Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Sosok Oppa Korea Park Sang Hyeok yang Nikahi Gadis Indonesia, Begini Kisahnya

Kisah asmara beda negara dan agama selalu memunculkan kisah yang mengharukan dan seperti drama.

For Serambinews
Arma Yulisa (31), gadis asal Melaboh, Aceh menikah dengan Park Sang Hyok (32) asal Paju, Korea Selatan. Acara Pernikahan kedua pasangan beda negara digelar pada Selasa (8/8/2023), di kediaman mempelai wanita, di Ujong Baroh, Johan Pahlawan, Aceh Barat. 

Lalu, bagaimanakah sebenarnya kisah asmara dua sejoli dari negara berbeda ini hingga akhirnya resmi menjadi suami istri?

Bagaimana pula awal pertemuan keduanya?

Awal pertemuan gadis Aceh dan Oppa Korea

Arma Yulisa (31) yang dihubungi Serambinews.com membenarkan pernikahannya dengan pria asal Korea Selatan sebagaimana yang beredar di media sosial belakangan ini.

Ia mengatakan, pernikahannya dengan Park Sang Hyeok berlangsung pada 8 Agustus 2023 lalu.

"Pacaran lima tahun lebih, kenalnya di Korea Selatan," kata Arma yang dihubungi pada Jumat (11/8/2023).

Kepada Serambinews.com, Arma juga menceritakan bagaimana kisah perjalanan cintanya dengan Park Sang Hyeok hingga memutuskan untuk menikah.

Arma mengatakan, bahwa dirinya pertama sekali bertemu dengan sang suami saat sedang melakukan riset penelitian untuk program magisternya di Pohang University of Science and Technology (Postech), Pohang, Provinsi Gyeongbuk, Korea Selatan.

Arma dan suami saat diketahui sama-sama mengambil program magister di jurusan yang sama, yaitu Teknik Lingkungan (Environmental Science and Engineering).

Namun keduanya baru bertemu di laboratorium kampus ketika Arma sedang melakukan penelitian thesisnya.

"Itu di akhir 2017. Saya lagi sibuk penelitian untuk thesis. Si Oppa baru selesai wajib militer (Wamil). Terus masuk ke lab di bagian saya," ungkap Arma.

Arma mengatakan, saat itu Park Sang Hyeok yang masih berstatus sebagai mahasiswa S2 mendapat tawaran menjadi peneliti di laboratorium tersebut.

Hal itu karena sang suami terlambat mengurus berkas administrasi untuk program magisternya.

Namun karena kemampuannya di bagian enginering service yang diperoleh dari Wamil, ia pun diminta oleh profesor mereka untuk menjadi peneliti sementara di laboratorium.

"Jadi penelitian saya, di lab itu belum pernah ada yang ngerjain. Profesornya saya waktu itu ngasih tentang elektrogenesis, yang bener-bener tentang bio chemical system,"

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved