Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pemilu 2024

Airlangga Tegaskan Tak Dukung Anies Baswedan, Pilihan hanya Prabowo Atau Ganjar Pranowo

Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyebut partainya memiliki pilihan yang sempit di pilpres 2024, yakni hanya mendukung Prabowo Subianto atau Ga

Editor: m nur huda
Tribunnews.com/Rahmat W Nugraha
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menggelar jumpa pers di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (1/2/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Partai terbesar di era Orde Baru atau sebelum reformasi, Partai Golkar terus menunjukkan keraguan menentukan arah politik di 2024.

Bahkan, partai peraih suara terbesar ketiga di pilpres 2019 itupun kini tampak kesulitan mengusung kadernya untuk posisi bakal calon wakil presiden (cawapres) di ajang kontestasi pemilihan presiden (pilpres) tahun depan.

Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Airlangga Hartarto pun membenarkan pernyataan mantan ketua umum partai berlambang pohon beringin itu, Jusuf Kalla (JK), yang menyebut partainya memiliki pilihan yang sempit di pilpres 2024, yakni hanya mendukung Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo.

"Itu sangat benar (Hanya Prabowo atau Ganjar-Red)," katanya, usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (2/8).

Ia pun menegaskan bahwa partainya tidak mungkin mengusung Anies Baswedan di pilpres 2024.

"Benar (tidak akan dukung Anies-Red)," ujarnya.

Airlangga menuturkan, partainya kini sedang menyusun langkah terakhir dalam menentukan arah politik pada 2024. Namun, ia tidak menjelaskan lebih jauh mengenai langkah terakhir tersebut.

"Langkah chapter terakhir. Sekarang sudah masuk chapter terakhir. Makasih," tukasnya.

Adapun, sebanyak 38 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar telah bertemu dengan Airlangga untuk membahas soal arah dukungan partai pada pekan lalu. Hasil pertemuan itu, DPD Golkar memilih Prabowo sebagai capres di pilpres 2024.

Menanggapi hal itu, Airlangga Hartarto menyatakan, dorongan untuk mendukung satu bakal capres selalu muncul menjelang kontestasi pilpres.

"Ya tentu unsur dorongan-dorongan kan selalu ada," ucapnya.

Namun, menurut dia, keputusan dalam menentukan arah dukungan pilpres harus dibahas terlebih dahulu. Sekarang ini, dia menambahkan, tim teknis Partai Golkar sedang bekerja untuk mengkaji arah Partai Golkar di Pilpres 2024.

"Tapi tentu ada tim yang sedang bekerja," tukasnya.

Seperti diketahui, Airlangga baru saja bertemu degan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani, Kamis (27/7) lalu. Keduanya pun sepakat membentuk tim teknis untuk untuk menegosiasikan format kerja sama.

Usai pertemuan tersebut, Airlangga mengaku banyak menemukan kecocokan dalam pertemuan dengan Puan. Sementara, Puan menyatakan, tim teknis bakal segera bekerja untuk segera membangun kesepakatan.

Hal itupun disebut-sebut menjadi sinyal positif bagi PDI Perjuangan untuk menjalin kerja sama dengan Golkar. Bahkan, sejumlah elite PDI Perjuangan menyebut partai besar itu bakal segera merapat untuk turut mendukung pencapresan Ganjar Pranowo.

Lirik Prabowo

Meski demikian, tingginya elektabilitas bakal capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dinilai membawa aroma yang menarik di kalangan partai politik (parpol) lain. Usai Partai Bulan Bintang (PBB) mendeklarasikan dukungan ke Prabowo, Partai Golkar pun tampaknya mulai melirik Menteri Pertahanan (Menhan) tersebut.

Hal itu lantaran Prabowo memiliki kans yang cukup besar memenangkan pilpres 2024 dengan tingginya elektabilitas yang dimiliki. Hal itu diyakini membuat Golkar kepincut dan mulai merapatkan barisan menyambut Prabowo sebagai capres.

"Keputusan memilih Prabowo menurut saya yang menjadi pertimbangannya, pertama tingginya hasil survei yang menempatkan Prabowo dalam 2 atau 3 bulan terakhir ini sangat tinggi," kata pengamat politik Universitas Padjadjaran, Idil Akbar, Rabu (2/8).

Menurut dia, Partai Golkar saat ini sudah sadar bahwa Airlangga Hartarto selaku ketum tidak memiliki kans yang cukup untuk memenangkan pilpres. Maka dari itu, partai berlambang pohon beringin tersebut mulai melakukan berbagai macam manuver ke beberapa parpol untuk berkoalisi.

"Golkar sadar harus berkoalisi dengan partai lain yang memiliki kekuatan yang cukup seperti Gerindra untuk memenangkan pilpres," tuturnya.

Idil menyatakan, potensi Partai Golkar juga semakin meningkat jika benar-benar merapat ke Gerindra untuk mengusung Prabowo. Hal tersebut lantaran elektabilitas dan popularits Prabowo yang terus meningkat dalam beberapa hasil survei.

"Dalam hal itu pertimbangannya adalah bahwa Prabowo memiliki kans besar dalam berkompetisi di Pilpres 2024," jelasnya.

Adapun, survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbaru yang dilakukan 3-15 Juli 2023. Hasilnya, Prabowo mendapat elektabilitas 52 persen, sedangkan Ganjar 41,6 persen. Jarak elektabilitas kedua tokoh ini mencapai dua digit yakni 10,4 persen.

"Pada survei Juli 2023, ketika kami tanya responden bila ada dua capres yang maju, yaitu Prabowo dan Ganjar, siapa yang akan dipilih? Hasilnya Prabowo 52 persen versus Ganjar di 41,6 persen. Yang menyatakan tidak tahu atau rahasia sekitar 6,4 persen," kata Direktur LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas, Senin (31/7). (Tribunnews/Taufik Ismail/Sri Juliati/tribun jateng cetak)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved