Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Eks Napiter Abu Tholut Akui Tahun Politik 2024 Rawan Ditunggangi Kelompok Intoleran

Tahun politik di Indonesia berpotensi ditunggangi oleh kelompok-kelompok intoleran ataupun radikaliame untuk memecah belah negara. 

Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM/Rezanda Akbar D.
Eks Napiter Abu Tholut (berpeci dan berjanggut putih) didampingi Kapolsek Kota, Iptu Subkhan (berpeci putih dan berkacamata) saat menyampaikan pandangannya terhadap tahun politik 2024. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS — Tahun politik di Indonesia berpotensi ditunggangi oleh kelompok-kelompok intoleran ataupun radikalisme untuk memecah belah negara. 

Menanggapi adanya itu, Eks Napiter Ketua Mantiqi 3 (Mindanau, Filipina, Singapore, Indonesia, Australia) Jamaah Islamiyah (JI) Abu Tholut, memberikan beberapa pesan kepada para Eks Napiter. 

Pada tahun-tahun politik seperti ini, Abu Tholut mengatakan bahwa dimungkinkan ada peningkatan skala konflik dalam bentuk kepentingan dari kelompok yang terlibat pemilu. 

Baca juga: Sosok Nur Ainun Napiter yang Baru Bebas dari Lapas Perempuan Semarang, Sudah Ikrar NKRI

Selain itu, dimungkinkan ada kelompok-kelompok tertentu yang akan memanfaatkan situasi ini. 

"Biasanya pendukungnya lebih fanatik dari tokohnya sendiri. Atau ada kelompok yang memanfaatkan konflik suasana tersebut, tentunya ada dampak atau efek samping, " katanya saat ditemui Tribunjateng.com di MVR Resto, Senin (25/9/2023).

Menurutnya, efek samping dari panasnya tahun politik ini sangat rawan ditunggangi kelompok radikalisme dan intoleransi. 

"Saya mengimbau kepada masyarakat, umat islam, rekan-rekan eks Napiter jangan sampai terpangaruh isu yang tidak benar hoaks atau yang mempengaruhi kondusivitas," katanya. 

Untuk kondisi rekan-rekan Eks Napiter dalam menyikapi tahun politik, Abu Tholut mengatakan bahwa banyak dari rekan Eks Napiter yang sudah berikrar dengan NKRI. 

"Banyak yang sudah menyatakan ikrar dengan NKRI, sebagian besar dari mereka sudah membaur dengan masyarakat. Termasuk pola pikirnya juga sudah mengikuti apa yang terjadi di masyarakat," jelasnya. 

Dia mengatakan meski demikian ada sebagian kecil dari rekan eks Napiter yang masih punya pikiran pemilu tidak berfaedah. 

Baca juga: Video Kembali ke NKRI, Napiter Eks Jaringan JAD Bebas dari Lapas Perempuan Semarang

"Ada yang mempunyai pemikiran bahwa pemilu tidak ada faedah justru malah ingin menggagalkan, namun kelompok ini sepertinya sudah melemah," terangnya.

Dia berpesan kepada para Eks Napiter untuk bisa memahami islam secara sebenar-benarnya. 

"Marilah memahami islam sebenar-benarnya. Bahwa suatu negara butuh pemimpin. Mari kita menyesuaikan diri pilihannya kalau ada maslahah dan mudorot kita pilih maslahah yang besar kalau mudorot pilih mudorot yang kecil," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved