Berita Viral
SOSOK Muklis, Bakul Es Nyeni Langganan Majelis Selawatan, dari Habib Syech Hingga Gus Iqdam
Media sosial heboh dengan aksi penjual es di Majelis Sabilu Taubah yang diasuh Gus Iqdam. Setelah ditelusuri, penjual es itu bernama Muklis Bagas P.
TRIBUNJATENG.COM - Media sosial heboh dengan aksi penjual es di Majelis Sabilu Taubah yang diasuh Gus Iqdam.
Setelah ditelusuri, penjual es itu bernama Muklis Bagas Prihantoro.
Laki-laki yang dikenal dengan Muklis Bakul Es punya nyentrik jualan juga tergolong unik.
Yakni dengan mengenakan baju dengan dua saku di depan, kadang pakai jas dan yang pasti mengenakan sarung.
Tak lupa, Muklis juga memakai helm dibalik dan kacamata.
Menawarkan es tehnya pun dengan cara tak biasa.
Dengan teriak-teriak dan intens berkomunikasi dengan para jemaah.
Tak hanya itu, di sela-sela menawarkan es teh dengan berkeliling di lokasi Jemaah duduk mengikuti sholawat itu, dia juga melontarkan kata-kata yang menarik.
Baca juga: Gus Iqdam Cerita Dapat Perlakuan Buruk Saat ke Taiwan, Begini Respon Pihak Imigrasi Bandara Soetta
Baca juga: Profil dan Biodata Gus Iqdam, Ulama Muda Pendiri Majelis Ta’lim Sabilu Taubah
Baca juga: Habib Syech Ajak Warga Kota Tegal Perbanyak Sholawat: Ojo Dangdutan Wae
Muklis mengaku gaya jualannya sekarang ini juga terinspirasi dari pedagang-pedagang asongan lainnya.
Dia melihat banyak yang me-repost dia saat jualan dengan gayanya itu banyak disukai.
“Terus saya lihat-lihat Tiktok ternyata kan ada penjual es teh di (majelis Sabilu Taubah) Gus Iqdam, namanya mas Soni," ucap dia.
"Alhamdulillah sudah terhubung, sudah mulai kontak-kontakan. Dia kan cara jualnya bengok-bengok (teriak-teriak), ketoke tak bawa ke Solo Raya belum ada. Terus saya bawa,” tambahnya.
Kemudian gaya memakai helm dibalik juga meniru.
Kemudian dia kolaborasikan dengan gayanya. Memakai sarung, helm dibalik dan jualan dengan teriak-teriak.
“Es! Es teh! Tuku pora? ora tuku yo wis. (beli tidak? tidak beli ya sudah) Gitu kan," ucap dia.
"Terus banyak Jemaah yang nempeli stiker di helm, terus bikin story,”.
“Terus ditambah, saya terinspirasi juga sama mas Roni bakul cripingnya Sabilu Taubah Gus Iqdam, itu membawa kata-kata,".
"Kelihatannya Solo Raya dikasih kata-kata ya masuk,".
"Saya mencoba, cari kata-kata di tiktok, di google atau dawuh-dawuh dari kyai, habaib, saya masukkan,” sambungnya.
Dia mengaku sejak kecil memang sudah suka dengan selawat.
Dia pun sering menghadiri majelis-majelis selawat.
Awalnya, hadir ke majelis sholawat Habib Syech.
Kemudian dia ikut Habib Ali, keponakan Habib Syech yang di Boyolali. Ikut rutin.
“Sempat sebelum terjun ke ini (jualan es teh), saya sudah terjun ke dunia penjualan di majelis, disuruh beliau (Habib Ali) jualan parfum dulu," ucap dia.
Baca juga: Tegas! Habib Syech Larang Dua Hal Ini, Tak Hanya Beri Teguran ke Ahbabul Musthofa Bawakan Ya Nafsuti
"Di setiap majelisnya beliau. Kemudian ada Habib Syech di Klaten. Iki ketoke dodol es teh cocok (Ini sepertinya jualan es teh cocok),” imbuhnya.
Dia pun lalu membikin tepak atau nampan sendiri untuk memulai jualan es.
Namun itu tidak bertahan lama.
Baru dua, tiga kali jualan, dia berhenti.
“Terus saya nikah. Masih keliling majelis tapi sudah nggak jualan lagi,” jelasnya.
Sebelum jualan es teh lagi, dia sempat juga bekerja sebagai kurir di jasa paket.
Juga pernah bekerja di toko parfum.
Kemudian seiring berjalannya waktu, sekitar tiga bulan lalu, muncul ide untuk jualan eh teh lagi di majelis-majelis sholawat.
“Mentalnya sudah kebentuk dulu. Sudah berani berjalan ke jemaah-jemaah. Dulu pas Azzahir di Alun Pancasila Cepogo, pas peresmian Alun-alun Pancasila, saya kontak teman saya pedagang peci," ujar dia.
"Saya kontak, pak jenengan ada juragan es teh sing ngasong-ngasong niku mboten (pak, anda ada kontak juragan es teh yang menawarkan itu tidak)? Ada, terus dikirimi (nomer kontaknya),” imbuhnya.
Dia kemudian ikut. Namun saat jualan tersebut dirinya ingin memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan pedagang asongan lainnya.
“Dulu fashion saya pokoke sarungan. Ingin ada ciri khas tersendiri, saya sarungan, bawa peci, terus jalan. Dimulai dari senang sholawatan," ujar dia.
"Kalau sudah mulai sholawatan, sambil bengak-bengok (teriak) sholawatan, jadi orang itu memandang ada ketertarikannya, tertarik,".
"Dulu pas itu belum pakai helm. Terus saya lihat-lihat, terus banyak yang repost story bakul es nyeni, gayeng ki,” tambahnya.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Inspirasi Jualan Nyentrik Muklis Bakul Es Boyolali : Dari Pedagang Asongan Majelis Gus Iqdam Blitar
| Viral Bansos Lansia di Tegal Dipotong Rp 100 Ribu dan Disuruh Beli Buku Ibu Hamil |
|
|---|
| Siswa SD Meninggal Dunia Setelah Kepalanya Dipukul Guru Dengan Batu, Demam dan Kejang |
|
|---|
| Nasib Terkini Misman Jukir Liar Alun-alun Kota Tegal, Keseharian Buka Lapak Pecel Lele |
|
|---|
| "Saya Sudah Cerai!" Bentak Pak Lurah Saat Digerebek Ngamar Bareng Simpanan Oleh Anak Perempuannya |
|
|---|
| GEGER Pria Ngamuk Keluarkan Airsoft Gun di Kantor Pemkab Sragen, Ancam Bunuh Wanita PNS |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.