Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Ekonomi Bisnis

Cerita Warung Sambel Iwak Pe di Pati: Adaptasi Transformasi Digital Menuju Cashless Society

Diah Muzaroah, pemilik warung, menyadari bahwa memang harus mengadaptasi sistem pembayaran nontunai supaya tidak ketinggalan zaman.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/MAZKA HAUZAN NAUFAL
Pemilik warung Sambel Pee S'mbok Pati, Diah Muzaroah (kiri), melihat Nurajay, seorang pembeli, memindai QRIS untuk melakukan pembayaran nontunai, Jumat (23/6/2023) malam. 

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Sebuah warung makan di Jalan Penjawi Gang V, Kecamatan Randukuning, Kabupaten Pati, tampak cukup ramai oleh para pengemudi ojek daring berjaket hijau yang menunggu pesanan siap untuk diantar, Jumat (23/6/2023).

Di meja kasir, seorang pembeli tampak memindai Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) berlogo Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggunakan aplikasi BRImo di ponsel pintar miliknya.

Pria bernama Nurajay (25) itu hendak membayar paket sambel iwak pee (ikan pari asap) dan es teh senilai Rp 17 ribu yang baru saja dia lahap.

Warung Sambel Pee S'mbok memang sekira satu tahun belakangan memasang QRIS sebagai metode pembayaran nontunai demi beradaptasi dengan transformasi digital.

Diah Muzaroah, pemilik warung, menyadari bahwa pihaknya memang harus mengadaptasi sistem pembayaran nontunai supaya tidak ketinggalan zaman.

Dia menyadari, cepat atau lambat, akan terbentuk cashless society atau masyarakat tanpa uang tunai.

Baca juga: Bank BRI Imbau Nasabah Waspadai Aplikasi Tidak Resmi Diduga Modus Penipuan Social Engineering

Baca juga: Undian Panen Hadiah Simpedes BRI Batang Meriah, Arak Hadiah Utama Mobil Diiringi Kesenian Barongan 

"QRIS mulai saya pasang tahun lalu."

"Awalnya itu ada orang (pegawai) BRI yang sering makan di sini."

"Saya ditawari buka tabungan lalu dibuatkan QRIS."

"Saya langsung tertarik karena sejak pandemi Covid-19, semakin banyak orang yang jarang bawa uang tunai," ujar dia.

Diah mengatakan, meski dibuatkan oleh BRI, metode pembayaran QRIS di warungnya bisa diakses oleh aplikasi banking dari semua bank yang punya fitur pindai kode QR.

"Semakin banyak pembeli yang pakai QRIS."

"Setiap hari pasti ada," ucap dia.

Menurut Diah, bagi penjual, penggunaan QRIS memudahkan transaksi dan pembukuan keuangan.

"Karena uang langsung masuk rekening."

"Berbeda dari layanan pesan antar ojol yang kalau transaksi hari ini, besoknya baru ditransfer," ujar dia.

Secara pribadi, Diah juga lebih menyukai transaksi nontunai ketimbang transaksi tunai. 

Dalam transaksi sehari-hari, Diah juga sudah membiasakan diri untuk melakukan transaksi nontunai melalui transfer menggunakan aplikasi BRImo.

"Pada beberapa supplier, bakul, misalnya gas dan minyak goreng, saya minta agar bisa transfer saja pakai BRImo," kata dia.

Baca juga: Begini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu untuk Nasabah Bank Raya di ATM BRI

Kisah Diah Merintis Warung Sambel Iwak Pe

Diah mengatakan, dia mulai berjualan sambel ikan pe pada 2018.

Namun, dulu dia belum memiliki tempat khusus sebagai warung.

Dia hanya memasak di rumah berdasarkan pesanan.

"Awal mula saya kepikiran jualan sambel pe karena ini makanan favorit ibu."

"Dulu saya sering dimasakin ibu di rumah."

"Selain itu, ikan pe asap ini juga khas pesisir Pantura, termasuk Pati."

"Khususnya di Juwana, tempat saya ambil bahan baku," kata dia.

Awalnya, bisnis Diah hanya bersifat sampingan.

Sebab, dia masih bekerja di sebuah radio swasta di Pati.

Diah bekerja di radio tersebut selama 14 tahun sebelum berhenti dan memutuskan fokus berbisnis.

"Dulu saya sambi waktu masih kerja di radio."

"Saya pesan-antar."

"Masak di rumah."

"Makin lama makin banyak yang tanya warungnya di mana."

"Akhirnya setelah 5 bulan masak di rumah, akhir 2018 saya buka warung di Jalan Kiai Saleh Pati," kata dia.

Kali pertama membuka warung, Diah menempati parkiran warung semur kikil milik kakaknya.

Dulu, modal awal Diah ialah uang tabungan sebesar Rp 8 juta yang dia gunakan untuk membeli barang keperluan warung, di antaranya kulkas dan kompor.

"Awalnya saya cuma jualan sambel pe."

"Tahun awal mencari pelanggan, banyak yang coba, dan makin ramai karena getok tular."

"Kemudian pada minta menu lain, akhirnya saya juga buat penyet ayam dan aneka jenis ikan," kata dia.

Diah mengatakan, keunggulan menu bikinannya dari warung penyetan lain ialah penyajian dua jenis sambal.

"Di sini ada dua sambel, sambel ijo dan merah."

"Ini resep kreasi sendiri."

"Mirip sambal buatan ibu, tapi saya modifikasi dan inovasi lagi," ucap dia.

Sambal andalan Diah ternyata banyak disukai orang.

Baca juga: Pedagang Sembako Mitra Startup Tokobako Dapat Tambahan Modal dari BRI

Berhubung pelanggan kian banyak dan ramai, tempat di Jalan Kiai Saleh yang sempit tidak lagi memadai.

Akhirnya Diah memutuskan pindah ke tempat lebih luas.

Dia lalu mengontrak tempat di Randukuning.

"2019 awal saya pindah ke Jalan Penjawi Randukuning Gang V," ujar dia.

Baru setahun pindah tempat, pandemi Covid-19 melanda.

Daya beli masyarakat menurun. Jam berjualan para pedagang juga dibatasi.

Bahkan, pembeli tidak boleh makan di tempat.

Makanan hanya boleh dibungkus dan dibawa pulang.

Akibatnya, penjualan anjlok.

"Banyak ikan yang terpaksa saya buang."

"Sebab di tempat saya pakai ikan segar."

"Tidak bisa disimpan lama."

"Kalau tidak laku lebih dari dua hari ya saya buang," kata dia.

Selain pandemi Covid-19, Diah juga pernah dihadapkan pada kendala kelangkaan bahan baku ikan pari asap pada awal 2022.

Akibat cuaca ekstrem, ombak tinggi, nelayan tidak melaut dan berdampak pada langkanya ikan di pasaran.

Selain itu, kelangkaan bahan baku ikan pe juga dipicu peraturan pemerintah yang melarang penggunaan alat tangkap cantrang di kapal nelayan.

Kapal nelayan diminta beralih ke alat tangkap jaring tarik berkantong.

Kebijakan ini membuat nelayan menunda melaut karena harus mengurus perizinan peralihan alat tangkap.

"Tahun lalu ikan laut agak sulit didapatkan."

"Kalau ada pun tidak segar karena ikan di penyimpanan es."

"Akhirnya saya perbanyak alternatif menu lain, di antaranya ayam, telur, dan lele," ujar dia.

Baca juga: Polresta Pati Gelar Bazar UMKM Sambut HUT ke-77 Bhayangkara, Warga Bisa Dapatkan Grandprize Mobil

Diah bersyukur, saat ini pasokan bahan baku telah stabil dan penyet ikan pe masih jadi menu favorit pelanggan.

Kini, dalam sehari rata-rata dia bisa menjual 100 porsi paket nasi sambel.

Dari ratusan pesanan yang datang tiap hari, kata Diah, hampir separuhnya telah menggunakan transaksi nontunai.

Dalam artikel yang developers.bri.co.id, disebutkan bahwa efek samping pandemi Covid-19 telah mengubah kebiasaan masyarakat dalam bertransaksi.

Dari konvensional menjadi digital.

Kebutuhan masyarakat yang terus meningkat membuat mereka semakin memanfaatkan transaksi elektronik. 

Inilah yang disebut cashless society, sebuah fenomena ekonomi di mana masyarakat menggunakan alat pembayaran non-tunai dalam melakukan transaksi finansial. 

Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa transaksi uang elektronik meningkat hingga 45,05 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp 209,81 triliun pada Triwulan III 2021. 

Pada kuartal I 2022, BRI juga mencatatkan kenaikan transaksi digital banking sebesar 44,2 persen atau mengambil porsi 59 persen dari total keseluruhan transaksi.

Dalam artikel tersebut, Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, transaksi digital banking BRI yang tumbuh positif disebabkan karena mulai pulihnya perekonomian dan tingginya mobilitas masyarakat pasca pandemi Covid-19.

Selain itu, peningkatan tersebut juga menunjukkan perubahan transaksi masyarakat dan dukungan BRI terhadap terwujudnya cashless society. (*)

Baca juga: Epic Comeback Persebaya Surabaya Patahkan Kemenangan Persis Solo, Berakhir Karena Gol Bunuh Diri

Baca juga: INI Jawaban Dinkes Kota Semarang Kala ODHIV Pesimis Program Three Zero HIV AIDS

Baca juga: Ribuan Kader Ramaikan Puncak Harlah Ke-73 Fatayat NU di Stadion Manggala Krida Kedungwuni Pekalongan

Baca juga: Suami Selingkuh saat Istri Naik Haji, Keluarga Ngamuk hingga Gerebek Hotel Saat Asyik Berduaan

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved