Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

PENGAKUAN Pencuri Motor di Kudus : Dijual di Madura Dipakai Bayar Biaya Anak di Pondok Pesantren

Polisi meringkus pencuri yang mengambil sepeda motor milik siswi magang di toko servis komputer, Jalan KH Turaichan Adjhuri, Desa Langgardalem

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Catur waskito Edy
Istimewa
Seorang pria mengenakan jaket jamper hitam serta mengenakan sarung, pelaku pencurian sepeda motor di Kudus 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS -– Polisi meringkus pencuri yang mengambil sepeda motor milik siswi magang di toko servis komputer, Jalan KH Turaichan Adjhuri, Desa Langgardalem, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, pada 7 September lalu.

Kepada polisi, pelaku, IM, mengaku mencuri motor untuk membayar biaya anak di pondok pesantren.

Kapolres Kudus, AKBP Dydit Dwi Susanto mengatakan, dalam kasus itu pencuri mengambil kendaraan yang sedang terparkir dengan kunci yang menempel.

Saat kejadian, pelaku yang sedang melintas dengan motornya, memanfaatkan kesempatan itu.

Kemudian pelaku memarkirkan motornya di sekitar lokasi kejadian. Pelaku yang berjaket hitam dan bersarung hijau berjalan menuju ke kendaraan milik siswi di toko servis komputer itu.

Kondisi kunci yang menempel memudahkan pelaku untuk menggondol motor matik hitam itu.

"Kunci motor masih menempel di kendaraan dan terlihat pelaku.

Setelah itu kendaraan diambil karena kunci masih di situ, kemudian motor tersebut ditaruh ke kos pelaku, lalu pelaku meminta temannya mengambil motor miliknya yang masih tertinggal (di parkiran dekat lokasi kejadian--Red)," kata Dydit saat konferensi pers di Mapolsek Kota Kudus, Senin (18/9).

Dydit mengatakan, pelaku kemudian membawa motor curiannya ke Madura.

Saat pelaku ditangkap, motor yang dicuri tersebut sudah sampai ke Madura.

"Saat penangkapan dilakukan pengembangan melalui handphone pelaku, kebetulan motor disebut dibeli keluarganya (keluarga pelaku—Red) dengan harga Rp 6,5juta," ucapnya.

Kepada polisi, IM mengaku, baru kali pertama mencuri kendaraan bermotor.

"Baru sekali ini, belum ada yang lain (aksi lainnya) karena adanya cuma itu," kata IM.

Dia mengaku, hendak menggunakan uang tersebut untuk membayar biaya anak di pesantren.

"Buat bayar utang, biaya kebutuhan, bayar biaya anak di pesantren. Kepepet, tidak ada (uang) lagi," tambahnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved