Berita Bali
Nasib 16 Jenazah Telantar di Bali, Ada yang WNA, Hingga Sudah 2 Tahun Tak Ada yang Ambil
Beberapa di antaranya sudah ditinggal di RS selama dua tahun, dan yang lainnya merupakan warga negara asing.
TRIBUNJATENG.COM - Nasib 16 jenazah telantar di RSUP Sanglah kini sudah dikremasi.
Sebelum dikremasi, jenazah tersebut memiliki proses yang rumit untuk benar-benar dinyatakan telantar.
Beberapa di antaranya sudah ditinggal di RS selama dua tahun, dan yang lainnya merupakan warga negara asing.
Baca juga: Rico Ceper Hebohkan Warga Semarang di Ronda Sore Alfamart
Baca juga: Banyak yang Tak Lolos Seleksi, BOP Pesantren Hanya Diperoleh 5 Ponpes di Blora
Baca juga: Cara Gampang Intip Password Wifi Tetangga dari Android, Thetering Gratis Tanpa Repot
Ada sebanyak 16 jenazah telantar di RSUP Sanglah yang kini bernama Rumah Sakit Umum Pusat Prof Ngoerah Bali.
Salah satu jenazah adalah warga negara asing Jerman dari RS Bali Mandara.
Sementara 15 jenazah dari RSUP Prof Ngoerah Bali adalah delapan jenazah dewasa yang dua di antaranya warga Australia dan tujuh jenazah bayi.
Sebanyak 16 jenazah tersebut kemudian dikremasi di Krematorium Mumbul.
Direktur Layanan Operasional RSUP Prof Ngoerah Bali, Dokter I Gusti Lanang, menyatakan dari 16 jenazah terdiri dari 15 jenazah dari RSUP Prof Ngoerah Bali dan satu lagi warga negara asing (WNA) Jerman dari RS Bali Mandara.
Menurutnya proses belasan jenazah itu hingga dikremasi cukup panjang dan rumit.
Pihak rumah sakit, menurut Lanang, benar-benar harus mendapat kejelasan bahwa jenazah tersebut tak mendapat pengakuan dari keluarga sehingga bisa sah dinyatakan telantar.
Lalu, institusi terkait menyerahkan ke RSUP Prof Ngoerah Bali dan dikemasi secara massal.
Bahkan, ada jenazah yang sudah disimpan selama dua tahun di RSUP Prof Ngoerah Bali karena butuh kepastian hukum.
"Jenazah ini telantar ada dua tahun Agustus 2021dan terakhir Maret 2022."
"Setelah menelusuri kedutaan terkait bisa diserahkan akhirnya memeroleh kejelasan sehingga tidak ada diakui dikategorikan telantar sehingga diambil alih massal," ucapnya.
Lanang juga mengatakan, pemilihan hari kremasi berdasarkan hari baik menurut agama Hindu.
Pembiayaan kremasi jenazah telantar dari program corporate social responsibility (CSR).
Jumlah biaya pembebasan perawatan dan penitipan jenazah di RSUP Prof Ngoerah Bali sebesar Rp 2.386.276.800. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "16 Jenazah Telantar di RSUP Ngoerah Bali, Ada Jasad WNA yang Tersimpan 2 Tahun, Kini Dikremasi Massal"
| Megawati Soekarnoputri Kembali Pimpin PDIP, Ini Sikap Politik ke Prabowo |
|
|---|
| Anggota Polda Bali Ditemukan Tewas di Jembatan Tukad Bangkung: Apa yang Terjadi? |
|
|---|
| Tujuh Turis Asing Terjebak di Vila saat Banjir Landa Denpasar |
|
|---|
| Pabrik Narkoba di Bali Barang Dipasarkan Seperti Vape |
|
|---|
| Awal November 2024 di Tabanan Bali Dilanda Hujan Es, Rekaman Video Viral di Media Sosial |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/ILUSTRASI-Kamar-mayat-1.jpg)