Berita Internasional
Apakah Intelijen Israel Tak Mengendusnya? Berikut Fakta dan Kronologi Serangan Hamas ke Israel
Tanpa diduga, penguasa militan Hamas di Gaza menggempur Israel pada Sabtu (7/10/2023)
Para pejabat Hamas menyitir hal-hal pemicu ketegangan yang telah lama berkecamuk antara Israel dan Palestina.
Masalah perselisihan keduanya di antaranya terkait dengan kompleks Masjid Al Aqsa yang sensitif, yang disucikan oleh umat Muslim dan Yahudi serta tetap menjadi inti emosional dari konflik Israel-Palestina.
Klaim masing-masing pihak atas situs ini, yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Bukit Bait Suci, berujung pada kekerasan sebelumnya, termasuk perang berdarah selama 11 hari antara Israel dan Hamas pada 2021.
Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok agama nasionalis Israel, seperti Menteri Keamanan Nasional Ben-Gvir, justru meningkatkan frekuensi kunjungan mereka ke kompleks tersebut.
Pekan lalu, saat perayaan Sukkot, festival panen Yahudi, ratusan Yahudi ultra-Ortodoks dan aktivis Israel mengunjungi lokasi tersebut, memicu kecaman dari Hamas dan tuduhan bahwa orang-orang Yahudi berdoa di sana dan melanggar perjanjian status quo.
Pernyataan Hamas juga mengutip perluasan pemukiman Yahudi di tanah yang diklaim Palestina sebagai negara masa depan mereka dan upaya Ben-Gvir untuk memperketat pembatasan terhadap tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Baru-baru ini, ketegangan meningkat seiring dengan protes keras warga Palestina di sepanjang perbatasan Gaza.
Dalam negosiasi dengan Qatar, Mesir, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Hamas mendorong konsesi Israel yang dapat melonggarkan blokade yang telah berlangsung selama 17 tahun di wilayah tersebut.
Hal tersebut diyakini dapat membantu menghentikan krisis keuangan yang semakin parah di Palestina, yang telah menuai kritik publik terhadap pemerintahan Hamas. Beberapa analis politik menghubungkan serangan Hamas dengan perundingan yang ditengahi AS mengenai normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi.
Sejauh ini, laporan mengenai kemungkinan konsesi kepada Palestina dalam perundingan hanya melibatkan warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, bukan Gaza.
“Kami selalu mengatakan bahwa normalisasi tidak akan mencapai keamanan, stabilitas, atau ketenangan,” kata Bassem Naim, seorang pejabat senior Hamas, kepada AP.
Serangan terjadi ketika warga Israel terbelah
Gempuran Hamas terjadi pada saat Israel mengalami masa-masa sulit.
Pemerintah Israel tengah menghadapi protes terbesar dalam sejarahnya atas usulan Netanyahu untuk melemahkan Mahkamah Agung saat ia diadili karena korupsi.
Gerakan protes tersebut, yang menuduh Netanyahu melakukan perebutan kekuasaan, telah memecah belah masyarakat Israel dan menimbulkan kekacauan di dalam militer Israel.
Daftar 4 Negara Sudah Bisa Bayar Pakai QRIS: Jepang Terbaru, China Segera Menyusul? |
![]() |
---|
Rekaman Mengerikan Banjir Monsoon di Pakistan, Ratusan Orang dilaporkan Tewas |
![]() |
---|
Kakek 76 Tahun Tewas Setelah Teperdaya AI yang Pura-Pura Jadi Wanita Mengajak Bertemu |
![]() |
---|
Pria Baru Bebas dari Penjara Pukuli Ayahnya hingga Tewas di Rumah |
![]() |
---|
Bayi Prematur Meninggal Setelah Dilahirkan secara Caesar demi Tanggal Hoki |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.