Impor Beras 2 Juta Ton Masuk November
pemerintah akan melakukan impor beras sebesar 2 juta ton, yang ditargetkan selesai paling lambat November 2023.
Dalam keterangannya selepas panen, Jokowi berharap panen semester kedua tahun ini yang dilaksanakan di beberapa daerah dapat menambah pasokan cadangan beras nasional.
“Ini kami senang melihat hasilnya. Saya kira ini 1 hektare bisa 9 ton. Memang padat sekali saya lihat, dan kami harapkan dari panen-panen inilah pasokan beras bisa menambah cadangan kita,” ucapnya.
Belum memenuhi
Meski demikian, Presiden menilai, hasil panen raya tersebut masih belum dapat memenuhi kebutuhan beras nasional. Oleh karenanya, dibutuhkan penambahan stok cadangan beras nasional hingga 1,5 juta ton sampai akhir 2023.
“Tapi memang masih kurang, sehingga dari stok yang ada di Bulog saat ini 1,7 juta ton masih menambah lagi, sampai akhir tahun kira-kira 1,5 juta ton,” ungkapnya.
Jokowi menjelaskan, hal itu karena tingkat produksi beras nasional akan berkurang karena kekeringan yang diakibatkan oleh fenomena El Nino.
“Problem itu (El Nino-Red). Oleh sebab itu, kenapa kami tambah 1,5 juta ton cadangan kita, karena El Nino, apa pun memberikan pengaruh kepada produksi, memberikan pengaruh kepada hasil panen yang ada,” terangnya.
Presiden sempat menyinggung naiknya harga gabah dan beras. Menurut Presiden, para petani merasa senang karena sekarang ini harga gabah naik. Harga gabah mencapai Rp 7.600/kg. "Petaninya senang harga gabah mahal," tukasnya.
Namun di satu sisi, naiknya harga gabah menyebabkan harga beras juga naik. Kenaikan harga dikhawatirkan terus terjadi apabila pasokan kurang.
"Ini yang nggak seneng, pembeli berasnya. Harus kita atasi dengan menggerojokan sebanyak-banyaknya, memasok sebanyak-banyaknya ke pasar, agar harga bisa turun," terangnya. (Tribunnews/Taufik Ismail/Dennis Destryawan/Kompas.com/Elsa Catriana/Kontan/Handoyo)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.