Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Permintaan Tak Biasa Zidan Sebelum Dibunuh Seniornya, Sang Ibu Menyesal Tak Memahami Firasat Itu

Sebelum dibunuh seniornya, MNZ ternyata sudah memberikan pertanda kepada keluarganya

Editor: muslimah
Tangkap layar YouTube Kompas TV // Tangkap layar instagram @@mnzidan
Ibu MNZ, mahasiswa UI yang tewas dibunuh seniornya syok dan terus menangis saat pemakaman jenazah korban. 

Sebelumnya, Muhammad Naufal Zidan (19) mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang dibunuh seniornya, dikenal sebagai sosok pendiam, namun ramah di lingkungan kampungnya.

Zidan, sapaan karibnya, merupakan warga Dusun Krajan RT 1/RW 1, Desa Alassapi, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Sekretaris Desa Alassapi, Yosie Handoyo mengatakan, Zidan tidak banyak berinteraksi dengan warga atau teman sebaya di kampung.

Kendati demikian, Zidan adalah sosok pribadi yang suka bertegur sapa.

"Saudara Zidan ini sosok pendiam. Tapi ramah. Tiap kali bertemu warga dia selalu menyapa. Zidan juga cerdas hingga bisa lolos menjadi mahasiswa UI," kata Yosie kepada Tribun Jatim Network saat ditemui di rumahnya, Sabtu (5/8/2023).

Yosie melanjutkan, menurutnya, Zidan jarang berinterksi dengan tetangga lantaran kesibukan belajar.

Ditambah lagi, Zidan tak menempa ilmu di sekolah wilayah Kecamatan Banyuanyar.

Beberapa tahun lalu, Zidan tercatat sebagai siswa SMAN 1 Probolinggo, yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo.

"Lalu setelah lulus SMA, dia kuliah di UI, Kota Depok. Karenanya, Zidan jarang berkumpul dan ngobrol dengan teman sebaya di kampung," ucapnya.

Seperti diketahui, mahasiswa kelahiran 13 Juli 2004 itu tewas di tangan seniornya, Altafasalya Ardnika Basya (23).

Pelaku menikam tubuh korban beberapa kali menggunakan pisau lipat hingga tewas, Rabu (2/8/2023) sekitar pukul 18.00 WIB.

Setelah itu, pelaku membungkus jasad korban dengan kantong plastik hitam lalu diletakkan di kolong kasur kamar indekos korban, Jalan Palakali, Kelurahan Kukusan, Beji, Kota Depok.

Jasad Zidan ditemukan pada Jumat (4/8/2034).

Motif pelaku membunuh korban lantaran merasa iri atas kesuksesan yang diraih Zidan, serta terlilit utang pinjaman online.

Kabar meninggalnya mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Program Studi Bahasa Rusia UI ini diketahui oleh warga Desa Alassapi lewat pemberitaan yang beredar.

Informasi itupun diteruskan warga ke Yosie.

"Sejumlah warga menanyakan kebenaran kabar meninggal saudara Zidan ke saya. Saya pun mencoba mengkonfirmasi pihak SMAN 1 Gending, tempat ibu korban bekerja. Pihak sekolah membenarkan kabar itu," paparnya.

Keluarga Zidan termasuk warga pendatang di Desa Alassapi.

Keluarga Zidan pindah dari Lumajang ke Desa Alassapi belasan tahun lalu, saat ibunya mulai bekerja menjadi guru di SMAN 1 Gending.

Zidan tinggal bersama ayah, Sohibi Arif, ibu, Elfira Rustina, seorang adiknya, dan asisten rumah tangga di Desa Alassapi.

Ayah dan Ibu korban rutin berkumpul atau bergaul dengan warga sekitar di segala kegiatan desa.

Berdasarkan pantauan, rumah bercat hijau yang ditempati keluarga Zidan tampak sepi. Pintu rumah terbuka sebelah.

Di dalam rumah itu hanya ada asisten rumah tangga yang tengah membersihkan ruang tamu.

"Ayah dan Ibu saudara Zidan berangkat ke Kota Depok sore kemarin. Jasad saudara Zidan informasinya dikebumikan di kampung halaman, Lumajang," pungkasnya.

(TribunStyle.com)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved