Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Pelajar SMKN 3 Kudus Berhamburan ke Luar Gedung Membawa Kursi

Pelajar seketika berhamburan keluar gedung lantai dua dengan membawa kursi. Sebagian pelajar tetap bersembunyi di bawah meja ketika simulasi gempa bum

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM
Sejumlah siswa SMKN 3 Kudus berhamburan keluar gedung lantai dua dengan membawa kursi dalam praktik simulasi gempa bumi program Sosialisasi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Rawan Bencana oleh BPBD Kudus, Kamis (3/8/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus menggelar Sosialisasi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Rawan Bencana kepada seratus pelajar SMKN 3 Kudus, Kamis (3/8/2023).

Peserta yang terdiri dari pelajar kelas X dan pengurus OSIS mengikuti praktik langsung (simulasi) tanggap darurat ketika terjadi sebuah bencana gempa bumi. 

Pelajar seketika berhamburan keluar gedung lantai dua dengan membawa kursi. Sebagian pelajar tetap bersembunyi di bawah meja ketika simulasi gempa bumi berlangsung. 

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kudus, Sri Wahyuni mengatakan, sosialisasi dan edukasi ini merupakan program BPBD yang dilakukan setiap tahunnya. 

Pada tahun ini, pihaknya membidik 600 sasaran untuk diedukasi terkait pencegahan dan penanggulangan bencana alam. Mulai dari tanah longsor, banjir, angin ribut, kebakaran, hingga gempa bumi.

Kata dia, pelajar menjadi salah satu bidikan utama agar bisa menularkan edukasi yang diterima kepada keluarga dan teman-temannya. 

Para generasi muda ini diproyeksikan menjadi ujung tombak penyebaran informasi dan edukasi kepada masyarakat terkait kesiapsiagaan terhadap bencana alam. Mulai dari langkah pencegahan, hingga penanggulangan ketika bencana datang. 

"Bencana alam ini tidak ada yang tahu kapan datangnya. Butuh kewaspadaan, pengetahuan, dan keterampilan manakala bencana datang tiba-tiba. Sehingga perlu edukasi secara mobile agar semakin banyak masyarakat yang teredukasi," tuturnya. 

Kepala SMKN 3 Kudus, Aries Budiyono menyampaikan, sekolahnya terletak di perbatasan antara empat kabupaten. Sehingga 1.150 pelajar yang terdata saat ini tidak hanya berasal dari Kabupaten Kudus saja. Namun juga berasal dari Purwodadi, Pati, dan Demak.

Kata dia, letak geografis sekolah yang berada di perbatasan antar kabupaten ini memicu tingginya potensi terjadinya bencana alam. Terutama banjir, tanah longsor, dan gempa bumi.

Karena itu, Aries bersyukur siswanya berkesempatan mendapatkan bimbingan langsung dari tenaga ahli terkait penanggulangan bencana alam. 

"Wilayah Undaan ini sering terjadi bencana alam, maka perlu adanya edukasi secara berkelanjutan, mulai dari teori hingga praktik," ucapnya.

Menurut dia, edukasi semacam ini dirasa penting guna mempersiapkan diri makala bencana alam datang sewaktu-waktu. Dalam rangka menekan potensi terjadinya bencana alam, serta melakukan penanggulangan ketika bencana datang. 

"Harapan kami, setelah pelakanaan sosialisasi dan edukasi, jadi gambaran sekolah untuk membuat SOP untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Melatih pelajar bisa tanggap cepat terhadap bencana. Dengan harapan, edukasi ini tidak hanya dilakukan sekali ini saja, namun berkelanjutan," harap dia. (Sam)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved