Berita Ekonomi
Beli Elpiji Melon Wajib Terdaftar Mulai 2024, Hanya yang Registrasi yang akan Dilayani
Kementerian ESDM memastikan pembelian elpiji bersubsidi mulai 2024 hanya diperuntukkan bagi konsumen yang telah terdaftar.
TRIBUNJATENG.COM - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pembelian elpiji bersubsidi mulai 2024 hanya diperuntukkan bagi konsumen yang telah terdaftar.
Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji.
Menurut dia, Pertamina sebagai badan usaha pelaksana diberikan waktu hingga 31 Desember 2023 untuk menyelesaikan registrasi atau pendataan pada masyarakat.
"Kami dukung Pertamina melakukan registrasi ini, dan (kebijakan) akan dijalankan tahun depan (2024), yang registrasi yang akan dilayani oleh Pertamina, semoga dapat diselesaikan tepat waktu," katanya, dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (3/8).
Baca juga: Ulah Oknum Guru SMK di NTT, Tangan Siswa Dicelupkan ke Air Mendidih, Orangtua YAP: Kami Kecewa
Baca juga: Satu Paket Bom Sudah Disiapkan Buat Teror Mapolresta Solo, Ketua Kelompok Sedang Cari Pengantin
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Maompang Harahap menegaskan, pendataan tersebut dilakukan bukan membatasi pembeli elpiji 3 kg, melainkan untuk memastikan program elpiji bersubsidi tepat sasaran.
Menurut dia, konsumen masih bisa membeli elpiji melon di pangkalan dengan menunjukkan KTP atau Kartu Keluarga (KK).
"Dalam tahap pendataan ini tidak ada batasan pembelian elpiji 3 kg," jelasnya.
"Masyarakat dapat membeli di pangkalan atau sub penyaluran resmi Pertamina hanya perlu menunjukkan KTP atau kartu keluarga, dan apabila sudah terdata dalam sistem, maka cukup menunjukkan KTP untuk pembelian selanjutnya," sambungnya.
Maopang menuturkan, sosialisasi terkait dengan transformasi pembelian elpiji 3 kg dengan registrasi sudah dilakukan sebanyak lima gelombang untuk 411 kabupaten/kota yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi.
Per 31 Juli 2023, sekitar 6,5 juta konsumen telah melakukan transaksi dalam sistem berbasis website. "Dan pemerintah bersama Kepolisian dan Pertamina sebagai badan usaha pelaksana melakukan pengawasan, dan memberikan sanksi kepada agen pangkalan atau oknum yang melakukan pelanggaran elpiji 3 kg," bebernya.
Menyempurnakan

Maopang menyatakan, registrasi pada masyarakat yang hendak membeli elpiji melon itu juga bertujuan untuk menyempurnakan pendistribusian elpiji bersubsidi sehingga terhindar dari penyalahgunaan.
"Transaksi secara manual dalam lookbook pangkalan rawan manipulasi, sehingga tidak mampu menunjukkan profil pembeli elpiji 3 kg yang sesungguhnya. Proses pendataan dan pencocokan data pengguna yang sedang berlangsung diharapkan dapat menjawab tantangan tersebut," tandasnya.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan mengungkapkan, per 31 Juli 2023 sudah tercatat sebanyak 6,7 juta orang yang terdaftar sebagai pembeli elpiji bersubsidi. Angka tersebut diperoleh dari laporan seluruh pangkalan elpiji.
"Per 31 Juli 2023, data yang memang sudah masuk ada 6,7 juta konsumen. Jadi sebagai perbandingan transaksi harian itu ada 8,8 juta/hari, dan saat ini untuk per 31 Juli 2023 kami berhasil mendapat 6,7 juta konsumen pengguna elpiji, dan tercatat di seluruh pangkalan," terangnya.
Menurut dia, data tersebut menunjukkan bahwa masyarakat sudah mulai terbiasa dan mau melakukan pendataan di pangkalan elpiji. Ia berharap tahapan pendataan dapat diselesaikan tepat waktu. "Seluruh pendataan dan masuk ke sistem digitalisasi ini diharapkan selesai di Q3 (Juli-September) tahun 2023," ucapnya.
Sisa kuota
Adapun, Kementerian ESDM mengungkapkan, sebanyak 58 persen kuota elpiji subsidi telah didistribusikan ke masyarakat per 31 Juli 2023. Dengan demikian, kuota elpiji melon hingga akhir tahun ini tersisa 42 persen, atau 3,36 juta metrik ton (MT), dari kuota yang ditetapkan pemerintah untuk 2023 sekitar 8 juta MT.
"Untuk konsumsi hingga akhir tahun ini betul-betul kami memantau. Untuk per 31 Juli 2023 (kuota yang tersalurkan) 58 persen dari kuota," ucap Tutuka.
Sementara, Pertamina memastikan ketahanan stok LPG secara nasional dalam keadaan aman, baik elpiji subsidi maupun nonsubsidi, yakni berada di angka keamanan hingga 14 hari ke depan.
Direktur Logistik & Infrastruktur Pertamina, Alfian Nasution menyatakan, perseroan akan terus menjaga stok elpiji di kisaran angka 14-15 hari ke depan. "Dari sisi kesiapan stok yang telah dilakukan, bahwasanya stok elpiji berkisar 14 hari, dan ini cukup aman. Prognosa kami sampai akhir tahun akan menjaga stok di 14-15 hari," jelasnya.
Ia menuturkan, pada Juli 2023 terjadi peningkatan pembelian elpiji di sejumlah wilayah. Volume penjualan secara nasional tercatat berada di angka 690.000 MT, atau meningkat 5 persen dari bulan sebelumnya.
Peningkatan itu diakibatkan adanya perayaan hari libur nasional pada Juli 2023, sehingga berdampak kepada distribusi elpiji bersubsidi di sejumlah daerah.
"Jadi pasokan yang kami lakukan di bulan Juli pada dasarnya sudah ditambah. Ketahanan stok akan kami lakukan dengan cara baik produksi di dalam negeri maupun impor. Saya yakin akan ada di posisi 14-15 hari," terangnya. (Kompas.com/Haryanti Puspa Sari/Kontan/Arfyana Citra Rahayu)
Pasca Panen Raya, Inflasi Jateng Masih Terjaga |
![]() |
---|
Tak Hanya Ramah Lingkungan, Penggunaan Biofuel Gerakkan Ekonomi Lokal |
![]() |
---|
Bahan Bakar Baru Digencarkan, Akademisi Ungkap Keunggulan Teknis Biofuel |
![]() |
---|
Pelaku UMKM Di Semarang Didorong Investasi di Pasar Modal |
![]() |
---|
Dorong Ekonomi Berkelanjutan, Kadin Kota Semarang Kolaborasi Perkuat Ekosistem Bisnis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.