Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Konsistensi Warga Sruni Boyolali Hampir Satu Dekade Manfaatkan Biogas

Warga di Desa Sruni, Musuk, Kabupaten Boyolali hampir satu dasawarsa ini konsisten memanfaatkan biogas untuk pemenuhan energi.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Iwan Arifianto
Seorang ibu rumah tangga sedang memasak telur menggunakan kompor bersumber dari biogas. Sumber energi alternatif dari kotoran sap Iwan Arifianto.i tersebut mampu menghemat pengeluaran lantaran tak perlu membeli gas elpiji, di Desa Sruni, Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (11/8/2023). 

Capaian sekarang masih di angka 18,5 pesen atau 232 KK dari total 1.250 KK.

"Itu tantangan kita supaya program limbah kotoran sapi benar-benar teratasi demi mengurangi emisi karbon dan kebutuhan energi mandiri bisa tercukupi," katanya.

Bidang teknis dan Infrastruktur Kelompok Agni Mandiri Desa Sruni Widi  Atmono (52) mengatakan, desanya memiliki potensi besar di bidang biogas dari kotoran sapi lantaran 95 persen warganya merupakan peternak sapi.

Kendalanya ketika ingin membuat biogas secara  swadaya masyarakat merasa eman-eman atau susah mau keluarkan uang.

Padahal membuat instalasi biogas cukup membutuhkan biaya sekira Rp 6 juta. Namun, semisal berat memang butuh gotong royong atau insentif dari pemerintah.

"Jadi kami tetap menyadarkan masyarakat yang punya sapi bikin biogas. Sekali belum berhasil, dua kali, sampai tiga kali terus kita ajak supaya pakai biogas," paparnya.

Garap SDM

Kepala Bidang Energi Baru Terbarukan Dinas ESDM Jateng, Eni Lestari mengatakan, jalan terjal konsistensi penggunaan biogas dapat dimulai dari pengelolaan dengan cara swadaya masyarakat atau swakelola.

Sebab, ketika masyarakat memiliki semangat untuk kembangkan biogas maka akan bernafas panjang.

"Sebaliknya, ketika dibangunkan malah ga dipakai juga ada," jelasnya.

Ia tak menampik ada beberapa kendala dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) sektor biogas.  Terutama dalam mengubah mindset masyarakat karena membangun EBT harus  berbasis masyarakat .

Di antaranya harga gas elpiji masih terjangkau dan mudah didapatkan sehingga membutuhkan semangat dari masyarakat untuk mengembangkan biogas.

"Kami sih garap dulu masyarakatnya, harus ada tanggung jawab masyarakat dari perawatan dan pengelolaannya termasuk pengisian kotoran ternaknya," terangnya.

Begitupun soal perawatan instalasi peralatan biogas harus diperhatikan lantaran biogas menyebabkan impuritas dalam penggunaannya sehingga perlu perawatan rutin yang membutuhkan tenaga khusus.

"Nah kelompok perlu ada yang belajar khusus untuk mengatasi hal itu," bebernya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved