Berita Kudus
Kader PKK Kecamatan Kota Kudus Diminta Harus Peka Terhadap Kondisi Sosial
Sejumlah 50 pengurus PKK di Kecamatan Kota Kudus mengikuti bimbingan teknis selama dua hari di Grand Wahid Hotel Salatiga sejak Sabtu-Minggu (22-23/7/
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Sejumlah 50 pengurus PKK di Kecamatan Kota Kudus mengikuti bimbingan teknis selama dua hari di Grand Wahid Hotel Salatiga sejak Sabtu-Minggu (22-23/7/2023).
Bimbingan teknis tersebut untuk meningkatkan kualitas kader PKK baik yang ada di masing-masing desa atau kelurahan maupun pengurus PKK kecamatan.
Camat Kota Kudus Andrias Wahyu Adi Setiawan mengatakan, selama ini kader PKK baik di kecamatan maupun yang ada di desa untuk praktik maupun program kerja yang dijalankan sudah tidak bisa dianggap remeh lagi.
Sebab bisa dikatakan selama ini aktif termasuk dalam membantu pemerintah dalam beberapa program.
“Misalnya program penanggulangan Covid-19 kemarin di Kudus mereka para kader PKK juga terlibat aktif,” kata Andrias.
Selain itu, beberapa program yang telah dilakukan oleh PKK dalam membantu pemerintah di antaranya yaitu peningkatan gizi anak melalui kerja sama dengan Posyandu. Kemudian untuk stunting kader PKK juga terlibat dalam upaya-upaya penurunan angkanya.
“Maka dari itu untuk bimbingan teknis kali ini kami melibatkan peserta dari kader PKK perwakilan dari setiap desa dan kelurahan dan pengurus PKK kecamatan,” kata Andrias.
Dalam bimbingan teknis kali ini menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai kalangan. Materi yang diberikan berkaitan dengan kesehatan yang diampu oleh Dinas Kesehatan Kudus, kemudian berkaitan dengan administrasi, dan seluk beluk pemerintahan desa yang diisi oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD).
Ketua TP PKK Kudus Mawar Anggraeni mengatakan, setiap anggota PKK harus menjalin komunikasi intens antarpengurus. Baginya komunikasi itu penting demi keberlangsungan organisasi.
Selain komunikasi internal demi kesolidan, juga perlu adanya komunikasi eksternal. Artinya PKK bisa menjalin kerja sama dengan pihak luar. Selama ini di Kudus sudah beberapa kali PKK menjalin kerja sama dengan perusahaan di Kudus untuk melaksanakan sebuah program.
“Sebab tidak selamanya anggaran bisa menutup program kerja kita. Kita perlu adanya komunikasi dan kerja sama misalnya dalam bentuk sponsor,” kata Mawar.
Selain itu Mawar menekankan pentingnya inovasi oleh setiap pengurus PKK di setiap tingkatan. Baginya inovasi sangat penting untuk kerja-kerja PKK dalam menjawab tantangan zaman. Dengan adanya inovasi program kerja bisa tepat sasaran, efektif, serta selaras dengan perkembangan zaman.
“Intinya ciptakan inovasi bukan untuk saingan, tapi untuk sama-sama membangung Kudus,” katanya.
Ketua DPRD Kudus Masan mengatakan, kader PKK selama ini didominasi oleh kaum perempuan. Menurutnya perempuan memiliki peran besar dalam perkembangan sosial.
Namun dalam praktiknya masih banyak kaum perempuan yang masih belum terjun ke dunia politik praktis.
Di Kudus misalnya, sampai saat ini hanya ada 4 anggota DPRD Kudus dari perempuan. Jumlah tersebut kurang dari 10 persen dari total dewan secara keseluruhan.
“Mari silakan dari anggota PKK yang ingin terjun ke politik praktis, dari situ kalian bisa memperjuangkan kaum perempuan di level kebijakan,” kata Masan.
Sementara Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan, Tim Penggerak PKK merupakan garda terdepan dalam pemberdayaan perempuan.
Mereka memiliki tugas ganda selain mengurus keluarga, mereka yang tergabung sebagai anggota PKK juga memiliki tugas sosial. Di situlah, katanya, PKK memiliki peran penting di tengah masyarakat.
“Keberadaan PKK ada sampai bawah. Anggotanya selain eksis dalam mengurus keluarga mereka juga eksis dan ikut andil dalam permasalahan sosial,” kata Hartopo.
Meski sudah banyak peran penting yang dilakukan oleh PKK, tidak lantas mereka yang tergabung di dalamnya hanya stagnan dalam menjalankan program. Seiring berkembangnya zaman semakin ke sini banyak pula tantangan sosial yang bisa dipecahkan oleh TP PKK.
Hartopo mencontohkan, di kalangan masyarakat diakui atau tidak masih ada kasus kekerasan dalam rumah tangga.
Kemudian ada pula kasus istri menggugat cerai suami. Contoh dua kasus terakhir tersebut bisa menjadi perhatian oleh PKK agar hal tersebut bisa dicegah dan diantisipasi.
“Kekerasan dan perceraian itu tidak baik, imbasnya nanti ke anak-anak,” kata Hartopo. (Goz)
Sebuah Pelana Kuda dan Mata Air Abadi: Memahami Tradisi Guyang Cekatak, Pengingat Jasa Sunan Muria |
![]() |
---|
"Sepi Pembeli" Keluh Pedagang Blok Barat Terminal Bakalan Krapyak Kudus |
![]() |
---|
Disdikpora Kudus Tegaskan Dana PIP Harus Disalurkan untuk Program Penunjang Pendidikan |
![]() |
---|
Pemkab Kudus Beri Pendampingan Psikologi dan Bantuan Sosial kepada Anak Korban Penusukan |
![]() |
---|
Pilu, 3 Warga Kudus Ditemukan Terpasung di Kamar Rumah, Alami Gangguan Kejiwaan Akut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.