Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Purwokerto

Dr Pius Lustrilanang Resmi Dikukuhkan Menjadi Profesor Kehormatan Unsoed Dr. Pius Lustrilanang

Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mengukuhkan Profesor Kehormatan, Dr. Pius Lustrilanang, S.IP, M.Si., CSFA., CFrA, Jumat (8/9/2023)

Permata Putra Sejati
Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mengukuhkan Profesor Kehormatan, Dr Pius Lustrilanang, S.IP, M.Si., CSFA., CFrA, Jumat (8/9/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mengukuhkan Profesor Kehormatan, Dr. Pius Lustrilanang, S.IP, M.Si., CSFA., CFrA, Jumat (8/9/2023) di Aula Graha Widyatama. 

Dr Pius Lustrilanang dikukuhkan sebagai Profesor dalam Bidang llmu Manajemen Pemerintahan Daerah.

Prosesi pengukuhan ini dipimpin langsung oleh Rektor Unsoed, Prof.Dr.Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.  

Dalam orasinya Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Pius Lustrilanang mengingatkan para kepala daerah kinerja pemerintah daerah (Pemda) bisa dinilai tangguh dan kompeten jika mau berkomitmen membuat alat ukur yang diberi nama Electronic Resilience Assessment Tool atau E-RAT. 

Alat ini memfasilitasi lembaga atau organisasi menilai dan mengukur tingkat ketahanan dari kinerja mereka di saat krisis, berdasarkan delapan dimensi penting ketahanan. 

Hal itu dikatakan Pius di hadapan Civitas Akademika Unsoed dan undangan yang menghadiri pengukuhannya sebagai Guru Besar Tidak Tetap di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.

Pius menyampaikan orasi berjudul Delapan Dimensi Resiliensi Pemerintah Daerah yang menjelaskan pentingnya pemerintah daerah mengukur tingkat resiliensi. 

Karena dari hasil pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja yang dilakukan oleh BPK menunjukkan banyak permasalahan yang terjadi di pemerintah daerah, yang menguatkan pentingnya konsep resiliensi bagi pemerintah daerah.

Konsep resiliensi dalam konteks daerah telah ada sejak tahun 1970. 

Konsep ini awalnya menjelaskan tentang cara sistem daerah atau perkotaan dalam mengatasi stress atau tekanan dan gangguan yang disebabkan oleh faktor eksteral (semula hanya disebabkan oleh alam, misalnya bencana alam).

Resiliensi didefinisikan sebagai ketahanan (persistensi) hubungan antar sub-sistem di dalam sistem dan kemampuannya menyerap shock/krisis, bertahan dan kemudian bangkit untuk Berjaya.

"Dengan kata lain, resiliensi adalah kapasitas suatu sistem menghadapi gangguan atau krisis shock dan tetap dapat survive untuk mempertahankan fungsi dan kontrolnya," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com. 

Pius mengatakan, berdasarkan penelitian yang dilakukannya bersama tim, menemukan ada delapan dimensi ketahanan yaitu, Risk Management Practice (praktik manajemen risiko), Leadership Capabilities (kemampuan kepemimpinan). 

Kemudian Info Technology Capabilities (kemampuan tcknologi informasi), Alliance Management Capabilities (kemampuan manajemenaliansi). 

Strategic Formation Capabilities (kemampuan merumuskan strategi), New ProducVService Development Capabilities (kemampuan mengembangkan produk/layanan baru), Organizational Resilience resiliensi organisasi), dan Organizational FinancialResilience (resiliensi keuangan organisasi).

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved