Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

HUT Bhayangkara

Kisah Polisi di Polda Jateng dari Tulus Mengabdi Hingga Torehkan Prestasi

Banyak cerita anggota polisi yang mencoreng institusinya. Di sisi lain, banyak anggota pula yang mati-matian mengabdi di masyarakat.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
Capt foto / Iwan Arifianto.
Memasuki usia ke-77, lembaga Bhayangkara diharapkan terus mengabdi seperti yang dilakukan para anggota polisi yang membantu warga evakuasi mobil Gran Max yang alami kecelakaan di Jrakah, Tugu, Kota Semarang, Sabtu (5/9/2020) silam. 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Memasuki usia ke-77, lembaga Bhayangkara terus ditempa waktu.

Banyak cerita anggota polisi yang mencoreng institusinya. Di sisi lain, banyak anggota pula yang mati-matian mengabdi di masyarakat.

Seperti yang dilakukan  Bhabinkamtibmas  Bergaslor Polsek Bergas, Polres Semarang, Aipda Kak Agus Hermanto.

Aipda Agus di wilayah kerjanya rutin melakukan antarjemput sekolah terhadap disabilitas dan anak dari keluarga tak mampu di wilayahnya.

"Iya, kalau saya antarjemput anak disabilitas dan anak dengan kondisi ekonomi tidak mampu, mereka saya antarjemput pakai motor dinas saya," kata Aipda Agus , Jumat (30/6/2023).

Ia dengan menunggangi motor dinasnya setiap pagi dan siang bolak-balik ke SDN Bergaslor 2.

Niat awalnya berinisiatif antarjemput anak tersebut lantaran merasa kasihan melihat mereka jalan kaki terutama para siswa yang jauh dari sekolah.

Hal yang paling membuat terharu yakni kakak beradik  bernama Azril dan  Azam yang mana masih sama- sama kelas 1 SD.

Azril memiliki kendala berupa disabilitas wicara. Setia harinya, anak itu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.

"Uang saku kedua anak tersebut diberi Rp5 ribu berdua, pekerjaan orangtuanya jualan siomay dan memiliki lima saudara lainnya sehingga kondisi mereka memang butuh perhatian," ungkapnya.

Tak hanya mengabdi, anggota polri juga banyak yang berprestasi.

Di antaranya yakni Kapolsek Candisari Polrestabes Semarang Iptu Handri Kristanto yang merupakan eks wasit liga 1 Indonesia yang dulu disebut sebagai Indonesian Super League (ISL).

Tak hanya sebagai wasit biasa, pria berusia 41 tahun itu pernah menyabet penghargaan wasit terbaik ISL tahun 2014.

Penghargaannya itu semakin menasbihkan Handri sebagai  polisi yang tak hanya pintar menyemprit penjahat melainkan pula nyemprit pemain bola nakal.

"Iya itu dulu, sekarang sudah non-aktif," katanya kepada Tribun Jateng, Jumat (30/6/2023)

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved