Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

guru berkarya

Asyiknya Belajar Latihan Daya Tahan Jantung dan Paru melalui Metode PBL

Bagaimana menciptakan pembelajaran yang menyenangkan menjadi rencana utama guru dalam mengajar

Editor: galih permadi
IST
Rudiyanto,S.Pd Guru PJOK., SD Negeri 01 Bodeh Kab. Pemalang 

Oleh: Rudiyanto,S.Pd Guru PJOK., SD Negeri 01 Bodeh Kab. Pemalang

Bagaimana menciptakan pembelajaran yang menyenangkan menjadi rencana utama guru dalam mengajar. Pembelajaran dikatakan menyenangkan apabila di dalamnya terdapat suasana yang rileks, bebas dari tekanan, aman, menarik, bangkitnya minat belajar, adanya keterlibatan penuh, perhatian peserta didik tercurah, lingkungan belajar yang menarik, bersemangat, perasaan gembira, konsentrasi tinggi.meskipun pada penerapannya masih terdapat kendala sebagaimana dialami penulis sebagai guru PJOK pada kelas V(lima) di SD Negeri 1 Bodeh masih terdapat siswa yang pasif dan bingung memahami materi. Hal ini membuat penulis untuk menerapkan metode yang mampu menggerakan semua siswa terlibat dan aktif . penulis menggunakan metode  problem based learning atau disebut PBL. Penulis menerapkan metode tersebut pada kelas V dengan materi Latihan daya tahan jantung dan paru.

Pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning adalah rentetan kegiatan pembelajaran yang bertumpu suatu masalah yang nantinya akan di pecahkan dengan cara ilmiah. Pengeritan tersebut diutarakan oleh Sanjaya (2006: 214). Menurut Rusma (2010:229) mengatakan : “Problem Based Learning merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada”.

Langkah penerapan model pembelajaran problem based learning pada materi latihan daya tahan jantung dan paru kelas V (lima) sebagai berikut, pertama, guru melakukan apersepsi dan memberikan motivasi yang menarik, lalu  menyampaikan dasar dalam materi Latihan daya tahan jantung dan paru. Ini bermanfaat agar siswa bisa menangkap maksud dari apa yang disampaikan. Sehingga suasana pembelajaran akan terkoneksi dengan mudah dan visi misi pembelajaran bisa tercapai. Kemudian, guru mengutarakan skenario atau permasalahan, lalu siswa melaksanakan aktivitas brainstorming, ini berarti setiap siswa dalam grup harus menyatakan ide dan pendapat. Langkah ini bisa melahirkan berbagai macam gagasan yang tidak terduga sebelumnya. Ini sering membuat kelas hidup dan semua terlibat aktif. Selanjutnya, siswa diharuskan menemukan referensi belajar lain dari banyak sumber agar permasalahan yang ada akan semakin jelas. Referensi belajar bisa artikel, video, tempat baru, perpustakaan, berita, situs internet, buku dan apapun itu asalkan bahan berasal dari sumber yang relevan. Siswa merdeka belajar dengan menggunakan berbagai sumber.  Setelah itu, Investigasi mengenai sumber belajar baru ini mempunyai misi penting : Pertama agar siswa bisa menemukan sumber informasi dan memahami permasalahan dengan baik. Kedua agar siswa bisa bersatu dengan satu tujuan dalam mengutarakan isu di depan kelas secara akurat dan relevan. Kemudian, Sesudah siswa memperoleh referensi yang diinginkan untuk penajaman materi. Pada sesi selanjutnya siswa diminta untuk berdiskusi dalam sebuah grup untuk mematangkan bahan sumber yang ada lalu merumuskan solusi untuk permasalahan grup. Sehingga pertukaran pengetahuan dalam grup diskusi bisa dilaksanakan dengan baik. Setelah itu, terdapat tiga aspek penilaian yang perlu digaris bawahi, diantaranya adalah sikap, pengetahuan dan keterampilan.  Terakhir , guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran.

Kelebihan model pembelajaran PBL setelah penulis menerapkan dikelas V SD Negeri 1 Bodeh yaitu penemuan solusi adalah metode paling signifikan untuk bisa memahami pengetahuan, Selain itu penemuan solusi ini juga bisa mengembangkan kemampuan siswa dalam refleksi diri terhadap proses belajar,siswa bisa mengetahui bahwa setiap pembelajaran pada hakikatnya adalah cara berpikir, tidak hanya belajar melalui buku dan guru secara mentah, dengan metode pemecahan masalah siswa cenderung lebih bersemangat dan menyukai dalam proses pembelajaran.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved