Penganiayaan Santri di Pekalongan
BREAKING NEWS: 14 Santri di Ponpes Muhammadiyah Boarding School Assalam Pekalongan Aniaya RG
Sebanyak 14 santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Muhammadiyah Boarding School Assalam Kajen, Kabupaten Pekalongan,
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: galih permadi
Ia menjelaskan, saat kejadian sebenarnya hanya dua orang yang memukul korban.
Namun beberapa santri lain bukannya melerai, malah ikut memukuli.
Salah satu bahkan mematikan lampu kamar saat pengeroyokan. Pintu kamar juga ditutup.
"Jadi tidak direncanakan oleh para pelaku untuk mengeroyok, tapi karena katanya pada kesal dengan korban, jadi pas ada yang mukuli mereka malah ikut," jelasnya.
Saat ini korban sudah pulang ke rumahnya, dan korban masih belum mau berangkat ke ponpes.
Sementara itu, untuk para santri yang diduga terlibat pengeroyokan telah diberi sanksi oleh ponpes.
"Sanksinya dicukur gundul dan diminta membersihkan lingkungan ponpes," tambahnya.
Mundzir (Kepala) Muhammadiyah Boarding School (MBS) Kajen Zaenudin membenarkan adanya kejadian tersebut, dan pihaknya sudah mendatangi ke rumah korban sebanyak dua kali.
"Kami sudah sampaikan permohonan maaf kepada orang tua korban, karena bagaimanapun ini kelengahan kami," katanya.
Kemudian, upaya dari ponpes dan badan pembina pesantren dari unsur pimpinan cabang Kajen, langsung menuju ke rumah korban.
Selanjutnya, orang tua dari santri-santri, baik yang sekelas maupun yang senior yang diberitakan melakukan pemukulan, ini sudah diundang ke sekolah bersama dengan anaknya.
"Anaknya pun sudah kami minta untuk minta maaf kepada orang tuanya dan kita buatkan surat pernyataan untuk tidak melakukan kesalahan itu lagi, kalau melakukan kesalahan tentu akan mendapatkan sanksi yang lebih berat, bisa dikeluarkan dari pesantren," imbuhnya.
Terkait dengan kasus ini, pihaknya berupaya agar kedua belah pihak bisa berdamai, khususnya anak. Karena dampak psikologis, trauma, takut, dan lain sebagainya.
"Saya menginginkan, di antara mereka tidak ada lagi rasa ketakutan. Pelaku pun nanti setelah selesai masalahnya tidak ada rasa takut, korban pun juga tidak dihantui rasa ketakutan. Sebisa mungkin ya untuk kebaikan kedua-duanya," katanya.
Kejadian ini, menurutnya baru sekali ini terjadi. Sebelumnya ada, tapi hanya sebatas cek-cok biasa antar santri dan selalu bisa diatasi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.