Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

40 Jenis Kain Wastra Nusantara Dipamerkan di Kota Lama Semarang

Pameram Wastra Nusantara dan Funky Kebaya di Kota Lama digelar tanggal 14-17 September 2023. Aneka motif batik khas daerah-daerah di Indonesia

TRIBUN JATENG / EKA YULIANTI FAJLIN 
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengunjungi Pameran Wastra Nusantara dan Funky Kebaya, Kamis (14/9/2022).   

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Pameram Wastra Nusantara dan Funky Kebaya di Kota Lama digelar tanggal 14-17 September 2023.

Aneka motif batik khas daerah-daerah di Indonesia sangat menarik. Ada juga pameran janur dan karya difabel. Ayo kita kunjungi.

Sekira 40 jenis kain wastra dari 26 daerah di Indonesia ditampilkan dalam Pameran Pikat Wastra Nusantara dan Funky Kebaya di Gedung Oudetrap Kota Lama Semarang. Tak hanya tenun, sejumlah batik dari berbagai daerah juga turut dipamerkan.

Pameram Wastra Nusantara dan Funky Kebaya berlangsung mulai 14 - 17 September 2023. Kain wastra artinya kain tradisional yang memiliki makna dan simbol tersendiri yang mengacu pada dimensi warna, ukuran, dan bahan.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, pameran wastra ini menampilkan berbagai kain batik maupun tenun seluruh Indonesia dari koleksi Samuel Wattimena.

"Ini rangkaian Festival Kota Lama, pameran janur dan wastra, yang istimewa ada pameran kain seluruh Indonesia yang ditampilkan dari koleksi Samuel Wattimena," ujar Ita, sapaannya, saat mengunjungi pameran, Kamis (14/9/2023).

Menurutnya, pameran ini mengingatkan generasi muda bahwa banyak budaya yang harus dilestarikan. Berbagai kain nusantara memiliki motif yang berbeda setiap daerah.

"Koleksi Pak Samuel, ada yang dari NTT, Maluku, Bali, Kalimantan, Irian bahkan dari Nusa Tenggara Barat, sehingga ini bisa tahu, bahwa motif-motif ini dari Sabang sampai Marauke ini sangat beragam," tutur Mbak Ita.

Dia berharap, pameran ini dapat memancing generasi muda untuk lebih tertarik melestarikan budaya pembuatan kain batik maupun tenun. "Sekar Samuel Wattimena ini kita tahu, pengrajin sudah tua, sehingga harus ada regenerasi, dari pameran ini mereka bisa tahu," katanya.

Tak hanya wastra, sambung Ita, pameran janur juga perlu dilestarikan. Janur tidak hanya berfungsi saat adat pengantin saja melainkan karya lain berupa standing flower, dekorasi, hiasan meja dan sebagainya.

Pada pameran itu juga memamerkan hasil karya difabel sehingga ini dapat menggerakkan perekonomian teman-teman berkebutuhan khusus.

"Ini juga ada dari difabel, sehingga ini bisa membangkitkan perekonomian teman-teman yang berkebutuhan khusus, jahitannya bagus-bagus, ada tenun ada batik," ungkapnya.

Lebih lanjut, Ita menambahkan, pameran ini juga menggerakkan perekonomian masyarakat pasca Covid-19. Pelaku usaha bisa bangkit kembali. "Pastinya bisa menjadikan masyarakat ini semakin sejahtera," tambahnya.

Peluang Pasar

Perancang Busana, Samuel Wattimena menambahkan, tenun yang dipamerkan paling banyak dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun, daerah lain juga turut dipamerkan antara lain Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB). Selain itu, ada pula batik dari Semarang dan lainnya.

"Tujuan saya untuk menunjukkan wastranya. Kami kasih lihat dari berbagai daerah. Bulan lalu, saya ikut Semarang Fashion Week," tutur Bung Sam panggilan akrab Samuel Wattimena perancang busana nasional.

Menurutnya, pameran ini bagian kecil dari koleksinya. Tak hanya melalui pameran, dia berencana dialog dengan generasi muda, khusus batik. Anak-anak muda harus kenal batik cap, printing, tulis. Pihaknya akan memancing mereka untuk menciptakan gagasan batik versi zilenial (Gen Z).

"Saya pancing mereka dalam komposisi warna. Kalau mereka diberi keleluasaan memberi wawasan warna, warna apa, saya ingin tahu," ungkapnya. Menurutnya, dialog ini sangat diperlukan agar para pembatik bisa menangkap peluang pasar dari generasi zilenial.

"Kalau tidak, para pembatik akan menbuat batik versi mereka kenal dari nenek moyang, padahal mereka (generasi muda) merupakan pasar masa depan," paparnya. (Eka Yulianti Fajlin)

Baca juga: Pinangan PDIP Dicatat Mahfud MD, Partai Koalisi Serahkan Bakal Cawapres Ganjar Pranowo ke Megawati

Baca juga: Jaga Kesehatan Lingkungan, PKK dan DLH Kota Pekalongan Bersihkan Sampah di Sungai Loji

Baca juga: Bea Cukai Tanjung Emas Tingkatkan Pelayanan Melalui Customs Visit Customer

Baca juga: Program OPIP IP3A Kalijogo Ingin Kembalikan Fungsi Jaringan Irigasi yang Rusak

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved