Berita Jateng
SMKN Jawa Tengah Bagi Anak Tidak Mampu, Setara dengan Sekolah Kedinasan Prestisius
Dalam balutan pakaian batik, para siswa kelas X berbaris di belakang siswa kelas XI yang berkemeja praktik dan kelas XII
Penulis: amanda rizqyana | Editor: muh radlis
"Dalam proses seleksi, dilakukan berbagai tahapan yakni seleksi administrasi dan dilakukan penghitungan poin, bagi calon siswa yatim atau siswa piatu, maupun siswa yatim piatu akan mendapatkan poin, jumlah pendapat orang tua, dan berbagai kriteria yang dihitung berdasarkan poin," terang Hardo, M.Pd., pada Tribun Jateng, Kamis (21/9/2023).
Tak hanya dilakukan seleksi administrasi, dilakukan juga tahap akademik dan psikotes, tes kebugaran dan wawancara, hingga visitasi rumah calon peserta didik baru.
Seluruh proses hingga biaya pelaksanaan belajar gratis atau tidak berbayar.
Siswa mendapatkan fasilitas seragam, sepatu, tas, buku pelajaran, makan, hingga kudapan setiap harinya.
Siswa mengikuti seluruh kegiatan di asrama dan sekolah selama 24 jam penuh, mulai dari bangun pagi pukul 3.00, salat subuh berjamaah, senam atau lari pagi, bersih diri, penaikan bendera, makan pagi, kerja bakti, apel pagi, literasi, KBM, hingga tidur malam pukul 22.00-3.00.
"Setelah diterima sebagai siswa SMKN Jawa Tengah, mereka akan mendapatkan Pendidikan Dasar Kepemimpinan (PDK) selama 3 bulan sebagai pola dasar pembentukan karakter siswa," jelas Hardo, M.Pd.
PDK dilakukan saat siswa kelas X, setiap Senin-Jumat setelah Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yakni pukul 15.30-17.00.
Ia akui, dalam proses pengentasan kemiskinan, pihaknya tak hanya berfokus pada bidang kognitif, namun juga menyiapkan afektif dan psikomotorik para siswa agar cakap dan memiliki kualifikasi lebih dibanding lulusan lain.
Terdapat 5 perogram keahlian, yakni Teknik Konstruksi dan Perumahan, Teknik Pemesinan, Teknik Elektronika Industri, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, dan Teknik Instalasi Tenaga Listrik.
Untuk serapan lulusan SMKN Boarding Jawa Tengah periode 2016-2023, dari total 825 alumni SMKN Jawa Tengah di Semarang, 432 orang telah bekerja, 176 orang melanjutkan pendidikan atau kuliah, 5 orang berwirausaha, dan 212 orang dalam proses.
Adapun SMKN Jawa Tengah di Pati, dari total 336 lulusan, 209 orang bekerja, 92 orang kuliah, 12 orang berwirausaha, dan 23 orang dalam proses.
SMKN Jawa Tengah di Purbalingga telah menghasilkan 676 lulusan, sebanyak 461 orang telah bekerja, 67 orang melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, 43 orang berwirausahan, dan 105 orang tengah dalam proses.
Galih Rizki Setyawan, siswa asal Purbalingga yang bersekolah di SMKN Jawa Tengah di Semarang, lulusan tahun 2017 mengaku kini telah bekerja di PT Pamapersada Nusantara.
Bahkan ia sudah diterima bekerja sebelum mengikuti upacara kelulusan.
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Usulkan Aplikasi Pelayanan Publik Diintegrasikan Secara Nasional |
![]() |
---|
Profil Rohmat Marzuki, Anggota DPRD Jawa Tengah Yang Dilantik Jadi Wakil Menteri Kehutanan |
![]() |
---|
Polda Jateng Pastikan Pelayanan SKCK Optimal di Tengah Lonjakan Pemohon |
![]() |
---|
Gubernur Ahmad Luthfi Jamin Tunjangan Perumahan Anggota DPRD Jateng Tidak Naik |
![]() |
---|
Mudahkan Layanan Masyarakat, Ahmad Luthfi Luncurkan Modernisasi Pembayaran Bus Trans Jateng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.