Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Kisah Perajin Genting Genjot Produksi Saat Musim Panas Ekstrem di Kudus

Musim kemarau panjang yang terjadi menjadi berkah bagi para perajin genting Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kudus, Jawa Tengah.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG/Rezanda Akbar D.
Zaenudin, Perajin Genting di Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kudus, saat menaruh genting ke andaran untuk diangin-anginkan. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS — Musim panas ekstrem juga menjangkau wilayah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Pada akhir-akhir ini, suhu saat pagi hingga sore di Kudus rata-rata tembus 30 derajat celcius. 

Tingkat suhu panas di Kabupaten Kudus, menjadi berkah tersendiri bagi perajin genting di Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Jati. 

Baca juga: Terdampak Musim Kemarau, Produksi Ikan Budidaya di Jateng Mencapai 264,9 Ribu Ton Lebih

Di desa tersebut sebagian besar warganya bekerja sebagai perajin genting, bahkan memiliki merek dagang sendiri yakni Kudus Sokka.

Tiap-tiap rumah terpantau menjemur genting setengah jadi sebelum diedarkan. 

Saat musim panas seperti ini, menjadi momen para perajin untuk memperbanyak produksi.

Hal tersebut lantaran genting-genting yang di jemur akan lebih cepat kering. 

Ada beberapa proses tahapan dalam membuat genting.

Tahapan awal yakni pengolahan tanah, pencetakan genting, diangin-anginkan ke andaran, penjemuran, pengerikan atap atau merapikan dan pembakaran. 

Proses pengangin-anginkan genting sangat dibutuhkan, apabila melewati tahapan itu genting yang langsung dijemur akan retak. 

"Cuaca panas seperti ini sangat berdampak namun positif, kita bisa jemur terus gampang kering juga. Jadi cepet turun dari andarannya (rak untuk simpan genting yang masih basah)," jelasnya Perajin Genting, Zaenudin, di rumah produksinya, Jumat (8/9/2023). 

Basir, perajin genting di Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kudus
Basir, perajin genting di Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kudus, saat sedang menjemur genting di bawah terik matahari.

Pada cuaca seperti ini, proses pengangin-anginkan atap hanya membutuhkan dua hari saja, kemudian di jemur dibawah sinar matahari yang membutuhkan waktu dari pagi hingga sore. 

"Kalau di andarannya itu cuma 2 harian saja terus di jemur sehari juga langsung kering. Untuk produksi bisa meningkat. Tapi tergantung juga dari tubuhnya," jelasnya. 

Dalam sehari musim panas seperti ini, dirinya bisa mencetak hingga 300-an genting. 

Untuk itu, dia terus mengebut produksi genting hingga habisnya musim kemarau di Kabupaten Kudus

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved