Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Kisah Miris Anak di Semarang, Dipaksa Mengemis Hingga Dicabuli Kakek, Terungkap Sering Masturbasi

Provinsi Jawa Tengah baru saja menerima penghargaan Pelopor Provinsi Layak Anak (Provila) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Ana

Penulis: iwan Arifianto | Editor: Catur waskito Edy
Net
Ilustrasi Pencabulan 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Provinsi Jawa Tengah baru saja menerima penghargaan Pelopor Provinsi Layak Anak (Provila) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA).

Penghargaan tersebut ternyata sudah diperoleh Pemprov Jateng selama tiga kali alias hattrick.

Sayangnya, di tingkat akar rumput, persoalan anak di Jawa Tengah masih menjadi persoalan serius, mulai dari eksploitasi anak hingga aksi kekerasan seksual.

"Memasuki pertengahan tahun ini, kami sudah menangani enam kasus soal anak, mulai dari kekerasan fisik, seksual hingga eksploitasi  ekonomi," ucap pengacara publik YLBHI-LBH Semarang Bidang Sipil dan Politik, Ignatius Rhadite kepada Tribun, Rabu (26/7/2023).

Di antara enam kasus tersebut, terdapat kasus kekerasan seksual yang menimpa anak balita berusia dua tahun di Kota Semarang.

Peristiwa itu dilaporkan ibu korban ke LBH Semarang sekira bulan Mei 2023. 

Dalam pelaporannya, Ibu korban mengungkapkan, anak perempuannya mendapatkan dugaan kekerasan seksual dari kakeknya atau ayah tiri ibu korban. 

Kasus itu terungkap selepas ibu korban secara tidak sengaja melihat anaknya telanjang bulat sedangkan kakeknya berada di sampingnya dengan kondisi bertelanjang dada.

"Ibu korban single parent harus bekerja sehingga menitipkan anaknya ke kakek dan nenek korban," ucap Rhadite.

Kecurigaan ibu korban terhadap ayah tirinya telah melakukan dugaan kekerasan seksual berangkat dari pengalamannya yang pernah mendapatkan perlakuan serupa semasa masih SD.

Dugaan itu kian menguat selepas adanya perubahan perilaku dari anaknya yakni kebiasaan secara spontan  telanjang lalu melakukan masturbasi. 

Secara nalar anak sekecil itu tidak akan melakukan tindakan tersebut tanpa diajari.

Ibu korban lantas membawa anaknya ke psikolog di sebuah rumah sakit di kota Semarang untuk menelaah perubahan perilaku tersebut.

"Hasilnya mengarah dugaan kekerasan seksual," paparnya.

Pihaknya berencana melaporkan kasus tersebut ke polisi. Namun, fokus utama saat ini adalah proses penyembuhan  korban.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved