Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Kisah Pilu Pasutri Hidup di Pedalaman, Kehilangan Anak dalam Perjalanan ke Puskesmas Sejauh 10 Km

Pasutri Marthadinata dan Rika membagikan cerita pilu tinggal di pedalaman, yang membuatnya kehilangan anak saat perjalanan berobat sejauh 10 Km.

Editor: raka f pujangga
KatarzynaBialasiewicz
Ilustrasi meninggal dunia 

TRIBUNJATENG.COM - Pasangan suami istri (Pasutri) Marthadinata dan Rika membagikan cerita pilu tinggal di pedalaman.

Bahkan, karena jauhnya perjalanan untuk tiba ke layanan kesehatan tersebut membuat mereka kehilangan satu anggota keluarga.

Ya, putri dari pasangan tersebut berinisial MTA meninggal dunia dalam perjalanan saat hendak mendapatkan layanan kesehatan.

Baca juga: Kisah Pilu Gadis di Bawah Umur Korban Pemerkosaan Kakak Tiri Meninggal Dunia Usai Melahirkan

Pasutri itu tinggal dalam perkebunan di Desa Muara Karang, Kecamatan Pendopo, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan.

Mereka harus berjalan kaki sampai 10 kilometer pada Minggu (2/7/2023) dini hari untuk pengobatan putrinya. 

Anak dari Pasutri itu mengalami sakit muntah-muntah hingga kondisi tubuhnya menjadi lemas.

Kebun yang berada jauh dari pemukiman mengharuskan keduanya menggendong anak mereka menuju puskesmas.

Lokasi itu sulit dijangkau oleh kendaraan dan susah mendapatkan sinyal telepon.

“Saat itu pasutri yang berjalan menggendong anaknya tersebut berjalan dari arah Desa Muara Karang menuju Kecamatan Pendopo atau wilayah Desa Gunung Meraksa Lama. Jaraknya sekitar 10 kilometer,” kata Kepala Kepolisian Sektor Pendopo AKP Dwi Sapri Adi, Senin (3/7/2023).

Namun, MTA meninggal di perjalanan karena diduga terlambat mendapatkan pertolongan.

Kejadian ini diketahui saat petugas patroli dari Kepolisian Sektor Pendopo melihat Marthadina dan istrinya berjalan secara tergesa-gesa, pada Minggu sekitar 01.40 WIB.

Polisi kemudian menghampiri keduanya dan melihat kondisi MTA sudah dalam keadaan meninggal.

Baca juga: Bahagia Berganti Duka, Pengantin Wanita di Palembang Meninggal Dunia, 5 Menit Setelah Ijab Kabul

“Saat kami evakuasi posisi balita itu sudah meninggal, sehingga orangtuanya meminta kami untuk mengantar pulang ke rumah,” kata Dwi.

Setelah diantarkan pulang, jenazah MTA pun rencananya langsung dimakamkan pagi tadi oleh pihak keluarga.

“Menurut keterangan keluarga, anaknya mengalami sakit muntaber,” katanya. (*)

 

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com.

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved