Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Salah Satu Pelaku Mutilasi di Sleman Warga Magelang, Dikenal Kalem dan Tak Pernah Buat Onar

Polisi berhasil menangkap dua pelaku mutilasi di wilayah Turi, Sleman, Yogyakarta. Salah satu pelaku berinisial W, warga Magelang , Jawa Tengah.

KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA
Polisi berhasil menangkap dua terduga pelaku terkait penemuan potongan tubuh manusia di area Jambatan Kelor, Turi, Kabupaten Sleman. Dua terduga pelaku tersebut yakni berinisial RD dan W . Keduanya dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolda DIY. 

TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG - Polisi berhasil menangkap dua pelaku mutilasi di wilayah Turi, Sleman, Yogyakarta.

Salah satu pelaku berinisial W, warga Magelang , Jawa Tengah.

Sedangkan pelaku lainnya berinisial RD warga DKI Jakarta yang berdomisili di Bogor, Jawa Barat.

Baca juga: Fakta-Fakta Kasus Mutilasi di Sleman: 2 Pelaku Ditangkap Setelah Kepala Korban Ditemukan

Dari penelusuran Tribunjogja.com , seorang tersangka yakni W diketahui berdomisili di Dusun Gatak, Desa Sukomulyo, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang .

Saat dikonfirmasi kepada Kepala Desa Sukomulyo, Ahmat Riyadi membenarkan, bahwa satu di antara tersangka pembunuhan dan mutilasi di Sleman, DIY adalah warganya yang berinisial W.

Jembatan Kelor dipasang garis Polisi. Sungai di bawah Jembatan Kelor, Bangunkerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman ini merupakan lokasi ditemukan potongan tubuh manusia.
Jembatan Kelor dipasang garis Polisi. Sungai di bawah Jembatan Kelor, Bangunkerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman ini merupakan lokasi ditemukan potongan tubuh manusia. (KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA)

"Saya klarifikasi pihak keluarga memang betul.

Cuma memang, (tersangka) jarang sekali dia di rumah Gatak Sukomulyo," paparnya saat dikonfirmasi pada Minggu (16/7/2023).

Dia mengatakan,  kalau tersangka  W bekerja sebagai serabutan yang merantau dari satu kota ke kota lain. 

"Jadi tidak menetap, cuma identitas masih warga Sukomulyo.

Yang di sini orang tuanya (tersangka).

Karena tidak tetap kami juga tidak bisa menjawab berapa lama tersangka merantau di Jogja," paparnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi kepada Kepala Dusun Gatak, Arif Masrur membenarkan jika ada warganya bernama sama dengan tersangka.

Namun, dia tidak bisa memastikan apakah  sosok Waliyin yang dikenalnya adalah si-pembunuh dan pemutilasi korban di Turi, Sleman, DIY beberapa waktu lalu.

"Memang ada warga kami, satu orang berinisial W, itu warga Dusun Gatak.

Tetapi, apakah orang itu yang melakukan pembunuhan mutilasi atau tidak saya kurang tahu.

Karena, belum ada konfirmasi dari keluarga sampai detik ini," tutur dia saat didatangi di kediamannya,  Minggu (16/7/2023).

Namun, saat ditunjukkan oleh Tribunjogja.com sebuah foto yang memuat gambar dua orang tersangka.

Arif mengakui, bahwa perawakan satu di antara pelaku yang ada di foto itu memang mirip dengan W yang tak lain ialah  warga dusunnya. 

"Iya, ini memang mirip dia (W) yang rambutnya diwarnai, tetapi sekali lagi karena belum ada konfirmasi yang masuk ke kami, kami belum bisa memastikan lebih jauh.

Sampai sekarang saya masih terkejut ," terangnya.

Sosok W Dikenal Anak yang Kalem dan Tenang

Ia pun bercerita, kalau sosok W yang dikenalnya itu merupakan anak yang kalem dan tenang.

Bahkan dia menilai, W tidak pernah berbuat onar di kampungnya.

"Anak itu kalem sekali, sampai sekarang  saya kurang percaya kalau anak itu melakukan hal itu (pembunuhan mutilasi).

Yang saya tahu anaknya itu anteng sekali, tidak pernah berbuat onar, tidak pernah dengar (membuat masalah),"papar dia.

Tambah dia, W juga sosok yang ramah terhadap warga.

Bahkan, ia sering serawung ke rumah para tetangganya.

"Akrab dia sama warga, dia tetap menyapa dengan warga.

Tidak pernah buat ribut lah, terkenal baik lah.

Saya masih belum percaya lah, kalau anak itu yang berbuat seperti itu," ujarnya.

Tinggal di Rumah Kecil bersama Ibunya 

Di kampung itu, kata Kadus, W tinggal dalam satu rumah kecil  bersama ibu dan saudara laki-lakinya.

Di mana, rumah itu dibagi dua menggunakan sekat, satu sisi untuk tinggal W dan Ibunya.

Sedangkan sisi lain ditempati saudara laki-laki W bersama istrinya.

"Ayahnya W sudah meninggal lama, ayahnya orang sini asli.

Mereka 4 bersaudara lahir di sini semua, dua laki-laki dan dua perempuan.

Yang tinggal di rumah itu, tinggal Ibunya dan  abangnya W (sudah berkeluarga), jadi ada dua keluarga di sana, sudah KK sendiri-sendiri," terangnya. 

Lanjut dia, Ibu kandung W sehari-hari bekerja sebagai buruh tani.

Sedangkan, saudara laki-lakinya bekerja serabutan.

"Kalau W itu kerja ke luar-luar itu (ke luar kota).

Tapi, saya tidak tahu persis kapan mulai merantau, berapa lama gitu, taunya itu merantau aja.

Kalau dulu, di rumah sebelum merantau ya bantu-bantu ibunya, ya nganggur lah ya," terangnya.

Ia mengatakan, terakhir kali bertemu dengan W sebelum puasa tahun 2022 lalu.

Saat itu, W bersama ibunya datang untuk membuat sertifikat tanah.

"Kemari sama ibunya, dua orang aja.

Itu sikapnya masih normal tidak ada yang mencurigakan.

Itu mau buat sertifikat tanah katanya untuk W," ungkapnya.

Terpisah, Carik Sukomulyo sekaligus tetangga W, Sudaliyo mengatakan, mengetahui berita mutilasi awalnya dari melihat berita di mana domisili seorang tersangka tertuju pada Desa Sukomulyo, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang.

"Memang di sini, ada namanya W.

Tetapi saya kurang tau apakah dia itu orang yang membunuh dan memutilasi.

Karena, dari keluarga juga belum ada ngomong-ngomong.

Saya juga baru tahu siang ini, jadi kebenaran itu W apa tidak saya belum tahu, tapi yang pasti di sini ada warga namanya W," ucapnya.

Kata Sudaliyo, W yang dikenalnya merantau sejak lulus MTS atau setingkat SMP.

Namun, dirinya tidak mengetahui persis pekerjaan apa yang dilakoni oleh W.

"Kalau kerjanya apa saya tidak tahu, katanya yaitu ikut juragan-nya.

Dia juga merantau pernah sampai Papua.

Itu juga pernah kata keluarganya merantau sampai ke Singapura.

Itu saya ditunjukin foto sama keluarganya di rumahnya itu, ada bacaan 'Di Singapura'. Kalau yang merantau di Jogja ini dikasih tau sama keluarganya, katanya di Jogja gitu," bebernya.

Menurut Sudaliyo, W juga sosok anak yang kalem, anteng, dan rajin.

Bahkan, tak jarang jika kembali ke rumahnya W selalu menyempatkan ikut Mujadahan bersama warga kampung.

"Biasanya kadang-kadang itu, hari Jumat pulang, itu ikut Mujadahan.

Kalau pulang pasti serawung dengan warga.

Kalau saya terakhir kali jumpa dengan W itu pas Lebaran 2022 lalu.

Dia (W) itu, keliling lebaran bersama-sama temannya ke rumah-rumah warga.

Ya anak rajin lah, dulu sebelum merantau juga suka bantu ibunya cari kayu bakar sebelum ada kompor, jadi tetap masih belum percaya itu W, karena anak seperti ini kayaknya tidak mungkin melakukan hal itu (pembunuhan dan mutilasi),"urainya. (*)

 

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Satu dari Diantara Tersangka Pelaku Mutilasi di Sleman Warga Magelang, Ini Penjelasan Kades

Baca juga: Korban Mutilasi di Turi Sleman Ternyata Mahasiswa asal Bangka Belitung yang Kuliah di Yogyakarta

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved