Pemilu 2024
Penggantian Nama KKIR Jadi KIM Berbuntut Panjang, PKB Buka Peluang Gabung Koalisi Lain
Ketua DPP PKB, Daniel Johan mengatakan, pihaknya kaget ketika Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengumumkan nama koalisi mereka menjadi Koal
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Penggantian nama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menjadi Koalisi Indonesia Maju yang digagas Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berbuntut panjang.
Seperti diketahui, koalisi Gerindra-PKB itu telah mendapat tambahan tiga partai pendukung, yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Golkar.
Penggantian nama koalisi yang dilakukan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto itu dilakukan berdasarkan diskusi singkat sebelum acara HUT ke-25 PAN dimulai.
Diskusi tersebut dilakukan oleh sejumlah pemimpin partai koalisi, yakni Zulkfli Hasan, Airlangga Hartarto, dan Yusli Ihza Mahendra. Sedangkan Muhaimin Iskandar datang terlambat.
Menanggapi hal itu, Ketua DPP PKB, Daniel Johan mengatakan, pihaknya kaget ketika Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengumumkan nama koalisi mereka menjadi Koalisi Indonesia Maju.
"Iya itu (penggantian nama koalisi-Red) dilakukan mendadak, sehingga sempat buat kaget juga," ujarnya, saat dimintai konfirmasi awak media, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/8).
Meski demikian, menurut dia, PKB disebut masih memiliki komitmen dalam berkoalisi dengan Gerindra serta partai lain yang ada di Koalisi Indonesia Maju. Hanya saja, Daniel menyatakan, terbuka kemungkinan pihaknya bergabung dengan koalisi lain.
Kondisi itu bisa saja menjadi realita jika Gerindra yang sudah memiliki piagam dalam KKIR tidak memegang komitmen.
"Ya kami terbuka dengan seluruh koalisi, tetapi kan sejauh ini kami masih komit dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, kecuali yang satunya (Partai Gerindra) enggak komit. Nah itu lain putusan, kita lihat nanti," katanya.
Perihal dukungan PKB terhadap Prabowo Subianto, Daniel belum secara tegas menyatakan demikian.
Pasalnya, sejauh ini belum ada kepastian apakah Cak Imin selaku Ketua Umum PKB bakal dijadikan bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto atau tidak.
Akan tetapi, dia menambahkan, PKB yakin kalau Prabowo merupakan sosok yang memegang teguh komitmen.
"Belum tahu, karena sampai saat ini kami meyakini Pak Prabowo sosok patriot, sosok satria yang akan selalu memegang komitmennya, termasuk memegang komitmen dan menjalankan deklarasi Sentul," tukasnyaa.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengaku baru mengetahui nama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) kini telah menjadi Koalisi Indonesia Maju.
Ia baru mengetahui hal itu saat acara HUT ke-25 PAN yang digelar pada Senin (28/8) malam.
"Saya juga baru tahu (nama Koalisi Indonesia Maju-Red)," katanya, saat ditemui di Golden Ballroom, Hotel Sultan, Jakarta, usai acara HUT ke-25 PAN.
Cak Imin menyatakan, belum pernah diajak rembukan terkait dengan penetapan nama Koalisi Indonesia Maju tersebut.
Ia pun baru mengetahui nama koalisi yang diusung bersama Gerindra itu berubah setelah diberikan informasi oleh Prabowo Subianto.
"Ya saya baru dikasih tahu tadi (di acara PAN-Red) sama Pak Prabowo bahwa koalisinya tadi koalisi Indonesia Maju," ujarnya.
Sebagai tindak lanjut, Cak Imin akan melaporkan perubahan nama koalisi tersebut ke internal PKB.
Meski begitu, ia enggan menilai kalau dirinya tidak dilibatkan atau dikesampingkan dalam koalisi ini.
"Oh nggak, nggak terlalu penting itu. Yang penting saya harus mempertanggungjawabkan ke partai saya (PKB-Red)," tukasnya.
Tinggalkan Prabowo
Adapun, pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai PKB bakal mengambil langkah meninggalkan Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres) di pilpres 2024.
Hal itu menyusul sikap Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang seakan kecewa dengan pembentukan koalisi tersebut. Bahkan, Cak Imin mengaku baru mengetahui soal adanya perubahan nama koalisi dengan Gerindra tersebut di acara HUT ke-25 PAN.
"Cak Imin tampaknya sangat kecewa atas perubahan nama koalisi tersebut. Sebab, ia mengaku tidak dilibatkan dalam perubahan koalisi tersebut," katanya, dalam keterangan tertulis, Selasa (29/8).
Menurut dia, hal itu yang memberikan kesan Cak Imin tidak dianggap penting.
"Hal itu tentu mengesankan Cak Imin tidak dianggap penting, sehingga ditinggal begitu saja dalam memutuskan nama koalisi," ujarnya.
Dengan berubahnya nama koalisi bersama Gerindra itu, Jamiluddin menuturkan, maka secara otomatis KKIR dengan sendirinya bubar.
Hal itu berarti piagam kesepakatan yang ditandatangani Prabowo-Cak Imin menjadi tidak berlaku lagi.
Sehingga, Cak Imin tidak lagi memiliki hak yang kuat dalam menentukan siapa cawapres untuk Prabowo.
"Hal itu tentu berimplikasi pada peluang Cak Imin menjadi cawapres juga semakin kecil. Sebab, pembahasan cawapres tidak lagi dibahas oleh Prabowo dan Cak Imin, tapi juga oleh Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan, dan Yusril Ihza Mahendra," tuturnya.
Karena itu, Cak Imin dan PKB dinilai akan mengevaluasi keberadaannya bersama Prabowo, termasuk di Koalisi Indonesia Maju. Evaluasi yang dimaksud bahkan memungkinkan PKB menarik diri dari Koalisi Indonesia Maju yang baru ditetapkan Senin (28/8) malam.
"PKB berpeluang besar akan meninggalkan KIM dan berlabuh ke PDIP. Peluang itu akan semakin terbuka bila PDIP memberikan konsesi politik yang lebih menguntungkan pada Cak Imin dan PKB," tukasnya. (Tribunnews/Rizki Sandi Saputra)
Membaca Ulang Partisipasi Pemilih pada Pemilu Tahun 2024: Antara Antusiasme Elektoral dan Kejenuhan |
![]() |
---|
Inilah Sosok Rizqi Iskandar Muda Anggota DPRD Jawa Tengah Termuda Asal Batang, Dilantik Bareng Ayah |
![]() |
---|
Kisah Happy Franz Haloho, Dilantik Jadi Anggota DPRD 2024-2029 Meski Hanya Modal 94 Suara |
![]() |
---|
2 Caleg PDIP Ancam Kepung Gedung DPRD Karanganyar, Jika Tak Dilantik Sebagai Wakil Rakyat |
![]() |
---|
Komeng Raih 5.399.699 Suara, Ternyata Tak Otomatis Jadi Ketua DPD, Justru Malah Nama Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.