Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Dosen di Tulungagung 12 Tahun Kantongi KTP Indonesia Ternyata WNA Singapura

Kewarganegaraan MB terbongkar setelah 12 tahun mengantongi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Indonesia.

Kompas
Ilustrasi KTP elektronik 

TRIBUNJATENG.COM, BLITAR – Terungkapnya status kewarganegaraan seorang dosen bahasa Inggris universitas swasta di Tulungagung, Jawa Timur, berinsial MB (66) mengagetkan orang-orang di sekitarnya.

MB ternyata adalah warga negara asing (WNA) asal Singapura.

Kewarganegaraan MB terbongkar setelah 12 tahun mengantongi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Indonesia.

Baca juga: DPR: Ada WNA Tiba-Tiba Punya KTP Indonesia dan Kerja Diam-Diam di Perkampungan

Akibatnya, pihak Imigrasi Blitar menangkap dan dan menahan MB.

Dalam KTP dan dokumen lainnya, MB beridentitas Y.

Sedangkan pada akta kelahiran yang dimilikinya, tertera Y lahir di Pacitan, Jawa Timur.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Blitar Arief Yudistira
Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Blitar Arief Yudistira menjawab pertanyaan wartawan, Senin (19/6/2023).

Kejanggalan

Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Blitar Arief Yudistira mengatakan, terungkapnya status kewarganegaraan dan identitas MB berawal saat MB hendak mengurus dokumen perjalanan ke luar negeri.

“Petugas kami menangkap adanya sejumlah kejanggalan saat melakukan wawancara dengan MB.

Hal ini kemudian kami dalami,” ujar Arief pada konferensi pers di Blitar, Jawa Timur, Senin (19/6/2023).

Penggalian keterangan dari MB, lanjutnya, akhirnya berujung pada pengakuan MB tentang statusnya yang masih sebagai WNA Singapura.

Tempat lahir bernama mirip Pacitan

Pengakuan MB selanjutnya diteruskan ke Kedutaan Besar Singapura yang kemudian mengonfirmasi MB sebagai WNA Singapura.

Berdasarkan sertifikat akta kelahiran yang dikeluarkan otoritas terkait di Singapura, lanjut Arief, MB lahir suatu tempat bernama Kampong Pachitan, Changi, Singapura pada September 1956.

“Jadi beliau ini lahir di Pachitan, tapi bukan Pacitan Indonesia, tapi Pachitan Singapura,” ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved