Berita Regional
Bantah Isu Rusak Mesin, Pertamina Ungkap Alasan Etanol Dipakai di Pertamax Green
Area Manager Communication, Relation, dan CSR Pertamina Patra Niaga Jateng & DIY, Taufiq Kurniawan mengimbau masyarakat tidak terpengaruh isu etanol.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Belakangan ini, isu miring soal etanol yang terkandung dalam bahan bakar minyak ramai beredar di media sosial.
Sebagian pihak menuding bahan bakar campuran etanol bisa merusak mesin kendaraan dan nilai oktannya tidak sesuai spesifikasi.
Menanggapi hal tersebut, Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Tengah dan DIY menegaskan Pertamax Green aman digunakan dan telah melalui pengujian resmi.
Baca juga: Video Tragedi Miras Oplosan Maut 4 Pemuda Kuningan Semarang Meninggal Beli Etanol Lewat Online
Area Manager Communication, Relation, dan CSR Pertamina Patra Niaga Jateng & DIY, Taufiq Kurniawan mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh isu etanol yang berhemus di media sosial.
“Tolong masyarakat tidak mudah terpengaruh isu etanol yang dihembuskan pihak tertentu," ucapnya, Selasa (7/10/2025).
Dia menjelaskan, etanol telah digunakan di beberapa negara seperti Brazil, US, dan Uni Eropa.
Tujuannya, untuk menekan emisi gas buang supaya BBM yang dihasilkan itu lebih ramah lingkungan.
Etanol yang digunakan dalam Pertamax Green berasal dari fermentasi bahan nabati seperti tebu, jagung, dan singkong.
Selain mengurangi karbon, etanol tidak merusak logam atau karet dan pembakarannya lebih sempurna.
Taufiq juga meluruskan isu soal nilai oktan yang sering muncul dalam penggunaan alat uji oktan portable yang beredar di masyarakat.
Di Jateng, pengujian dilakukan di CEPU. Sampel diuji menggunakan CFR Engine dan menghasilkan nilai oktan yang memang sesuai spesifikasinya.
Baca juga: Pengakuan Guntur Bagus Mabuk Alkohol Campur Etanol Plus Dextro : Empat Kawan Tewas
"Jadi, itu mengacu pada standar internasional ASTM 2699 dan mengukur ketahanan bahan bakar terhadap knocking," ungkapnya.
Alat portable yang banyak beredar, seperti oktis, menurut Taufiq, tidak memiliki kalibrasi resmi dan bisa menimbulkan hasil yang menyesatkan.
"Alat itu bisa dicelup ke cairan apapun dan tetap mengeluarkan angka, jadi masyarakat jangan mudah percaya,” tegasnya. (eyf)
6 Syarat dan Contoh Membuat Surat Keterangan Belum Menikah SKBM untuk Rekrutmen PLN 2025 |
![]() |
---|
Anggota Ormas Keroyok Warga gara-gara Tak Terima Diklakson |
![]() |
---|
Nasib Pratu Risal, Kini Ditahan Usai Berhubungan Intim 3 Kali Setiap Bertemu Istri Seniornya |
![]() |
---|
Nestle Indonesia Kerja Sama dengan BPJPH Bantu 5.000 UMKM di Indonesia Penuhi Sertifikasi Halal |
![]() |
---|
Wanita Berkeliaran Bawa Karung, Ternyata Isinya Mayat Bayi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.