaya Ketuban Pecah Dini

TRIBUNJATENG.COM- Ketuban pecah dini adalah kondisi saat kantung ketuban pecah sebelum proses persalinan atau ketika usia kandungan belum mencapai 37 minggu. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi bahkan membahayakan nyawa ibu maupun janin.

Normalnya, kantung ketuban pecah dalam waktu kurang lebih 24 jam sebelum kelahiran.

Dilansir dari laman siloamhospitals.com, kantung ketuban sendiri merupakan bagian dari membran janin yang berfungsi mengelilingi dan melindungi janin untuk mempertahankan kehamilan.

Ketika ibu hamil mengalami kondisi ini, dokter akan memeriksa apakah janin sudah siap untuk dilahirkan. Menunda kelahiran setelah pecahnya ketuban justru berisiko menyebabkan infeksi. Jika belum ada tanda-tanda melahirkan, dokter akan menyarankan induksi agar proses persalinan bisa dipercepat. Tindakan ini dilakukan hanya ketika janin sudah mencapai usia siap dilahirkan.

Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan sejumlah komplikasi yang membahayakan, seperti:

  • Tali pusar tertekan.
  • Infeksi pada ketuban.
  • Solusio plasenta (lepasnya plasenta dari rahim).
  • Gangguan perkembangan paru-paru janin.
    Perdarahan pada otak janin.
  • Gangguan pernapasan pada bayi.
  • Gangguan perkembangan saraf pada bayi, misalnya cerebral palsy.
  • Janin tidak mampu bertahan hidup.

    Apabila pecahnya ketuban terjadi ketika usia kehamilan belum mencapai 34 minggu, maka dokter tidak akan mengambil tindakan untuk melahirkan karena paru-paru pada janin belum berkembang dengan sempurna. Dalam menanganinya, dokter biasanya memberikan kortikosteroid untuk mempercepat proses perkembangan paru-paru hingga janin siap untuk dilahirkan.

Penyebab Ketuban Pecah Dini

Pecahnya ketuban sebelum waktunya dapat disebabkan oleh melemahnya membran ketuban secara alami akibat adanya tekanan atau kontraksi.

Kondisi ini juga bisa terjadi karena peradangan pada membran atau infeksi di rahim. Selain itu, beberapa faktor lain yang dapat memicu pecahnya ketuban adalah:


  • Infeksi menular seksual, seperti klamidia atau gonore.
  • Perdarahan vagina.
  • Ukuran serviks yang pendek.
  • Memiliki riwayat kelahiran prematur sebelumnya.
  • Kebiasaan merokok selama kehamilan.
    Infeksi saluran kemih (ISK).
  • Indeks massa tubuh yang rendah.
  • Tidak melakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter kandungan, sehingga riwayat kondisi kehamilan tidak diketahui.

Gejala Ketuban Pecah Dini

Gejala utama ketuban pecah dini adalah keluarnya air ketuban dari vagina. Berbeda dengan urine, air ketuban tidak berwarna ataupun berbau dan pecahnya air ketuban tidak dapat ditahan sehingga akan mengalir terus menerus, bisa secara perlahan maupun deras.

Apabila pecahnya ketuban disertai dengan infeksi, maka beberapa gejala lain yang dapat muncul antara lain:

  • Nyeri perut.
  • Demam.
  • Detak jantung janin meningkat.
  • Ketuban berwarna keruh atau berbau.
  • Keputihan yang berkelanjutan dan berbau tidak sedap.

Penanganan Ketuban Pecah Dini

Lebih jelasnya, berikut adalah penentuan pengobatan ketuban pecah dini berdasarkan usia kehamilan:

Usia kehamilan 34 sampai di atas 37 minggu: Persiapan persalinan dan pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi.

Usia kehamilan 24–34 minggu: Mempertahankan kehamilan disertai pemberian kortikosteroid dan antibiotik.

Usia kehamilan di bawah 24 minggu: Bed rest, pemberian antibiotik dan kortikosteroid, atau terminasi kehamilan.

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved