Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Siswa Bacok Guru di Demak

Terungkap Siswa yang Bacok Gurunya di Demak Jualan Nasi Goreng Tiap Malam, Jadi Tulang Punggung

Kasus pembacokan yang dilakukan oleh MAR (17) terhadap gurunya, Ali Fatkur Rohman (41), semakin terungkap.

Penulis: Tito Isna Utama | Editor: muh radlis
istimewa
Inilah sosok siswa pembacok guru MA Yasua Demak, belum lama ini. Inisial siswa ini adalah MAR, siswa kelas 10. 

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Kasus pembacokan yang dilakukan oleh MAR (17) terhadap gurunya, Ali Fatkur Rohman (41), semakin terungkap.

Kasat Reskrim Polres Demak, AKP Winardi, menjelaskan bahwa pelaku, MAR, yang saat ini telah diamankan oleh Polres Demak, memiliki aktivitas sehari-hari yang mengejutkan.

Selain bersekolah di MA Yasua yang terletak di Desa Pilangwetan, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak, MAR juga berjualan nasi goreng bersama temannya pada malam hari.

Kasat Reskrim menjelaskan bahwa pelaku juga menjadi tulang punggung keluarganya.

"Pelaku dalam kesehariannya pada malam hari membantu keluarga berjualan nasi goreng.

Sejumlah personel Resmob dan Satreskrim Polres Demak berhasil menangkap pelaku pembacokan guru MA Yasua Demak.
Sejumlah personel Resmob dan Satreskrim Polres Demak berhasil menangkap pelaku pembacokan guru MA Yasua Demak. (istimewa)

Membantu tenaga," ungkapnya dalam konferensi pers di Pendopo Polres Demak.

Saat ini, pelaku telah merasa sangat menyesal atas tindakannya.

"Bersangkutan merasa bersalah," kata Kasat Reskrim.

Kasat Reskrim Polres Demak juga menegaskan bahwa pelaku melakukan aksi pembacokan kepada gurunya dalam keadaan sadar dan tidak terpengaruh oleh obat-obatan terlarang atau alkohol.

"Tidak ada, masih dalam keadaan sadar," tegasnya.

Sementara itu, Kepala MA Yasua, Masrukin, menggambarkan pelaku sebagai siswa yang pendiam dan sering absen dari sekolah.

"Anaknya memang pendiam tapi juga sering membolos sekolah," kata Masrukin.

Masrukin juga menjelaskan bahwa pelaku pernah tinggal kelas, dan saat ini, untuk naik ke kelas XI, pelaku harus memenuhi syarat dengan menyelesaikan tugas tambahan untuk meningkatkan nilai yang kurang.

Kasus ini menyoroti pentingnya pemantauan terhadap perilaku siswa di sekolah dan pemberian dukungan saat mereka menghadapi masalah yang mungkin memengaruhi perilaku mereka.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved