Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Ini Alasan Benny Wenda Bisa Pidato di KTT MSG hingga Bikin Indonesia WO, Ada Peran Vanuatu

Benny Wenda, kembali menjadi sorotan setelah berpidato di KTT Melanesian Spearhead Group (MSG) di Port Vila, Vanuatu, pekan lalu.

Editor: m nur huda
Instagram @bennywenda
Pemimpin kelompok separatis Persatuan Pembebasan Papua Barat (ULMWP), Benny Wenda, berpidato dalam forum Malanesia Internasional 

TRIBUNJATENG.COM - Pemimpin kelompok separatis Persatuan Pembebasan Papua Barat (ULMWP), Benny Wenda, kembali menjadi sorotan setelah berpidato di KTT Melanesian Spearhead Group (MSG) di Port Vila, Vanuatu, pekan lalu.

Pidato Benny memicu reaksi dari delegasi Indonesia yang turut hadir dalam KTT MSG tersebut.

Delegasi RI, yang dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury, memutuskan untuk keluar dari ruang sidang saat tokoh separatisme itu hendak memulai pidatonya.

"RI menegaskan bahwa ULMWP telah menyalahgunakan forum MSG untuk membenarkan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok terafiliasi dengan organisasi tersebut, yang sebelumnya telah terlibat dalam berbagai tindak kejahatan, seperti penyanderaan, pembakaran sekolah, bahkan pembunuhan terhadap Orang Asli Papua," demikian pernyataan Kemlu RI yang dikeluarkan pada Sabtu (26/8).

Baca juga: Para Diplomat Indonesia WO saat Benny Wenda Hendak Pidato di KTT MSG

RI berpendapat bahwa tindakan walk out adalah tindakan yang diperlukan untuk mengekspresikan penolakan keras terhadap isu ini.

Tindakan keluar ruang sidang seperti ini umum terjadi dalam pertemuan diplomatik untuk menunjukkan sikap penentangan.

"Delegasi RI telah mengambil langkah-langkah yang lazim dalam dunia diplomasi untuk menyatakan penolakan tersebut, termasuk meninggalkan ruangan ketika ULMWP menyampaikan narasi yang tidak benar tentang situasi di Papua," jelas Kemlu RI.

Benny Wenda memang memiliki hubungan yang erat dengan negara-negara Melanesia.

Beberapa negara di kawasan Pasifik seperti Vanuatu bahkan secara terbuka mendukung kampanye Benny untuk memerdekakan Papua.

Kelompok Tombak Melanesia (MSG) terdiri dari lima anggota, yaitu empat negara (Papua Nugini, Fiji, Kepulauan Solomon, dan Vanuatu) serta satu organisasi, Front De Liberational De Nationale Kanak Et Solcialiste (FLNKS) dari New Caledonia.

Sementara itu, Indonesia menjadi anggota terkait dalam forum ini sejak tahun 2015, karena memiliki jutaan penduduk Melanesia.

ULMWP sendiri saat ini memiliki status sebagai pengamat di MSG.

Benny Wenda telah lama mengincar keanggotaan penuh dalam MSG, menganggapnya sebagai ekstensi pengakuan dan kemenangan diplomatis untuk gerakan Papua merdeka.

Vanuatu telah menjadi salah satu negara yang paling vokal dalam memperjuangkan keanggotaan ULMWP di MSG.

Pada 23 Agustus, dua hari sebelum KTT MSG 2023, Perdana Menteri Vanuatu, Alatoi Ishmael Kalsakau, menegaskan bahwa status keanggotaan ULMWP di MSG akan menjadi isu utama dalam pertemuan tersebut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved