Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Respons PDIP Pasca-Pertemuan Jokowi-SBY: Tujuannya Apa?

Jokowi dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan pertemuan di Istana Bogor, Jawa Barat, pada Senin (2/10).

Editor: m nur huda
Setkab/Anggun
Presiden Jokowi berbincang santai dengan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di halaman belakang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (9/3/2017) siang. 

Djarot mengatakan pertemuan Jokowi dengan SBY merupakan silahturahmi yang sangat bagus.

"Ya enggak apa-apa toh wong ketemu saja membangun silaturahmi bagus, berkomunikasi kan bagus ya," kata Djarot di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/10).

Terlebih, dia menyebut SBY merupakan presiden keenam RI. Sehingga, bagus ketika kedua tokoh pemimpin itu bertemu.

"Jadi, apalagi beliau ini kan presiden sebelumnya, bagus. Kami apresiasi bahwa Pak Jokowi dapat berkomunikasi dengan berbagai pihak," ujar Djarot.

Menurut Djarot, komunikasi yang dibangun Presiden Jokowi dengan berbagai tokoh guna mewujudkan stabilitas politik yang bagus.

"Tujuannya apa? Tujuannya ya kita di tahun politik ini kita bisa membangun stabilitas politik yang bagus," ucap dia.

Pertemuan kedua tokoh tersebut juga mendapat apresiasi, salah satunya datang dari Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah.

“Adem kalau presiden dan mantannya akur. Sehat selalu pak SBY dan pak Jokowi,” kata Fahri Hamzah melalui keterangan kepada wartawan, Selasa (3/10).

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin, memaknai pertemuan itu sebagai silaturahmi, guna menjajaki segala kemungkinan yang ada kedepannya.

Yang pertama, menurut Ujang, bisa jadi Presiden Jokowi ingin belajar dari SBY, bagaimana mengakhiri jabatan sebagai pemimpin negara secara 'soft landing'.

Sebab Ujang melihat dengan kondisi saat ini agak berat bagi Presiden Jokowi untuk mengakhiri jabatannya nanti di 2024 dengan aman.

"Saya sih melihat Jokowi ingin kelihatannya ingin belajar dari SBY soal landing, artinya ketika dulu SBY landing 2014 itu kan smooth, aman, walaupun ketika itu SBY sudah mempersiapkan landingnya setahun terakhir," kata Ujang saat dihubungi, Selasa.

Yang kedua, kata Ujang, memaknai pertemuan itu mungkin saja membahas isu-isu strategis, terutama urusan pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Diketahui, Partai Demokrat memberikan dukungannya kepada Ketum Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (Capres) dalam Pilpres 2024.

"Apakah memang Jokowi dukung Prabowo atau tidak? bisa iya juga bisa tidak. Kecenderungan dukung Prabowonya sih tinggi, dilihat dari tanda sinyal-sinyal politik yang ada, salah satunya Kaesang jadi ketua umum PSI," ucap Ujang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved