Berita Ekonomi
Harga Gula Turut Melambung Tembus Rp 16.000/kg, Pembeli Teriak: Ngopo Naik Terus?
Di tengah masih tingginya harga beras, harga gula pasir turut mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Di tengah masih tingginya harga beras, harga gula pasir turut mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir.
Di pasar tradisional Kota Semarang, harga gula saat ini bahkan menembus Rp 16.000/kg.
Hal itu seperti diungkapkan pedagang di Pasar Karangayu Semarang, Mardiyah.
Menurut dia, harga gula pasir perlahan meningkat dengan kenaikan mencapai Rp 2.000/kg.
"Harga gula naik drastis. Sekarang eceran Rp 16.000/kg, sebelumnya harga masih Rp 14.000/kg," katanya, Jumat (22/9).
Baca juga: Harga Beras Terus Melonjak, Kualitas Terendah Tembus Rp 14 Ribu/Kg
Baca juga: Daftar Wilayah di Jateng yang Dilanda Kekringan Menurut Data BMKG, Sebagian Masuk Kategori Awas
Ia merasakan adanya kenaikan harga gula pasir itu sejak sepekan lalu, di mana ia masih kulakan komoditas itu dengan harga Rp 640.000/karung (isi 50 kg).
Harga itu kemudian naik bertahap dengan tiap kali kenaikan di kisaran Rp 5.000.
"Harganya naik bertahap, sekarang sudah jadi Rp 720.000/karung," ujarnya.
Dengan adanya kenaikan harga gula itu, Mardiyah tak jarang mendapat protes dari para pelanggannya.
Sebab, bukan hanya gula yang harganya meningkat, harga beras yang mengalami kenaikan beberapa waktu lalu sampai saat ini belum menunjukkan adanya penurunan.
"Pembeli teriak, ngopo naik terus? 'Kenapa harganya naik terus?' Harga beras juga bertahan tinggi. Beras medium Rp 14.000-Rp 14.500 per kg. Tapi memang harganya segitu, kami hanya jual," tukasnya.
Meski demikian, Mardiyah mengaku masih mudah mendapatkan pasokan komoditas itu.
Ia mengaku mendapat pasokan sesuai dengan kebutuhan di kiosnya sebanyak satu karung untuk 2 hari.
"Kalau minta ya ada, sesuai permintaan, hanya harganya yang naik sekali (drastis-Red)," bebernya.
Kenaikan harga gula pasir juga diakui Mursiatun, pedagang di Pasar Surtikanti Semarang.
Ia mengaku mendapat stok pada Jumkat kemarin dalam kondisi harganya yang sudah naik.
Sebelumnya, dia menambahkan, stok lama ia jual dengan harga Rp 15.000/kg. Ia pun kini terpaksa menjual Rp 16.000/kg per Jumat kemarin.
"Hari ini tadi (kemarin-Red) turun dari mobil sudah Rp 15.000/kg. Saya jualnya ya langsung Rp 16.000/kg, naik Rp 1.000 per hari ini *Jumat-Red)," jelasnya.
Senada diungkapkan pedagang lain di pasar tersebut, Arum. Ia kini menjual gula dengan harga Rp 15.500/kg. "Kalau pasokan aman. Harganya yang naik sejak beberapa hari ini," tuturnya.
Jadi atensi
Terpisah, gula pasir merupakan komoditas yang juga telah menjadi atensi Bulog selain beras dan minyak goreng. Pimpinan Wilayah Perum Bulog Jateng, Akhmad Kholisun sempat menyampaikan, gula pasir menjadi satu komoditas yang perlu menjadi perhatian.
"Gula pasir menjadi salah satu yang patut diwaspadai, karena harganya cenderung mulai naik. Tapi Bulog sudah menyiapkan stoknya, jadi insyaAllah aman," ucapnya, usai rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), baru-baru ini.
Sebelumnya, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2023, Senin (11/9) lalu, Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti meminta sejumlah pihak terkait mewaspadai harga gula terus meningkat dalam 3 bulan terakhir.
Menurut dia, harga gula konsumsi pada Agustus 2023 masih di level Rp 14.651/kg, tetapi kini sudah mencapai Rp 14.748/kg, di mana tak ada disparitas yang signifikan, atau harga gula cenderung merata di semua wilayah di Indonesia.
"Yang perlu mulai kita waspadai adalah perkembangan harga gula pasir (gula konsumsi). Kalau kita lihat secara historis 3 bulan terakhir, ada tren kenaikan harga secara perlahan. Memang bertahap, tapi kami lihat tren terus meningkat, dan kecenderungan ini relatif merata di seluruh wilayah, tidak terjadi disparitas yang besar," terangnya.
"Kami akan terus monitor, juga harga dan pasar gula di pasar global. Meski belum ada pengumuman resmi, ada kemungkinan India membatasi ekspor gula mulai bulan depan. Ini perlu diwaspadai, karena India sumber kedua impor gula kita," tambahnya.
Amalia mengungkapkan, pada 2022 RI mengimpor gula sebanyak 2,4 juta ton dari Thailand, kemudian 1,6 juta ton dari India, dan sebanyak 1,3 juta ton dari Brasil. "Perlu diantisipasi, dan kami akan terus pantau perkembangan kebijakan harga gula global," ujarnya. (idy)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.