Program PINTAR
Pendampingan Guru Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Tegal Menghadapi Kurikulum Merdeka
Sebagian besar guru MI di Slawi, Dukuhwaru, dan Lebaksiu, belum mendapat pelatihan secara merata mengenai kurikulum baru
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Kurikulum Merdeka mulai diterapkan di jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI) sejak tahun ajaran 2023/2024.
Untuk memastikan persiapan yang baik dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, para guru MI membutuhkan pembekalan khusus terkait konsep dan materi kurikulum ini.
Namun, sebagian besar guru MI di tiga kecamatan Kabupaten Tegal, yaitu Slawi, Dukuhwaru, dan Lebaksiu, belum mendapatkan pelatihan secara merata mengenai kurikulum baru ini.
Hal ini cukup menimbulkan kekhawatiran bagi kalangan guru MI mengenai pelaksanaan kurikulum, cara menerapkannya di kelas, dan persiapan administratif yang diperlukan.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah upaya sadar dan terencana untuk menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri secara aktif, termasuk aspek-aspek seperti spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan untuk diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara.
Oleh karena itu, para guru sebagai pendidik harus memiliki kompetensi yang cukup untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran dengan baik.
Kurikulum Merdeka mendorong agar para guru MI memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep pembelajaran yang dikenal sebagai Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dan kemampuan untuk mengaplikasikannya di dalam kelas.
Namun, sebagai catatan bahwa dalam situasi saat ini masih terdapat sejumlah guru MI yang belum sepenuhnya memahami proses penyusunan Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Modul Ajar, serta pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Rohmatan lil Alamin (P5 RA).
Untuk mengatasi tantangan ini, tim komunitas belajar Pembelajar Merdeka bekerja sama melalui Proyek Fasda Perubahan Tanoto Foundation 2023 Tegal telah memulai program Pendidikan dan Pelatihan IKM.
Program ini bertujuan untuk mendampingi 90 guru MI kelas 1 dan kelas 4 di Kecamatan Slawi, Lebaksiu, dan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal agar mereka siap menghadapi Kurikulum Merdeka yang telah diterapkan di madrasah pada tahun 2023.
Kegiatan pendampingan berlangsung selama 7 pertemuan dengan kombinasi pembelajaran online dan tatap muka.
Kegiatan pendampingan perdana dimulai pada tanggal 11 September 2023 di MI Lukmanul Hakim dan diresmikan oleh Kasi Madrasah dan Pendidikan Agama Islam Kantor Kemenag Kabupaten Tegal, Hartono, S. H. M.Pd.I.
Dalam sambutan pembuka, Hartono mendorong para peserta untuk memanfaatkan kesempatan belajar sebaik mungkin dan mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh di sekolah masing-masing.
"Terimakasih kami sampaikan kepada Tanoto Foundation, karena melalui proyek fasda perubahan 2023 ini akhirnya tidak hanya sekolah negeri yang mendapatkan manfaat, namun juga madrasah. Semoga program-program baik ini semakin banyak dan membantu peningkatan kompetensi guru khususnya menghadapi IKM," tutur Hartono.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh pengawas MI dari kecamatan Slawi, Lebaksiu, dan Dukuhwaru.
Najib Asror, S. Ag, pengawas MI kecamatan Slawi, berharap akan terjadi perubahan signifikan dalam penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan karakteristik Kurikulum Merdeka setelah peserta mengikuti kegiatan diklat.
Materi utama dalam kegiatan pendampingan ini mencakup penyusunan Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Modul Ajar, serta penerapan P5+RA. Yang menarik dari kegiatan ini adalah peserta tidak hanya mendengarkan paparan dari nara sumber, tetapi mereka juga aktif dalam menyusun perangkat ajar Kurikulum Merdeka.
Hasil praktik peserta kemudian dipresentasikan dan didiskusikan bersama peserta lainnya.
Selama kegiatan pendampingan, antusiasme peserta sangat tinggi, terlihat dari keterlibatan aktif mereka dalam diskusi, serta keberanian untuk mengajukan pertanyaan terkait kendala yang mereka alami di kelas.
Untuk mencapai tujuan pendampingan IKM bagi guru MI, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, dukungan dari pemangku kepentingan, motivasi intrinsik untuk belajar dan mencoba hal baru, serta komitmen yang tinggi dari peserta dalam menyusun perangkat ajar secara mandiri.
Dengan semangat ini, diharapkan guru-guru MI akan lebih siap dalam menghadapi Kurikulum Merdeka, sehingga pembelajaran di Madrasah dapat berjalan dengan baik sesuai dengan visi dan tujuan pendidikan nasional. (*)
Pemkab Kendal Sosialisasikan Perbup Literasi dan Numerasi, Dorong Transformasi Pendidikan Sejak Dini |
![]() |
---|
SMPN 31 Semarang Luncurkan Program Duta OTSAB untuk Meningkatkan Kolaborasi Orang Tua dan Sekolah |
![]() |
---|
Guru SDN Sadeng 02 Semarang Mengajarkan Logika Berpikir melalui Unplugged Coding Literacy |
![]() |
---|
Sinergi Lintas Sektor untuk Menumbuhkan Budaya Numerasi Sejak Dini |
![]() |
---|
Tanoto Foundation Fellowship Program 2025 Kembali Dibuka, Siap Cetak Pemimpin Pendidikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.