Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Chat Terakhir Anindita, Mahasiswi Undip yang Meninggal di Gunung Lawu, Gelagatnya Tak Biasa

Anindita Syafa Nabila Rizky (21), mahasiswi Undip yang meninggal saat mendaki Gunung Lawu menunjukkan gelagat tak biasa sebelum peristiwa

|
Editor: muslimah
Istimewa/dok Erlina
Susana pemakaman anindita mahasiswi Undip Semarang meninggal di Gunung Lawu Karanganyar, Senin (26/6/2023). 

TRIBUNJATENG.COM - Anindita Syafa Nabila Rizky (21), mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) yang meninggal saat mendaki Gunung Lawu menunjukkan gelagat tak biasa sebelum peristiwa.

Anindita saat ini telah dimakamkan.

Ini cerita dari sahabat karib Anindita sejak semasa SMA

Susana pemakaman anindita mahasiswi Undip Semarang meninggal di Gunung Lawu Karanganyar, Senin (26/6/2023).
Susana pemakaman anindita mahasiswi Undip Semarang meninggal di Gunung Lawu Karanganyar, Senin (26/6/2023). (Istimewa/dok Erlina)

Baca juga: Detik-detik Anindita MahasiswI Undip Meninggal di Gunung Lawu, Ditinggal Rombongan Ditemukan Porter

Baca juga: Kisah Erlina Batal Bertemu Anindita Mahasiswi Undip Meninggal di Gunung Lawu, Bertemu di Pemakaman

Sekitar 100 pelayat memadati rumah duka mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) yang meninggal saat mendaki Gunung Lawu, Senin (26/6/2023).

Mereka merupakan keluarga, tetangga dan teman-temannya.

Sahabat korban sejak SMA, Sela mengaku, selama ini berteman dekat dengan almarhumah Anindita Syafa Nabila Rizky (21) sejak di SMAN 2 Mranggen, Demak.

"Dia tuh baiknya baik banget. Merasa kehilangan. Dari awal ospek kenalnya sama dia sebangku terus tiga tahun," ungkap Sela, saat ditemui Kompas.com di rumah duka, di Graha Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin.

Ia mengatakan, Anindita mulai menyukai aktivitas mendaki gunung sejak masuk kuliah.

Namun, saat kuliah, Sela tidak satu jurusan saat berkuliah di Undip.

Kemudian, Sela juga mengaku tidak mengetahui kondisi kesehatan korban secara persis.

Ia hanya mengerti bila almarhum mudah merasa kecapekan.

"Sejak kuliah mulai naik gunung. Sakitnya kurang tahu, dia enggak pernah cerita sakit apa. Tapi, selama sekolah, dia emang gampang kecapekan," lanjut dia.

Dia mengatakan mendapat kabar duka dari grup WhatsApp.

Namun tak langsung percaya.

Sela yang tinggal tak jauh dari rumah korban langsung menghubungi kakak laki-lakinya.

"Dapat kabar dari grup, terus mastiin ke masnya," imbuh dia.

Dari cerita yang pernah Sela dengar dari korban, Anindita menjadi satu-satunya anggota perempuan yang tergabung dalam organisasi mahasiswa pecinta alam jurusan teknik mesin, Kompas Undip.

"(Kabarnya satu-satunya perempuan di organisasi Kompas) setau saya dia pernah cerita memang kayak gitu," tutur dia.  

Biasanya, korban tidak bercerita saat akan melakukan pendakian.

Anindita biasanya meng-update kegiatan pendakian di media sosial pribadi.

"Dia tuh biasanya kalau naik gunung enggak pernah cerita. Cuma kalau liat story, saya ngelihat, oh dia sudah di situ.

Tapi, kemarin itu dia tiba-tiba pamitan. Ngechat, doain ya, mau naik gunung," pungkas dia.

Sebagai informasi, jenazah almarhumah tiba pada Senin (26/6/2023) pukul 02.00. Kemudian, pukul 09.30 WIB jenazah dishalatkan di Musala Daarusslaam di sebelah kiri rumahnya.

Puluhan jemaah turut menshalatkan putri Subrata itu. Lalu sekitar 10.00 WIB, jenazah diantarkan ke tempat peristirahatan terakhirnya di Tempat Pemakaman Umum, Kaliwiru, Candisari, Kota Semarang.

Anindita ditemukan tak bernyawa saat melakukan pendakian bersama sekitar 17 teman mapalanya ke Gunung Lawu, Minggu (25/6/2023). (Kompas.com )

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved