Pemilu 2024
Koalisi Perubahan Masih Tunggu Kepastian PKS Resmi Dukung Anies-Cak Imin
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengatakan, kedatangannya ke NasDem Tower untuk merapatkan kemenangan. Koalisi Perubahan Masih Tunggu K
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengatakan, kedatangannya bersama rombongan PKB ke NasDem Tower untuk merapatkan barisan pemenangan.
Tentu, kata Cak Imin, ada sejumlah hal yang bakal dibahas bersama dengan elite Partai NasDem dalam pertemuan tersebut.
Apalagi, kini Cak Imin merupakan bakal calon wakil presiden (Cawapres) yang dipasangkan dengan Bakal Capres Anies Baswedan oleh Partai NasDem.
Hal itu disampaikan Cak Imin di sela-sela kunjungannya ke NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta, Rabu (6/9).
Adapun Cak Imin datang ke NasDem Tower bersama rombongan PKB, yakni Wakil Ketua Umum Jazilul Fawaid, Wakil Sekretaris Dewan Syuro Maman Imanulhaq, Sekjen Hasanuddin Wahid, Ketua DPP Daniel Johan hingga Ketua fraksi PKB DPR RI Cucun Ahmad Sjamsurijal.
"Ini bukan sekedar merapat biasa, tetapi ini benar-benar merapatkan barisan pemenangan," kata Cak Imin.
Cak Imin juga menyebut kunjungannya ke NasDem Tower juga guna menyiapkan langkah-langkah untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
Terlebih, pertemuan ini turut membahas tentang gagasan serta ide yang akan dibawa kepada masyarakat oleh pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar.
"Hari ini saya dan DPP merapatkan barisan untuk bersama-sama NasDem menyiapkan langkah-langkah merebut hati rakyat menjual gagasan, ide, rencana, sekaligus mengharap cinta dan kepercayaan dari mayarakat," terangnya.
Dia menjelaskan, kunjungan PKB ke NasDem Tower adalah untuk menyatukan tujuan membangun Indonesia yang adil dan makmur.
"Saya dan rombongan siap bekerja sama dengan partai NasDem untuk menata, memperbaiki, menyempurnakan menuju Indonesia maju, adil, makmur, dan sejahtera," jelas Cak Imin.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKB Hasanuddin Wahid menambahkan, bahwa kehadiran partainya bertemu NasDem guna melakukan konsolidasi.
Apalagi, Wahid menyebut pasca deklarasi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon pasangan di Pilpres 2024, PKB dan NasDem berkomitmem untuk bergerak cepat dalam melakukan strategi pemenangan.
"Kehadiran kami tentunya berkonsolidasi, berkolaborasi untuk gercep, gerak cepat atas deklarasi itu untuk mempersiapkan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh baik oleh partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa," kata Wahid.
"Sehingga kami bisa segera bahu-membahu bersama rakyat untuk membangun sentimen positif dan memenangkan pasangan Anies Baswedan dan Gus Muhaimin Iskandar yang seringkali singkat menjadi AMIN," sambungnya.
Sementara, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menambahkan, bahwa pertemuan partainya dengan PKB hari ini bagian dari silahturahmi politik pasca deklarasi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
"Pertemuan hari ini adalah silturahmi setelah selesai deklarasi pasangan calon Pak Anies Baswedan dan Bapak muhaimin iskandar tentunya tujuan pertemuan hari ini adalah untuk mengkonsolidasikan membangun konsolidasi internal, setelah pasangan calon ini dideklarasikan, untuk menyiapkan konsolidasi pemenangan 2024," terang Ahmad Ali.
Namun, pertemuan NasDem dan PKB ini tanpa kehadiran dari elite Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Padahal, sebelumnya undangan yang diterima Tribun Network, semulanya PKS disebut akan hadir bersama PKB mengunjungi NasDem Tower.
Ahmad Ali pun menjelaskan, bahwa sedianya Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Habib Aboe Bakar Alhabsy dikonfirmasi akan hadir dalam pertemuan ini.
Namun, hingga pertemuan NasDem dan PKB berlangsung, tak nampak Sekjen PKS Habib Aboe Bakar hadir di NasDem Tower.
"Sedianya dari kemarin kami berkoordinasi, kami awalnya mendapat kepastian bahwa Sekjen PKS akan bersama-sama kita pada hari ini untuk berdiskusi bersama-sama," kata Ali di NasDem Tower.
Ali pun menyinggung kemungkinan PKS akan bergabung dengan koalisi NasDem dan PKB.
Sebab, kata dia, PKS menyatakan tetap mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) setelah pasangan Anies-Cak Imin dideklarasi.
"Memungkinan PKS bergabung saya pikir kita semua, teman-teman media sudah mengikuti beberapa hari lalu atau beberapa jam setelah deklarasi, PKS telah mengumumkan Pak Anies Baswedan sebagai calon presidennya," ujar Ali.
Sekjen Hasanuddin Wahid mengatakan, pihaknya menunggu keputusan resmi dari PKS soal dukungan kepada paket Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024.
Apalagi, PKS tengah menunggu keputusan resmi dari Dewan Syuro PKS dalam menentukan arah dukungan usai Partai Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan.
"Nanti kita tunggu, kita tunggu pasti nanti ada langkah-langkah yang diambil," ucap Wahid.
Dia juga memastikan bahwa koalisi NasDem dan PKB sangat terbuka dengan kemungkinan-kemungkinan partai lain bergabung mendukung Anies-Cak Imin.
"Siapapun yang akan bergabung dengan koalisi Nasdem dan PKB ini kami membuka diri, tapi cara dan bagaimana itunya kan masing-masing partai punya langkah dan mekanisme sendiri," jelas dia.
Orang Tahu Saya adalah NU
Dalam kesempatan itu, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin juga mengatakan, dirinya tak pernah membawa Nahdlatul Ulama (NU) ke dalam politik praktis.
Hal itu merespons pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar NU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang meminta organisasinya tak dibawa ke politik praktis.
"Saya tidak pernah bawa-bawa itu (NU ke politik praktis). Saya enggak pernah bawa-bawa PBNU," kata Cak Imin di NasDem Tower, Jakarta, Rabu.
Namun, Cak Imin menjelaskan bahwa semua orang juga tahu dirinya adalah bagian dari NU.
"Tapi saya dari lahir sampai sekarang orang tahu saya adalah NU," ujar Wakil Ketua DPR RI ini.
Adapun Gus Yahya sempat mengingatkan kandidat bakal calon presiden dan wakil presiden tak membawa nama NU.
"Kalau mau nyalon (capres-cawapres) jangan bilang atas nama NU ya. Pokoknya mutu sampeyan sendiri gimana," kata Gus Yahya saat ditemui di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (7/8/2023).
Gus Yahya mengaku kesal lantaran berkali-kali NU ditarik beberapa pihak untuk masuk dalam dunia politik praktis.
Sebab, dia menyebut tidak ada bakal calon presiden dan wakil presiden yang mewakili NU.
"Tidak ada calon presiden atau calon wapres atas nama NU, pokoknya tidak ada," ujar Gus Yahya.
"Calon siapapun calonnya itu atas nama kredibilitas masing-masing, enggak ada yang atas nama NU apalagi atas nama Islam pasti tidak ada," sambungnya.
Menurut Gus Yahya, hal tersebut agar para politisi tidak mempermainkan agama.
"NU saja kami enggak mau dipermainkan untuk pencalonan begini begitu, apalagi agama jangan dipermainkan," ucapnya. (Tribun Network/ Yuda/tribun jateng cetak)
Membaca Ulang Partisipasi Pemilih pada Pemilu Tahun 2024: Antara Antusiasme Elektoral dan Kejenuhan |
![]() |
---|
Inilah Sosok Rizqi Iskandar Muda Anggota DPRD Jawa Tengah Termuda Asal Batang, Dilantik Bareng Ayah |
![]() |
---|
Kisah Happy Franz Haloho, Dilantik Jadi Anggota DPRD 2024-2029 Meski Hanya Modal 94 Suara |
![]() |
---|
2 Caleg PDIP Ancam Kepung Gedung DPRD Karanganyar, Jika Tak Dilantik Sebagai Wakil Rakyat |
![]() |
---|
Komeng Raih 5.399.699 Suara, Ternyata Tak Otomatis Jadi Ketua DPD, Justru Malah Nama Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.