Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Suami Bunuh Istri di Semarang

BREAKING NEWS: Polisi Tangkap Suami yang Hajar Istri Sampai Tewas di Tembalang Semarang

Satreskrim Polrestabes Semarang berhasil menangkap Yuda Bagus Zakharia, tersangka kasus suami hajar istri hingga berujung nyawa melayang

Penulis: iwan Arifianto | Editor: muslimah
Polrestabes Semarang
Tim Inafis Polrestabes Semarang saat melakukan olah tempat kejadian perkara kekerasan dalam rumah tangga yang menewaskan seorang perempuan di kota Semarang, Senin (28/8/2023). 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Satreskrim Polrestabes Semarang berhasil menangkap Yuda Bagus Zakharia, tersangka kasus suami hajar istri hingga berujung nyawa melayang.

Yuda menganiaya istrinya hingga tewas dengan luka sayat dan lebam.

Ia kemudian dicokok polisi di depan Swalayan Gaya, Kedungmundu Tembalang, tak lama selepas kejadian.

"Iya, updatenya pelaku sudah tertangkap," ucap Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar saat dihubungi Tribun, Senin (28/8/2023).

Baca juga: Pilu, Kondisi Terakhir Istri di Semarang Dihajar Habis-habisan Suami hingga Tewas, Sering Dianiaya

Baca juga: Kondisi Kepala Haykal Alhafiz Usai Disikut Pemain Vietnam, Piala AFF Bubarkan Saja Jika Tak Ada VAR

Yuda memang dikenal sebagai sosok yang cukup problematik.

Pria bertato ini sebelum menghabisi istrinya ternyata sempat mabuk minuman keras jenis Kawa-kawa.

Bahkan, ia sempat cekcok dengan tetangganya hingga mau membacoknya.

Beruntung warga setempat sempat melerainya.

"Kejadian itu tadi malam (Minggu, 27 Agustus) jam 23.00. Pelaku teriak teriak di depan (rumah). Ada salah sangka ke warga lalu ambil senjata tajam ngejar warga tersebut," papar ketua RT 15 RW 2, Sendangguwo, Tembalang, Novri, Senin (28/8/2023).

Kasus itu lantas didamaikan oleh Novri dengan disaksikan para warga lainnya.

Tak cukup sampai didamaikan, ia melaporkan pula ke Polsek Tembalang.

Di kantor polisi, tersangka sempat menandantangani surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatannya kembali.

"Kita pulang boncengan motor, bau aroma miras. Katanya mabuk Kawa-kawa, sampai rumah sekitar pukul 00.30," jelasnya.

Setiba di rumah, ternyata api emosi di tubuh tersangka belum padam.

Imbasnya, istri tersangka, Arisa Ariani (22) menjadi sasaran.

Ia dianiaya tersangka hingga babak belur.

Hal itu ditunjukkan dari hasil pemeriksaan polisi yang menemukan luka lebam dan sayatan di sekujur tubuh korban.

Usut punya usut, ternyata tersangka melakukan penganiayaan tersebut sudah berulang kali.

"Ya setahu saya terakhir pada malam 17 Agustusan (16 Agustus), tersangka menganiaya korban. Namun, korban tidak mau laporan," beber Novri.

Ia sebenarnya sudah mendorong korban untuk membuat laporan ke polisi bilamana benar-benar mengalami kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Namun, korban enggan melapor karena takut terhadap ancaman korban.

"Mereka sering ribut, sudah saya minta laporan KDRT ke polisi korban tidak mau lapor. Misal tidak ada laporan dari korban, saya tidak berani (melapor ke polisi)," tuturnya.

Pada dini hari tragedi pembunuhan tersebut, tersangka sempat memberitahukan ke orangtuanya bahwa istrinya pingsan. Kejadian tersebut memang berada di rumah orang tua tersangka.

Selepas diperiksa ternyata korban telah meninggal dunia.

Pihak keluarga lantas melapor ke Ambulance Hebat selepas itu diteruskan ke  polisi.

"Kejadian itu sempat saya cek di CCTV tampak tersangka keluar rumah jam 03.18 dengan jalan kaki," paparnya.

Nasib Dua Anak

Tim Inafis Polrestabes Semarang saat melakukan olah tempat kejadian perkara kekerasan dalam rumah tangga yang menewaskan seorang perempuan di kota Semarang, Senin (28/8/2023).
Tim Inafis Polrestabes Semarang saat melakukan olah tempat kejadian perkara kekerasan dalam rumah tangga yang menewaskan seorang perempuan di kota Semarang, Senin (28/8/2023). (Polrestabes Semarang)

Diberitakan sebelumnya, nasib malang dialami Arisa Ariani (22) warga Sendangguwo, Tembalang, Kota Semarang yang dihajar suaminya hingga tewas.

Nasib dua anak korban kini  alami trauma setelah  kehilangan sosok seorang ibu.

Bahkan, anak korban paling kecil hingga kini masih mencari ibunya.

Ia tak tahu ibunya telah dibunuh oleh sang ayah dalam kondisi mabuk minuman keras.

"Anak korban ada dua masih kecil-kecil. Paling besar kelas 1 SD dan paling kecil masih TK. mereka tampak trauma. Nah, yang TK ini terus menangis masih mencari-cari ibunya," ucap Pekerja Sosial Masyarakat di Kecamatan Tembalang, Nani, Senin (28/8/2023).

Korban sebelum meninggal dunia dihajar habis-habisan oleh sang suami bernama Yuda Bagus Zakharia yang bekerja sebagai pengrajin keris, pada Senin (28/8/2023) dini hari.

Wajah dan tubuh korban alami sejumlah luka lebam dan sayatan.

Korban dan pelaku merupakan warga satu kampung. Setiap malam, korban tidur di rumah orangtua pelaku.

"Pas kejadian penganiayaan mertua laki-laki pelaku ya di rumah tapi diam saja. Katanya sih takut dibunuh, padahal masih sehat harusnya bisa telpon, WA atau minta tolong ke siapa saat korban teriak-teriak dihajar," katanya.

Ia menyebut, informasi dari ketua RT setempat pelaku nekat menghajar istrinya dengan alasan cemburu.

Sebagai pendamping, ia merasa miris sebab kejadian penganiayaan sudah terjadi secara berulang tetapi tidak ada dukungan terhadap korban.

"Informasinya korban sering dihajar, kasihan anak-anaknya, mereka trauma," imbuhnya.

Beberapa staf dari Pemkot Semarang datang ke lokasi.

Mereka tampak melakukan asesmen dan pendampingan terhadap anak korban.

Menurut Nani, kejadian itu amat disayangkan ketika Pemkot masih gencar peduli terhadap perempuan dan anak malah terjadi kasus ini.

"Bu Walikota tadi juga datang ke sini," paparnya.

Tak Berani Melerai

Seorang perempuan Arisa Ariani (22) ditemukan meninggal dunia dengan luka di sekujur tubuhnya, Senin (28/8/2023) sekira pukul 04.00 WIB.

Sebelum ditemukan meninggal dunia, antara korban dan suaminya sempat terjadi cek-cok di sebuah rumah Jalan Sendangguwo Selatan, Kelurahan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang.

Para tetangga korban sempat mendengar keributan tersebut tetapi tak berani melerainya.

"Iya berdasarkan para keterangan saksi seperti itu," ucap Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar saat dihubungi Tribun.

Polisi mendapatkan informasi penganiayaan tersebut dari laporan yang masuk di Command Center Polrestabes Semarang.

Personel yang mendatangi lokasi ternyata sudah mendapati korban dalam kondisi luka-luka sayatan dan lebam di wajah serta sekujur tubuh.

Sejumlah petugas medis dari Ambulance Hebat Kota Semarang juga berada di lokasi kejadian.

Dari petugas medis, anggota polisi mendapatkan informasi korban sudah meninggal dunia.

"Korban diduga dianiaya oleh suaminya sendiri bernama Yuda Bagus Zakharia," beber Kapolrestabes.

Polisi kini masih memburu tersangka.

Detail penyebab kematian korban masih dilakukan pemeriksaan.

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita juga sempat mendatangi lokasi kejadian. (Iwn)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved