Berita Semarang
Prof. Rhenald Kasali Tekankan Perguruan Tinggi Tak Terperangkap Masa Lalu, Harus Cepat Beradaptasi
Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia
Penulis: amanda rizqyana | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Jakarta, Prof. Rhenald Kasali, Ph.D., menyampaikan orasi ilmiah di Balairung Universitas PGRI Semarang (UPGRIS).
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Balairung UPGRIS, Jalan Lontar, Kelurahan Karangtempel, Kota Semarang pada Senin (24/7/2023).
Ia menyampaikan materi Tantangan Perguruan Tinggi di Era Disrupsi Informasi yang dipandu oleh Ketua PGRI Jawa Tengah, Dr. Muhdi, S.H., M.Hum.
Dalam paparannya, Prof. Rhenald menyatakan saat ini perkembangan teknologi, ditambah dengan perubahan kondisi alam dan pertambahan jumlah penduduk semakin mempengaruhi pola masyarakat.
Berdasarkan pengalamannya selepas menempuh pendidikan di University of Illinois, Amerika Serikat dan kembali ke Indonesia sekitar tahun 1998, terjadi krisis moneter yang menyebabkan terjadi kerusuhan dan penjarahan di sebagian besar kota di Jakarta.
Bahkan imbas dari krisis moneter menyebabkan tingginya bunga pinjaman di bank, orang menganggur, calon sarjana tidak bisa bekerja, perusahaan menjadi kecil, investor kabur, mencari uang susah, hingga berita negatif di mana-mana.
"Ini adalah window of opportunity, karena itulah saatnya orang tidak bisa melamar pekerjaan pasti butuh kewirausahaan," ujar Prof. Rhenald di hadapan civitas akademika UPGRIS.
Pada proses ini, masyarakat yang harus bekerja lebih keras mengadu nasibmental perantauan yang mengupayakan
Terkait teknologi dan pengetahuan yang mengubah hampir seluruh sektor dalam kehidupan manusia, bahkan hingga ke modifikasi pertanian.
Saat ini ditemukan banyak varian buah tanpa biji, padahal biji yang membuat tanaman dapat berkembang biak.
Prof. Rhenald mengemukakan perkembangan teknologi ini memiliki ancaman bahaya-bahaya yang ada di baliknya, seperti berkurangnya sumber daya manusia dan pemanasan global.
Pasalnya manusia sudah tidak lagi mempedulikan kelestarian lingkungan tetapi bagaimana lebih fokus dengan teknologi.
''Manusia sudah tidak peduli lagi dengan lingkungan, lebih memikirkan bagaimana teknologi bisa menggantikan semuanya,'' paparnya.
Teknologi juga membuat kebiasaan-kebiasaan lama menjadi usang.
Guna menghadapi arus teknologi yang membabi buta ini, masyarakat tetap tidak boleh menutup diri dengan perkembangan teknologi agar tidak terseret arus begitu saja.
Tak Hanya Bersihkan Masjid, 780 Marbot Semarang Kini Punya 'Tabungan' Hari Tua dan Terlindungi BPJS |
![]() |
---|
Semarak Fun Run 100 Tahun SMC Telogorejo Semarang, 1.800 Peserta untuk 2 Kategori |
![]() |
---|
Angka Pernikahan Terus Turun Tiap Tahun, Kemenag Kampanyekan GAS Nikah di Tengah CFD Semarang |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Semarang Minggu 28 September 2025, Berpotensi Hujan Ringan |
![]() |
---|
Gagal Penuhi Target Emas, Kontingen Catur Jateng Sebagai Tuan Rumah Pomnas XIX Hanya Raih Segini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.